Bab 7

5 5 0
                                    

Setelah kebersamaan bersama dengan Mama Jaehyun dirumah tadi Agatha pagi itu juga harus tetap berangkat bekerja seperti biasanya. Mengingat proyek yang diambilnya akibat paksaan itu pasti akan membuatnya semakin tidak memiliki waktu untuk berhura-hura. Walaupun ia sangat membenci Boss nya itu tetap saja jabatan yang paling berkuasa.

"Wah...Mbak pulang dari Amerika makin glow up aja."sapa seseorang yang langsung mendekat ke Agatha.

"Mata lo glow up, belum aja gue cekokin itu mulut lo."

"Dih, sensi banget sih Mbak kaya nggak dapet gaji bulanan."ucap Jinny.

"Gimana kerjaan lo? beres nggak?"

"Hehe...Mbak gimana? Kapan balik dari Amerika nya?"

Agatha memutar bola matanya malas. Padahal baru saja ia melupakan kekesalan nya pada Boss nya itu perkara kerjaan, iya ini mah namanya kerja paksa."Kerjaan gue nggak kelar dan nggak bakal kelar-kelar."

"Waduh, Agatha udah pulang nih. Denger-denger kamu katanya di depak ya ke Switzerland."

"Aduh Mas, sumpah ya nih duda makin lama omongan nya makin ngaco."

Taeil mendelik kesal, heh malah dikatain sama bocah. "Kamu kualat ya ngatain yang lebih tua. Duda begini pun Mas masih banyak kandidat ya yang nyalonin diri untuk jadi Ibunya Soi. Eh, tapi bener deh satu kantor juga udah pada tahu kalau kamu katanya mau di depak ke Switzerland tumben jauh banget biasanya mentok-mentok ke—"

"Ampun banget deh Mas Taeil, jangan banyak omong udah tua ntar makin cepat almarhum karena sesak nafas."

"Mas sentil itu nanti ya mulut kamu."

"Hehe...Mas galak banget sih."

"Jadi beneran ya Mbak?"

Agatha menghela nafas panjang. ''Bukan di depak sih, Cuma disuruh ngambil proyek yang ada di Switzerland."

"Tapi, kalau nggak salah nih ya..yang Mas tau itu proyek besar loh dan artinya kamu juga bakalan disana beberapa bulan."

"Ya gitu Mas, mungkin gue bakalan pergi dalam bulan ini kalau persiapan dari sekarang itu lancar."

"Serius Mbak. Aduh Mbak kok malah jauh banget sih ntar berkurang orang dong kalau kita nongkrong."ucap Jinny sedikit melas.

"Ya kalau Boss yang bertindak mau bilang apa lagi kalau masih mau makan dari hasil kantor ini."jawab Taeil.

***

Setelah selesai bergulat dengan tumpukan berkas, Agatha meregangkan tangannya yang dari tadi pegal akibat berkas yang menumpuk di atas mejanya itu. Huh, rasanya ingin muntah paku melihat tumpukan lembaran kertas disana. Terlebih lagi ini sudah hampir habis waktu jam makan siang tapi tetap saja ia belum bisa meninggalkan mejanya untuk saat genting ini.

Tanpa Agatha sadari, Jaehyun lewat dari hadapannya. Karena terlalu asik dengan kertas-kertas sialan itu ia tak menyadari Jaehyun lewat dari hadapannya. Jaehyun juga seorang pimpinan perusahaan, hanya saja ia berada di perusahan lain namun karena ia sangat dekat dan sudah berteman lama dengan Johnny ia sering sekali datang kesini sampai-sampai semua karyawan dikantor Johnny mengenali Jaehyun. Begitu juga dengan Jaehyun, ia hanya melirik sekilas Agatha yang tengah fokus dengan kerjaannya dan melewatinya begitu saja.

"Agatha, ini saya bawain makan siang. Kamu kayanya nggak bakalan sempat makan."suara seseorang menghentikan langkah Jaehyun yang belum terlalu jauh dari tempat Agatha. Dan itu sangat jelas, suara seorang pria hingga membuatnya menoleh kearah belakang lagi.

Agatha mendongakkan kepalanya menatap orang itu, buru-buru ia berdiri karena itu adalah seorang atasannya juga. "Pak, saya nggak minta loh."

"Iya saya tau. Kamu ambil aja ini udah mau habis waktu jam makan siang kamu nggak bakalan sempat keluar."ucap Doyoung menyodorkan makanan itu.

Trying to J : Secret of Marriage LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang