PDKT

680 28 1
                                    

Sebuah lamaran terjadi begitu saja. Tia Vamela, perempuan itu menatap diam melihat sebuah cincin yang dipegang oleh seorang pria di depannya.

"Maaf, Aku gak mau, Rio," tolaknya pada pria yang bernama Rio Andrian-dia adalah sahabatnya.

"Kenapa?"

"Aku mencintai pria lain, Rio," jawab Tia.

"Jinata maksud kamu?"

"Ya." Jinata adalah sahabatnya juga, tapi dia mempunyai perasaan yang lebih pada pria itu, bukan pada pria yang berada dihadapannya saat ini.

Rio tersenyum kecewa.

"Maafkan aku, Rio.."

Pria itu menggeleng pelan. "Maafkan aku juga, Tia.. aku sudah bilang pada Jinata kalau aku sudah melamarmu dan akan menikah dengan kamu sebulan ke depan."

Hal itu membuat Tia terkejut. "Kenapa kamu melakukannya?" Marahnya.

"Entahlah.. mungkin karena aku ingin kamu jadi istriku.." kata Rio.

Tia langsung masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu. Wanita itu mengambil ponselnya yang berada di dalam kamar dan menelepon Jinata.

"Assalamu'alaikum.. Tia.." suara Jinata terdengar.

"Wa'alaikumsalam.. Rio dan aku.." Tia tak bisa melanjutkan perkataannya, karena Jinata memotong pembicaraannya.

"Kalian sudah bertunangan kan? Rio sudah bilang padaku kemarin.. dia bilang kalau dia melamar kamu dan kamu menerimanya. Aku sangat senang mendengarnya, selamat yahh!" Nada suara Jinata terdengar sangat bahagia. Tentu saja hal itu membuat Tia sangat kecewa. Pria itu hanya menganggapnya sebagai teman.

"Ah.. iyah.. makasih.." lirihnya.
_______

Tangisan pecah saat Tia berada di tangga darurat sebuah hotel. Hari ini adalah pernikahan Jinata dengan seorang wanita yang bernama Hanna.

Seseorang duduk di samping Tia. Tia mendongkak dan melihat ke arah samping. Rio menghapus air matanya dengan lengan bajunya.

"Rasanya aku ingin memeluk kamu, tapi kita belum halal."

Tia menundukkan kepalanya. "Jangan bercanda, Rio. Aku sedang tak mood."

"Aku sedang serius. Menikahlah denganku, Tia. Aku siap menjadi pelarian kamu," kata Rio.

"Aku nggak mau jadi wanita jahat yang menjadikan kamu pelarian."

"Kamu nggak jahat. Lagian aku ingin kamu bersama denganku. Aku akan berusaha membuatmu mencintaiku. Jadi menikahlah denganku.."
________

Rio dan Tia melangkah keluar dari gedung hotel. Rio memaksa Tia untuk pulang bersamanya. Tia pun menyerah dan menuruti kemauan pria itu. Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan Rio langsung melajukan mobilnya.

"Aku akan langsung bilang pada Mamah kalau kita akan menikah," kata Rio tiba-tiba.

Tia mendelik. "Terserah.."

"Ouh.. jadi kamu mau nih nikah sama aku," ucap Rio melihat ke arah Tia.

"Rio, awas motor!" Teriak Tia mengagetkan Rio. Sebuah motor, tiba-tiba berada tepat di depan mobilnya. Rio langsung banting stir dan menabrak tortoar.

Kepala Tia membentur jendela dengan keras. Ada darah yang mengalir di pelipisnya. Dia melihat Rio yang pingsan dan kepalanya berada di atas stir.

"Rio.." panggil Tia lirih. Tangan wanita itu bergetar menyentuh pipi Rio. Air matanya menetes begitu saja, melihat keadaan pria itu. Beberapa orang menghampiri mobil. Tia mengambil ponselnya dan langsung menelepon Jinata. Ya, dipikirannya saat ini adalah Jinata.

Your Eyes (Mini SERIES Of HEART GAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang