Prolog (1)

12 0 0
                                    

Gb

Happy Reading

Dengan kecepatan diatas rata-rata, seseorang mengendarai motor sport dengan lihainya ditengah malam membelah jalanan yang sepi.

Sesekali ia melirik ke arah spion yang menampilkan segrombolan geng motor yang tengah mengejarnya.

Dibalik helm full facenya ia sesekali mengumpat geram pada geng motor yang tengah mengejarnya.

"Sial!"

Suara deruman motor mereka saling bersautan, salah satu anggota geng motor itu terus menarik gas motornya hingga mencapai kecepatan full, dan dengan mudahnya ia bisa menyandingi pengendara motor yang sedari tadi menjadi incarannya.

Setelah motor mereka sejajar, lelaki yang telah berhasil berkendara disebelah orang itu berteriak sekencang-kencangnya.

"Tunjukin muka lo, BANGSAT!"

Teriaknya dengan kesal, "pengecut lo!"

Merasa kesabarannya habis, lelaki itu menendang motor lawannya dengan keras hingga membuat sang pengendara oleng. Namun karna kelihaiannya, ia tidak jatuh dan semakin menancapkan gasnya melaju cepat meninggalkan lelaki itu.

Tanpa disadari, dari arah kanan lelaki tersebut ada sebuah truk tangki yang melaju cepat ke arahnya.

Tin Tinn!!!

Lelaki itu menoleh, dengan cepat ia menekan rem sekuat tenaga dan membanting stir motornya ke arah kiri.

Cittt!!!

Brukk!

Anggota geng yang tertinggal di belakang mempercepat motornya mendekat ke arah jatuhnya lelaki itu yang kini sudah tersungkur ke aspal.

"Rey!"


***

Setelah berhasil lepas dari kejaran geng motor itu, seseorang yang mengendarai motor sport hitam itu bernafas lega. Tetap dengan kecepatan tinggi, ia berlalu ke arah jalan dimana hanya terdapat gedung tua disekitarnya dan penerangan yang suram. Saat berada dibelokan terakhir, entah kenapa rem motornya tidak berfungsi, membuat motor itu tidak dapat mengurangi kecepatannya.

"Sial!" Ucap seseorang itu dengan geram.

Ia tahu, pasti lagi lagi motornya kecolongan, remnya blong, sudah pasti ini ulah motor tadi.

Jalan yang sempit membuat ia semakin susah mengendarai motornya, tanpa pikir panjang ia memutuskan untuk menabrakan motornya pada pagar beton yang ada disekitarnya.

Brukk!!!

Ia terlempar dua meter dari motornya dan tersungkur dengan posisi tengkurap memeluk aspal.

"Akhhh!"

Dengan sudah payah ia bangun dan berjalan kearah motornya. Untung saja ia mengenakan helm jadi kepalanya tidak terbentur apapun meski kini tubuhnya mulai terasa pegal.

Saat ia mencoba menggapai motornya, terdengar suara deruman motor datang ke arahnya. Ia melepas helmnya guna menajamkan pendengaran dan penglihatannya.

Pengendara itu berhenti di depannya, lalu turun dari motornya sembari melepas helmnya.

Salah satu dari dua orang itu mendekat ke arahnya dengan tatapan tajam, ia menarik kerah jaketnya dan tanpa aba aba ia langsung melayangkan pukulan ke arah pipi bagian bawahnya, hingga membuatnya menoleh kesamping.

Refleks ia memegang ujung bibirnya yang terasa asin. Ya darah keluar dari ujung bibirnya akibat pukulan pria tadi.

Yang dipukul mengeram dan menata sang pelaku tak kalah tajam, seseorang dibelakang mereka mendekat mencoba melerai keduanya.

Ia menarik lengan pria yang telah memukul gadis didepannya

"Gausah pake kekerasan Gara!"

Pelakunya adalah Gara, saat ditarik lengannya ia berontak dan kembali menatap tajam gadis yang tengah menahan sakit di sekujur tubuhnya.

"Dimana Saga!" Teriaknya persis didepan wajah gadis itu.

Gadis itu tertegun, ia mematung ditempat ketika mendengar nama Saga, "Gangbang." Jawabnya dengan tatapan kosong kedepan.

Ia mulai berfikir apa yang akan terjadi pada Saga ketika ia terjebak disana sendirian.

"Bangsat!" Bentak Gara lagi bersamaan dengan pukulan yang mendarat di perut gadis tersebut hingga ia tersungkur sembari terbatuk batuk disamping motornya.

TBC...
Comment and vote to next capter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNSTOPPABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang