5

137 18 0
                                    

Teen sudah siap untuk berangkat ke kampus. Biasanya ia akan di jemput oleh Man atau diantar oleh Kau dan Tan, Pho nya. Tapi kini berbeda, Teen menatap tak percaya pada pemuda yang kini ada dihadapannya.

Bright menjemput Teen? Apa Bright sedang sakit? Maksud Teen, mengapa Bright menjemputnya? Mereka tidak begitu dekat hingga Bright harus mengantar jemput Teen.

"Jadi... Ini Bright?" Ucap Tan. "Swasdii krub, Khun Pho." Bright memberi WAI pada Khao dan juga Tan.

Tan menatap heran Bright, sedangkan Khao menatap Bright dengan begitu tajam, ia masih takut saja jika nanti Teen kenapa-kenapa jika pergi ke kampus dengan Bright, terlebih Khao dan Tan belum mengenal betul siapa itu Bright, bisa saja Bright hanya memanfaatkan Teen. Teen itu anak yang manis, dan mana mau Tan dan Khao membiarkan anak manis mereka pergi bersama pemuda yang sama sekali asing.

"Phi, kau tak perlu menjemput ku, aku bisa pergi dengan Phi Khao dan Pho." Ucap Teen. Ia sungguh tak ingin merepotkan Bright.

"Mai-dai-- maksud ku, tak apa, lagi pula aku kebetulan ingin ke kampus." Balas Bright.

Teen melirik Tan dan Khao, berharap mereka melarang Teen untuk pergi dengan Bright.

"Eh... Aku bisa mengantar Teen, jadi kau tak perlu repot-repot kemari, Nong." Ucap Khao yang seakan mengerti tatapan Teen.

"Mai-bpen-lai Krub Phi, phi bisa beristirahat dirumah saja, aku akan membawa Teen dengan selamat, tak perlu khawatir." Sahut Bright, tentu ia tak ingin pergi begitu saja, ia akan membawa Teen pergi ke kampus dengan selamat.

"Teen sebenarnya memiliki kelas siang, bukan begitu Teen?" Kini Tan yang bersuara.

"Kalau begitu tak apa, aku akan menunggu. Lagi pula aku tidak terlalu buru-buru." Sahut Bright cepat.

Oh... Sungguh sial! Mengapa Bright begitu gigih ingin membawa Teen? Sungguh! Teen merasa risih akan sikap Bright. Teen menyesal membiarkan Bright mengantar nya pulang, seharusnya Teen meminta Bright untuk menuruni nya di pinggir jalan saja.

"Mai-bpen-lai, Pho. Teen memiliki janji dengan Man." Sahut Teen. "Teen berangkat dulu, Phi. Pho." Pamit Teen sebelum pergi.

Bright memberi WAI dan mengikuti Teen dari belakang.

Setelah mobil Bright yang membawa Teen pergi, Tan sempat memukul lengan Khao yang tentu membuat pria tampan itu terkejut akan pukulan yang di berikan oleh Tan.

"Ayo kita ikuti mereka." Ucap Tan. Tan terlalu khawatir akan keadaan Teen, bagaimana jika nanti Teen di apa-apa kan oleh Bright? Tan tidak akan rela jika nanti anak semata wayang nya terluka.

"Tee-ruk. Bukan kah Teen sudah besar? Aku yakin dia bisa menjaga dirinya sendiri." Sahut Khao, ia berusaha untuk membuat Tan percaya jika Teen akan baik-baik saja, meski tak dapat Khao pungkiri ia juga khawatir.

Tan menatap Khao dengan tatapan khas nya, bibirnya sedikit mengerucut, ekspresi yang sungguh Khao suka.

"Aku berjanji, jika Teen sampai terluka, aku yang nanti memberi pelajaran pada pemuda itu." Lanjut Khao.

Tan berusaha percaya jika Teen akan baik-baik saja nanti, yah... Semoga saja Bright bukan pemuda brengsek seperti yang Teen temui sebelum-sebelum nya.

...

Bright memarkirkan mobil nya, ia sudah sampai di fakultas Ekonomi. Seperti janji Bright, ia membawa Teen dengan selamat sampai tujuan.

"Khop-khun-mak Krub Phi sudah mengantar ku." Ucap Teen. "Tak apa, lagi pula arah tujuan kita sama." Sahut Bright.

Mereka keluar dari mobil itu, Teen berjalan menuju fakultasnya dan Bright mengikuti dari belakang. Teen sedikit heran mengapa Bright mengikutinya.

"Phi? Bukankah kau akan pergi ke fakultas Teknik?" Ucap Teen.

Fuck Off ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang