DnI | 01

27 6 0
                                    

Hai semunya...
Alhamdulillah aku publish cerita yang semoga bisa disukai oleh banyak orang.

Selamat mambaca semuanya

----


"Siapa yang mau pindah kelompok?" Seru seorang dewan ambalan pramuka.

"SMP N Gelagah kekurangan siswa laki-laki," Tambahnya.

Dimas, biasa ia dipanggil. Dia mengacungkan tangannya tanda ketersediaan untuk pindah kelompok. Dia sebelumnya mendapatkan kelompok di SMP N Kertajaya. Ya memang cuma beda angka aja, tapi dia keberatan bila harus praktek disana. Karena kebetulan juga anak laki-laki di kelompoknya terlalu banyak serta kurang tertarik dengan teman satu kelompok jadi Dimas berani untuk mengajukan diri untuk pindah.

"Kenapa kamu mengajukan diri pindah kelompok?" Tanya seorang bantara pramuka dengan tegas.

"Karena jarak rumah saya dengan SMP N Gelagah lebih dekat, juga saya alumni dari SMP tersebut." Jawab Dimas lantang.

"Okeh kebetulan memang masih kurang satu anak laki-laki di SMP N Gelagah, jadi kamu langsung masuk aja." Jelas pradana pramuka.

Ia amat bersyukur, akhirnya dia masuk ke kelompok yang memang ia inginkan. Entah siapa yang ada di kelompok tersebut, ia hanya ingin disana. Walaupun ada beberapa anak yang memang ia kenal, itu juga yang nantinya akan membuat dia lebih mudah untuk beradaptasi.

"Okeh, semua sudah memiliki kelompok masing-masing, jadi mulai jumat depan kalian sudah mulai tugas mengajar pramuka di SMP yang sudah kalian dapatkan." Jelas Pradana Pramuka.

"Jelas?! Atau ada yang mau ditanyakan?" Tambahnya.

"Siap Jelas!" Ucap para siswa serentak.

"Baik, kalau begitu pimpinan saya ambil alih, Siap Grak! Bubar jalan!" Ucap Pradana Pramuka sekaligus mengakhiri kegiatan Pramuka pada hari ini.

"Minggu depan sudah mulai mengajar Pramuka di SMP, harus nyiapin materi apaan ya?" Gumam Dimas dalam hati.

Bingung iya. Bimbang iya.

Karena memang Pramuka sebenarnya bukan hal yang iya sukai. Ia mengikuti kegiatan ini hanya untuk menggugurkan kewajiban saja mengikuti Pramuka.

Kegiatan minggu depan merupakan kegiatan wajib yang setiap tahun diadakan oleh SMA N Garuda Jaya apabila siswa sudah mendapatkan gelar atau apalah itu, sebagai seorang bantara Pramuka. Nama kegiatan nya itu Turba, yang kepanjangannya Turun Bawah. Dimana kita diwajibkan untuk mengajar siswa SMP selama 2 bulan.

Melelahkan. Itu yang Dimas rasakan hari ini. Belum lagi ia juga orang yang tidak terlalu betah dengan satu hal yang terus menerus berulang. Ia pun semester satu hanya mengikuti ekstrakurikuler merpati putih selama 4 bulan saja. Ia keluar dari merpati putih. Sebenarnya tidak keluar sih, tapi lebih dia ga pernah berangkat latihan sampai berminggu-minggu. Alasannya ya karena jam mulai ekstrakurikuler terlalu mepet dengan jam pulang sekolah, karena diadakan hari rabu. Serta ia juga terkadang lupa tidak membawa baju ganti. Padahal ia mulai tidak aktif pada saat akan seleksi untuk mewakili SMA di POPDA atau Pekan Olahraga Daerah. Menyesal, ya pasti. Tapi mau bagaimana lagi. Hidup harus terus berjalan.

Tahun 2014. Dimana ponsel android masih sangat jarang dimiliki. Masih di dominasi oleh Blackberry dan ponsel keluaran China tetapi bukan android. Hanya bisa untuk SMS serta telfon. Untuk mencari materi menggunakan internet pun itu hanya bisa berharap, berharap ga bermasalah koneksinya karena masih 2G belum 3G.

Januari tanggal 24. Malam hari dimana seperti orang pada umumnya, Dimas sedang tiduran di kasur. Ia hanya mengecek SMS, keluar lagi. Seperti itu selalu ia lakukan. Walaupun ia tau tidak akan ada yang SMS. Namun, ada SMS datang disaat ponselnya telah dia letakkan agak jauh dari dirinya. Penasaran, tumben sekali ada orang yang SMS. Jangan sampai provider yang SMS, males banget setiap kali ada SMS selalu dari provider.

"Assalamu'alaikum, kirimkan data dirimu, akan aku catat. Dibalas cepat ya, terimakasih."

"Ttd"

"Gistara Intan Pradani"

Siapa dia? Kenapa tiba-tiba SMS seperti ini? Kayaknya sih dari anggota kelompok turba. Eh, tapi namanya intan, pasti perempuan nih. Dimas isengin ah, Dimas kasih data diri sebanyak mungkin.

"Nama : Bumantara Dimas Prakoso"

"Tempat tanggal lahir : Banyumas, 18 Oktober 1998"

"Alamat : Sokaraja RT 12 RW 8"

"Cita-cita : mencintaimu, eh canda yang bener PNS biar disayang sama calon mertua"

"Motto hidup : hiduplah walaupun kamu bingung mau ngapain"

"Golongan darah : O"

"Saudara kandung : 2"

Langsung kirim aja. Entah balasannya apa.

"Kebanyakan. Nama tanggal lahir sama alamat cukup. Kenapa ditambahin cita-cita, motto golongan darah. Mau daftar kerja apa mau nulis skripsi? Lengkap amat," Balas Intan melalui SMS.

"Ya siapa tau kamu butuh banyak hal dari aku. Jadi aku kirim banyak sekalian. Engga dong kan katanya kirim data diri," Balas Dimas dengan santai.

"Ya bukan gitu juga bambang," Jawab Intan singkat.

"Eh, kamu sih anak kelas mana ya? Aku kok gatau kamu ya? Terus kamu Sekretaris gitu? Kamu SMS-in satu satu kaya aku tadi?" Tanya Dimas tiada henti.

"Aku anak IPA 3, tau ga? Palingan juga gatau. Kamu anak IPS 3 kan. Iyalah aku kirim semuanya, kan sekretaris yang baik." Balas Intan tidak terlalu cepat.

Sudut bibir Dimas terangkat. Senyum itu muncul kembali. Entah, Dimas merasa asik dan nyaman berkomunikasi dengan Intan. Walaupun baru beberapa saat, tapi dia merasa tenang. Entahlah. Mungkin karena senyum itu telah lama direnggut oleh seseorang yang pernah mengisi harinya dulu. Dimana Dimas merasakan sakitnya patah hati, dimana ia ditinggal oleh kekasihnya saat itu. Demi memilih orang lain ketimbang dirinya yang sudah berjuang untuk mantannya itu. Dan kini senyum itu hadir kembali.

°°°

Dimas & IntanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang