Pergi

447 29 4
                                    

Perlahan mata Tia terbuka, dirinya merasakan ada seseorang yang berbaring di sampingnya. Tia sedikit terkejut saat melihat Rio. Namun dirinya teringat kalau dia sudah menikah dengan pria itu. Ya, dia merasa aneh dengan statusnya sebagai istri Rio. Padahal mereka sudah menikah empat tahun lamanya. Karena Rio bersikap seolah-olah mereka adalah sahabat. Rio memeluknya erat. Namun Tia berusaha melepaskan diri dari pria itu.

"Rio, bangun, udah subuh," kata Tia saat mendengar adzan subuh.

"Ehmm.." lenguhnya.

"Ayo bangun! Cepet ke masjid sana!" Suruh Tia sambil menarik tangan Rio untuk bangun. Namun Rio menarik tangan Tia dan membuat wanita itu terjatuh tepat di atas tubuhnya. Wajah mereka sangat berdekatan.

Mata Rio terbuka dan langsung mengecup sang istri. Hal itu membuat Tia menjadi malu dan langsung memukul dada pria itu.

Rio meringis. Dia beranjak dari tempat tidurnya. "Udah adzan?" Tanyanya.

"Iya, barusan."

Pria itu langsung melangkah menuju kamar mandi.
________

Hari ini adalah hari minggu, dan Tia sedang libur, begitu pula dengan Rio. Mereka berniat jalan-jalan berdua.

Tia masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kemudi.

"Waw, cantik banget istriku ini," kata Rio.

"Jangan ngejek deh!"

"Beneran, kamu cantik hari ini."

"Udah diem.. atau aku nggak mau berangkat nih," ancam Tia sambil membuka pintu mobil.

"Iya, iya.. jangan gitu dong." Rio menahan tangan istrinya.

"Makannya diem.. jangan ngejek terus," peringat Tia, menutup kembali pintu mobil.

"Orang muji. Malah di sebut ngejek," gerutu Rio dan melajukan mobilnya.

"Sekarang kita ke rumah Mamah dulu, soalnya hari ini ulang tahun Mamah," kata Rio.

"Kenapa baru bilang? Kalau gitu kita beli sesuatu lah buat Mamah."

"Mamah gak suka kado, Tia. Masa kamu lupa?"
_______

Suasana rumah orang tua Rio sangat ramai karena kehadiran anak, menantu dan cucu-cucunya. Rio itu memiliki empat bersaudara. Dia adalah anak ketiga. Dia punya dua kakak perempuan kembar bernama Renata dan Rina, dan adik laki-laki yang bernama Zaki. Renata dan Rina sudah menikah dan masing-masing memiliki dua anak.

Rio bermain dengan ponakannya-Yuli. Anak itu sangat menyukai pamannya tersebut. Tia tersenyum sedih ketika melihat Rio. Ya, selama ini mereka belum dikarunia anak. Mereka sudah periksa ke dokter dan dokter mengatakan kalau Rio mengalami Oligospermia. Hal itu membuat keduanya sulit untuk mempunyai keturunan.

Tia melangkah menjauh dari Rio, dan duduk di sofa, tepat di samping adik iparnya.

"Hai, Zaki," sapa Tia.

"Oh, kak Tia?" Tanya Zaki untuk memastikan siapa yang duduk di sampingnya. Zaki tak bisa melihat saat dirinya SMA.

"Iyah.. aku denger kemarin kamu ke rumah sakit untuk periksa mata kamu lagi. Gimana hasilnya? Mata kamu bisa dioperasikan agar sembuh"

Zaki tersenyum kecil. "Nggak usah ditanyakan lagi Ka. Mata ini udah permanen gak bisa melihat," mirisnya pada dirinya sendiri.

"Tapi kakak yakin kok, insya allah kamu akan bisa melihat lagi."

"Sudah lima tahun ka.. dan aku sudah berobat ke rumah sakit mana pun. Dan juga Rencana bulan depan, aku akan pergi ke Amerika."

"Aku akan mendoakan kamu, Zaki."

"Makasih kak.."

"Tia, ayo pergi," ajak Rio.

"Pergi sekarang?" Tanya Tia. "Semuanya masih pada ngumpul."

"Nggak papa, aku udah bilang ke mamah. Nanti juga malem, kita ke sini lagi."

______

Rio duduk dengan menekukkan lutunya dihadapan Tia dan memberikannya sebuket bunga. Mereka saat ini berada di taman bermain.

"Kamu ini ngapain? Cepetan bangun. Malu-maluin tau," Tia meninggalkan Rio.

"Hey, kenapa ninggalin?" Teriak Rio mengejar istrinya.

"Ya malu lah.."

"Kenapa malu? Itu romantis tahu.."

"Ya, nggak lah.. kamu gak lihat tadi orang-orang merhatiin kita?"

"Ohya? Aku nggak peduli orang-orang."

"Aku mau pulang aja," kata Tia.

"Lah, kok pulang. Kita baru nyampe dan belum naik wahana apapun."

Suara nada dering ponsel Tia terdengar. Tia langsung mengangkat teleponnya. Ternyata itu adalah dari Fadli-putra Jinata.

"..."

"Wa'alaikumsalam, kenapa sayang?"

"Fadli?" Tanya Rio penasaran.

Tia mengangguk.

Tia memutuskan untuk duduk di kursi. Dia menelpon lama dengan Fadli. Fadli memintanya untuk datang ke rumah nenek Fadli.

Ketika sambungan terputus. Tia langsung memegang tangan Rio. "Kita ke rumahnya Tante Sarah yuk.. aku kangen banget sama Fadli."

Rio melepaskan genggaman tangan Tia. "Nggak mau, kalau kamu sama Fadli nanti aku gimana? Aku gak mau dikacangin sama kalian berdua."

"Emang aku pernah ngebiarin kamu?"

"Ya, sering malah. Hatiku rasanya sangat cemburu lihat kedekatan kalian."

"Lebay banget.." kekeh Tia.

"Masa kamu gak percaya?"

Tia langsung mengangguk.

"Ya udah, kita pulang aja sekarang," kata Rio merajuk melangkah pergi.

"Lah kok gitu sihh.."

_______

Saat berada di rumah sakit, Tia langsung melakukan operasi pada pasein. Butuh empat jam dia berada di ruang operasi. Setelah selesai, dia masuk ke dalam ruangannya.

Ponselnya berbunyi beberapa kali dan membuatnya penasaran. Saat melihat ponselnya ada beberapa panggilan tak terjawab dari sang suami.

Tia memanggil kembali Rio. Namun seorang wanita yang menjawabnya.

"Ini siapa?" Tanya Tia.

"Ini Bu, saya perawat rumah sakit Alamsyah, tadi suami ibu mengalami kecelakaan dan sekarang sedang di IGD dalam penanganan dokter."

Hal itu membuat Tia terkejut dan langsung berlari keluar ruangannya. Dia menuju ruang IGD. Saat berada di dalamnya, dia mencari keberadaan suaminya.

Dia menyibak tirai dan melihat Jinata yang berdiri di samping seorang pasein. Jinata menangis. Ketika matanya ke arah pasein itu, kakinya merasa lemas.

"Rio," panggilnya.

Jinata menatap ke arahnya dan menghampirinya. "Tia.."

"Dia baik-baik saja kan? Suamiku baik-baik saja kan?" Tangis Tia pecah.

Jinata menggeleng dan memegang lengannya.

"Jawab aku, Jinata!" Teriak Tia.

Tia menghampiri Rio yang terbaring lemah tak bernyawa lagi. "Rio bangun, aku mohon. Kamu nggak akan ninggalin aku kan?"

"Tia, Rio meninggal.."

"Kenapa kamu gak menyelamatkannya? Kenapa kamu hanya diam saja?" Isak Tia. "Dia masih hidup, Jinata. Suamiku masih hidup!"

"Tia.." Jinata memeluk Tia dan menenangkannya. "Ini sudah takdir."

Hati wanita itu belum menerima sepenuhnya keadaan. Dia tak mempercayai apa yang terjadi pada suaminya itu.

Your Eyes (Mini SERIES Of HEART GAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang