lima: rasa

3.6K 674 44
                                    

kang gombal



Asahi, aku tidak akan pulang hari ini. Mungkin untuk beberapa hari ke depan juga, nanti kukabari jika aku pulang.

Aku sudah masak sarapan dan beberapa lauk makan malam, tinggal kau panaskan saja.

-Jaehyuk



Asahi terdiam membaca sticky note biru di atas tudung saji. Asahi menatap lauk pauk di dalamnya.




Ia duduk dalam keheningan, meraih sumpit dengan perlahan..




"selamat makan," ucapnya pelan.



.
.
.



"eh?"




Asahi menoleh. Mashiho terlihat melihat kekiri dan kekanan, membuat Asahi kebingungan.




"kenapa?" tanya Asahi




"tidak ada Jaehyuk? Dia tidak makan siang hari ini?" Mashiho tanya balik.




Asahi mengalihkan pandangan, fokus kepada makan siangnya tanpa berkeinginan untuk menjawab pertanyaan Mashiho.




Mashiho memiringkan kepala, bingung dengan respon sahabatnya.




Pemuda yang lebih tua mengangkat alis begitu menemukan sosok tidak asing berjalan ke kantin bersama teman-temannya.




"oh? Itu Jaehyuk!"



Asahi menelan dengan kasar. Pura-pura tidak tahu apa yang akan dilakukan Mashiho selanjutnya. Tentu saja, ia akan melambai ke arah Jaehyuk dan memanggilnya kemari.




"Jae!"




"o-oh! Hai!"




"mau makan bersama? Kebetulan kita berdua saja,"





Jaehyuk melirik Asahi yang kembali melahap makan siangnya. Ia menatap Mashiho, tersenyum kecil, lalu menggeleng.






"terima kasih, tapi aku sedang bersama teman-temanku.."






"o-oh.." Mashiho melirik Asahi, "b-baiklah.." lanjutnya sebelum kembali melambai pada Jaehyuk yang berjalan pergi.





Mashiho menatap Asahi yang menaruh sumpitnya. Ia berangkat dari duduk, membawa nampan yang masih setengah.





"aku duluan.."





"S-Sahi!"



.
.
.




Asahi memandangi langit-langit kamar. Tidak tahu mengapa dan siapa yang mengganti playlist-nya, tapi Asahi rasa malam ini lagu-lagu yang menemaninya terkesan berbeda.





Ada rasa asing yang mungkin hanya satu dua kali datang menghampiri Asahi.






Satu kali saat ia tahu kakak tingkat populer menyukai Jaehyuk.







Satunya lagi adalah saat ini.






"lalu bagaimana denganmu?"





"......"





"bagaimana denganku?"





Asahi menatap lacinya. Tempat ia menyimpan buku berisi sticky note dari Jaehyuk.





Ah, benar. Dia belum memasukan yang tadi pagi.





Asahi berdiri dengan lesu. Mengingat di mana ia menaruh sticky note tadi pagi lalu membuka lembar demi lembar halaman yang memunculkan kenangan.





Asahi ingat hari pertama Jaehyuk menghadiahkannya cokelat.





Asahi, ini untukmu.

-Jaehyuk






Atau saat Jaehyuk mengajaknya untuk makan bersama pertama kali.





Asahi, aku punya teman yang suka musik. Mau makan bersama?

-Jaehyuk





Atau saat mereka tau mereka adalah teman satu kamar.



Asahi, maaf aku bingung bagaimana membangunkanmu dan aku tidak tahu jadwal kuliahmu. Ini sarapan, semoga kau suka :D

-Jaehyuk




Juga ingat bagaimana pertama kali Jaehyuk mengungkapkan rasa. Ia mabuk saat itu, dengan hidung memerah ia menatap Asahi.





"Asahi, kau tahu bahwa aku menyukaimu?"





"tidak tahu? Baiklah, kukatakan sekarang. Aku. Suka. Asahi!"






Rasa sesak itu kembali. Asahi menggigit bibirnya.





"lalu bagaimana denganmu?"





Pertanyaan Mashiho kembali terngiang di kepala.




"a-aku..."




Piip piip piip





Asahi menoleh cepat. Suara password pintu terdengar nyaring. Ia dengan cepat membuka pintu kamar, berlari menuju pintu depan.




Maniknya menangkap wajah terkejut Jaehyuk dengan kantung plastik berisikan banyak bahan makanan.




"k-kau belum tidur?"



Tanpa bicara, Asahi berlari untuk memeluk tubuh tinggi Jaehyuk yang terkejut.



Ia reflek melepaskan belanjaannya dan membalas pelukan Asahi.




"A-Asahi?"




Jaehyuk rasakan punggung Asahi yang bergetar.





"hei, kau tidak apa-apa?"




Asahi menggeleng kuat. Semakin mengeratkan pelukannya.





Ah..




Mungkin Asahi pernah punya rasa jengkel dengan orang-orang seperti Jaehyuk. Yang bermulut manis, yang jago gombal, populer dan dapat melakukan apa saja.




Tapi..





Semua kumpulan sticky note dan kenangan bersama pemuda dipelukannya bukankah sudah menjadi bukti bahwa Jaehyuk tidak bermain-main dengan perasaannya?




Ia bahkan pulang tengah malam untuk mengisi kulkas.




"Jae, maaf.." ucap Asahi sedikit terisak





"h-huh??"





kang gombal

tbd




Wew, dah lama ya sksksk

[✔️] kang gombal ; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang