Agatha beranjak dari parkiran kantornya dengan mobilnya dan juga suasana hati yang sangat bagus hari ini. bagaimana tidak ia akhirnya bisa menemui putri kecilnya setelah waktu yang cukup lama. Terbebas dari kerjaan kantor semoga tidak ada yang mengacaukannya hari ini yang selalu terjadi kala akan menemui putri kecilnya. Dan sepertinya itu tidak akan terjadi hari ini.
Namun belum sempat Agatha menunjukkan senyumnya kala itu sebuah panggilan yang tidak diingankannya masuk. Lagi, dan itu terjadi lagi saat ini.
"Kamu kemana? Kembali kekantor ada hal penting yang harus saya kasih tau kamu"
"Tapi pak, kerjaan saya sudah selesai. Jadi saya bisa pulang sekarang"
"Jangan banyak alibi, lebih baik kamu kembali sekarang"
Agatha langsung mematikan panggilan itu sepihak dan meletakkan ponsel nya sembarangan. Kapan ia akan terbebas dari situasi rumit ini. Dan ini apalagi suruhan dari bosnya itu. Agatha tau ini ulah siapa, Agatha tau siapa orang yang menyuruh bosnya saat dirinya selalu ada waktu luang, dan itu selalu terjadi saat ia ingin menemui Ellana putri kecilnya.
Ia memarkirkan mobilnya dengan sangat kesal. Persetan jabatan bos lebih tinggi dari ini ia tidak peduli tentang apa yang akan dilakukan bosnya setelah ini. Dengan wajah kesal ia memasuki gedung perusahaan dimana tempat ia bekerja. Tidak peduli dengan sapaan orang terhadap dirinya karena kekesalan yang sudah menguasai dirinya. Bahkan mengabaikan seorang atasan divisinya yang ingin menyapanya.
"Wait, disini yang bawahan siapa sih sebenarnya"gumam Doyoung kala melihat Agatha yang berlalu begitu saja tanpa menyapa dirinya yang notabenya adalah atasan.
Agatha berhenti didepan ruang bosnya itu. ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan pada bosnya saat masuk kedalam ruangan sialan itu. Agatha menarik nafas panjang. Ingin rasanya ia marah-marah pada bos sialannya itu, tapi apa daya ia hanya seorang sekretaris.
Tanpa babibu Agatha menarik knop pintu tanpa mengetuk pintu atau apapun itu, persetan dengan sopan santun jika yang ingin dihargai saja tampangnya begini. Ia melihat bosnya itu sedang duduk dengan jasnya yang elegan dan juga wajahnya-ah wajahnya itu wajah sombong yang membuat Agatha makin kesal. Ingin rasanya ia mencabik-cabik wajah itu.
"Ini kamu ambil semua dokumen, dan kamu gak lupa kan tentang calon kolega saya dari Amerika waktu itu yang meminta bekerja sama dengan perusahaan kita?"
"Ya?"
"Kita akan mengambil proyek kerjasama dengan mereka. Dan kamu, tugas kamu pergi menemui kolega kita yang ada di Amerika. Ini semua dokumennya sudah saya siapkan dan juga tiket pesawat. Kamu berangkat malam ini. saya sudah menghubunginya dan mengatakan saya mengutus kamu sekretaris saya karena setelah ini saya akan terbang ke Bangkok dan saya tidak bisa mengurusnya saat ini."
Sinting. Satu kata yang terlintas dipikiran Agatha melihat bosnya ini.
"Tapi pak, untuk proyek saya selalu mengurus proyek yang ada di asia saja. Bapak tau kan, saya juga punya keluarga disini bukannya kita udah sepakat untuk-
"Simpan semua alibi kamu saya tidak ingin mendengarnya. Lagian kamu bawahan saya, sejak kapan bawahan mengatur bosnya"
Agatha mendengus kesal dan menarik nafas panjang. "Okay, saya ambil. Terlepas dari selesainya proyek ini saya harap bapak tidak mengikut campurkan pasal waktu luang saya dengan urusan pekerjaan saya. Karena saya tahu Pak Jo selalu disuruh Jaehyun untuk memberikan saya pekerjaan setiap saya mau pergi."final Agatha akhirnya ia bisa mengeluarkan semua yang ingin ia katakan pada bosnya selama ini.
Agatha pergi dengan rasa kesalnya. Setidaknya ia sudah mengatakan nya dan untuk konsekuensinya ia bakal urus belakangan. Johnny terdiam dengan begitu berlalunya Agatha dari ruangannya. Wah, bisa gila dia lama-lama jika menghadapi Agatha seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trying to J : Secret of Marriage Life
FanfictionBagaimana bisa Agatha menemukan kehidupan sesungguhnya dalam keluarga lain, bukan di keluarga nya sendiri?