empat: ada apa?

3.8K 713 89
                                    

kang gombal

Asahi terbiasa dengan Jaehyuk yang selalu menggodanya. Di kelas, di kantin, di dorm, di ruang mana pun ketika mata yang lebih tua dapat menemukan yang lebih muda.

Risih?

Asahi risih tentu. Awalnya. Tapi karena terlalu sering, maka Asahi hanya akan mengabaikan semua yang Jaehyuk lakukan kepadanya.


Tapi tidak kali ini.


Tidak setelah malam ini Jaehyuk kembali ke dorm dengan wajah menyeramkan. Tidak menyapanya sama sekali.


Pemuda Yoon itu hanya melihat Asahi yang sedang makan di ruang tengah dengan sekilas lalu berjalan ke kamarnya.



Bohong jika Asahi tidak khawatir. Siapa saja akan khawatir dengan perubahan drastis dari orang yang selama ini selalu bersamamu.


Tapi Asahi bingung harus bagaimana bertanya ada apa kepada yang lebih tua.

.
.
.


Asahi diam di ruang tengah. Sudah hampir dua jam dan Asahi tidak lihat tanda-tanda Jaehyuk akan keluar dari kamarnya.

Maka dengan keberanian dan rasa penasaran yang ada, Asahi berjalan pelan menuju pintu kamar Jaehyuk.

Ia meneguk liur dengan kasar. Entah kenapa ia menjadi gugup hanya untuk mengetuk pintu.



Setelah menarik napas beberapa kali, Asahi akhirnya mengetuk pintu sebanyak tiga kali sebelum memanggil nama pemilik kamar.



"Jae?" panggil Asahi tidak pelan dan juga tidak nyaring.



Tidak ada jawaban.



Asahi kembali kebingungan. Kini tangannya terulur pada gagang pintu.



Tidak. Tidak boleh masuk begitu saja.


"Jae kau sudah makan?"


Kembali tidak ada jawaban.


Asahi menghela napas. Mungkin Jaehyuk sudah tidur, pikirnya.



"Jae, kalau kau lapar ada ayam goreng. Kau juga belum mandi, lebih baik bersihkan dirimu sebelum tidur," ucap Asahi lalu berjalan menuju kamarnya yang tidak jauh dari sana.


.
.
.


Pukul 11 malam.


Asahi yang sedang berselancar dengan ponselnya berhenti ketika mendengar suara pintu terbuka.



Dengan cepat ia membuka pintu kamar miliknya dan bertemu tatap dengan Jaehyuk yang kini berdiri di depan pintu kamarnya.

"J-Jae?"


Wajah Jaehyuk datar, benar-benar tidak ada ekspresi apapun. Sangat berbeda dari Jaehyuk yang biasa.


"a-ada apa?" tanya Asahi


"Sahi.." panggil Jaehyuk pelan. Suaranya serak, entah baru terbangun dari tidurnya atau dia memang tidak memakai suaranya sedari tadi.


Asahi menunggu Jaehyuk untuk menyelesaikan ucapannya.



"katakan padaku..." Jaehyuk kembali berbicara.


"apa kau membenciku?"



"h-huh? Apa maksudmu?"




Jaehyuk menghela napas, "kutanya, apa kau membenciku?" Jaehyuk mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan nada sedikit jengkel.



"Jae? Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"


"karena kau tidak suka denganku maka aku bertanya apa kau juga membenciku?"



"apa kau benci satu kamar denganku?"


"apa kau benci setiap hari mendengar rengekanku, mendengar rayuanku, aku menganggumu, menjahilimu, kau benci itu?"



"Jae?"


"ah, apa dari awal kau memang tidak pernah sekalipun suka dengan segala perlakuanku?"


"apa yang kau bicarakan?"



Jaehyuk menghela napas. Rambutnya ia acak dengan geram. Matanya merah, bibirnya gemetar.



"Sahi kalau kau tidak menyukaiku katakan saja padaku,"


"jelaskan, agar aku tidak berharap banyak setiap kali kau terima perlakuanku kepadamu,"



"kalau kau tidak suka aku peluk, lepaskan,"



"kalau kau tidak suka aku mengusap kepalamu, tepiskan,"




"kalau kau tidak suka aku ganggu dan goda setiap hari, katakan kepadaku dengan jelas,"


Jaehyuk menghela napas. Maniknya sendu.



"aku lelah, Sahi.."



Asahi terdiam. Ia benar-benar melihat sisi lain dari Jaehyuk yang tidak pernah ia lihat sama sekali.



Jaehyuk yang rapuh. Jaehyuk yang tidak berdaya.



Dan itu semua karenanya.




Tiba-tiba Asahi teringat dengan percakapannya dan Mashiho tempo hari.




"sampai kapan?"


"sampai dia menyerah,"


"lalu bagaimana denganmu?"






Jaehyuk sudah menyerah. Lalu, bagaimana denganmu Asahi?





Kang gombal

tbd

[✔️] kang gombal ; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang