1. First Meet

301 137 650
                                    

"Jovi!" panggil seseorang dari belakang yang secara otomatis membuat Jovi menengok.

Mark Lee.

Mark adalah teman Jovi sejak SMA.

Jovi dan Mark satu kampus, Sebenarnya Mark itu diterima di kampus yang lebih baik daripada kampusnya saat ini namun Mark memilih kampus yang sama dan jurusan yang sama juga dengan Jovi. Dia bilang ga bisa jauh dari Jovi katanya, berlebihan bukan? Jovi yang mendengarnya pun merasa geli.

"apaan?"

"balik bareng gue ya?"

"ya kan biasanya juga bareng lo Mark." Mark cuma nyengir dan merangkul Jovi.

Jovi cuma bisa memutar bola matanya malas.

"Jov nonton gue dulu yuk, gue mau tanding basket nih." ajak Mark

"males ah banyak cowok." tolak Jovi.

"chatime hazelnut choco milk tea large topping pudding." Mark memasang puppy eyes bukannya gemas malah pengen nimpuk rasanya.

"Kuy!" jika sudah chatime Jovi tidak bisa nolak karena itu minuman favoritnya.

"Yeuuu dasar." Ucap Mark sembari mengacak-acak rambut Jovi.

"Mark!" Teriak jovi dengan muka kesal.

Mark tertawa. "Udah ah yok ke lapangan."

Jovi hanya pasrah dan mengikuti langkahnya menuju lapangan basket.

"Jov gue udah ganteng belum?" tanya Mark sambil membenarkan rambutnya dengan tangan kanannya.

"Udah, udah ganteng kek kiwil."

"Sialan lo ganteng gini disamain sama kiwil."

Jovi memutar bola matanya malas dan jalan mendahului Mark.

Sampai di lapangan Jovi melihat tribun sudah terisi penuh oleh penonton yang mayoritas cewek.

Jovi duduk disalah satu bangku penonton.

Setelah beberapa menit, Mark dan kawan- kawannya mulai memasuki lapangan. Gedung ini menjadi ricuh karena teriakan-teriakan penggemar mereka.

"WOI WOI ITU JAEHYUN GANTENG BANGET TOLONG MIMISAN GUE."

"YUTA WOI MUNDURAN DIKIT NAPA GANTENGNYA JANGAN BERLEBIHAN PUSING GUE LIATNYA."

"WOI WOI MARK MAEN WOI."

"JAEHYUN GANTENGNYA GA NGOTAK SUMPAH DI FILTER DONG GANTENGNYA JANGAN KELEWATAN."

Banyak yang meneriaki nama kak Jaehyun. Wajar saja karena kak Jaehyun memiliki wajah yang tampan yang membuat cewek-cewek menyukainya.

Dari pada Jovi mendengar teriakan orang-orang yang sedang menyemangati pemain basket, Jovi memilih buat mendengarkan musik lewat earphone miliknya.

Tiba-tiba seseorang duduk menempati kursi kosong disebelah Jovi.

"Kok lo ga ikutan teriak-teriak sih?" Tanya cowok yang duduk disebelah Jovi.

Merasa ada yang berbicara padanya Jovi menoleh dan melepas earphonenya.

Deg.

Kim Doyoung.

Orang yang selama ini Jovi kagumi secara diam-diam yang bahkan Mark pun tidak tau tentang itu.

"Mm.. kakak bicara sama saya?" Tanya Jovi ragu.

"Bukan gue ngomong sama tiang."

"Oh gitu ya kak." Jawab Jovi dengan polos.

"Ya sama lo lah dikata gue orang stres ngomong sama tiang." Jawab Doyoung kesal.

Bodoh.

Jovi merutuki dirinya karena disaat pertama kali berbincang dengan seseorang yang ia kagumi selama ini, bukannya membuat first impression yang bagus ia malah membuat dirinya terlihat sangat bodoh.

Bodoh banget kenapa si lo tuh jovinka.

"Hehe maaf kak, kakak tadi bilang apa ya?"

"Lo kok ga ikutan teriak-teriak kek yang lain?"

"Males kak ngapain juga."

"Dih nyemangatin pacar lo lah."

"Ha? Pacar? Siapa?"

"Lah Mark kan pacar lo."

"Bukan kak, saya sama Mark temenan doang kita temenan dari sma."

"Oh gitu."

"Iya hehe."

"Lo tadi lagi dengerin apaan sih?" Tanya Doyoung.

"Musik, kakak mau?" Ucap Jovi yang menawarkan salah satu earphonenya.

"Boleh deh disini banyak polusi suara."

Jovi tertawa. "nih."

Doyoung memakai earphone dan Doyoung  seperti tidak asing dengan lagu yang diputar oleh Jovi di spotify.

Hitam Putih - Fourtwnty

"Lo suka Fourtwnty?" Tanya Doyoung pada Jovi.

"Iya suka, gegara mas mantan dulu sering nyanyi ini terus lagunya enak jadi suka deh."

"Yah gamon nih ceritanya?" Tanya Doyoung dengan nada meledek.

"Ih nggaaak, enak aja gitu lagunya."

Doyoung tertawa sedangkan yang ditertawakan hanya bisa memasang muka cemberut.

Mereka terdiam menikmati lagunya.

"Susah ya menjalin hubungan sama orang yang ga satu frekuensi. Kayak lagu ini selalu berlawanan, tak pernah sewarna dan tak searah. Kayak dipaksa buat melepaskan meskipun kita masih ada rasa."

"Pengalaman kayaknya nih" ejek Jovi.

"Iya."

Jovi kaget dengan perkataan Doyoung ia pikir Doyoung takkan mengiyakannya.

"Kita harus belajar ikhlas melepaskan.  Meskipun itu susah, percayalah Tuhan mempunyai rencana yang lebih indah. Mungkin kakak akan mendapatkan seseorang yang lebih baik dari sebelumnya. Semangat kak." Jovi mengangkat lalu mengepalkan kedua tangannya untuk memberi semangat pada Doyoung.

Doyoung tersenyum "thanks."

Tak lama pertandingan selesai dan grup Mark yang memenangkan pertandingan ini dengan skor 36:32.

Mark berjalan menghampiri Jovi yang ada di tribun.

"Eh bang doy, nungguin siapa bang?"

"Noh nungguin si Yuta gue."

"Oooooo."

"Balik ga jov?" Tanya Mark pada Jovi.

"Yaiyalah lo mau nginep disini?"

"Yaudah ayok, bang gue duluan ya." Pamit Mark pada Doyoung.

"Kak duluan ya." pamit Jovi.

"Iya hati-hati."

Jovi sangat senang ia tidak menyangka kalau ia berbicara dan mendengarkan musik bersama kating yang ia sukai sejak pertama masuk kampus.

Ga rugi juga ternyata gue ikut nontonin Mark.

In Silent - DoyoungWhere stories live. Discover now