6

117 19 4
                                    

Ting...

Man menghiraukan pesan yang baru saja ke hp Teen yang tergeletak diatas meja. Mereka sekarang tengah berada di kantin dengan tumpukan tugas bersama mereka. Kini Teen tengah pergi ke toilet, Teen mengatakan jika dirinya tak tahan ingin uang air kecil.

Ting...

Kali ini dering hp itu tak Man hiraukan. Ia mengambil hp Teen dan membuka pesan yang baru saja masuk.

Bright
Teen ini aku, Bright

Aku menyukai mu, jika kau tidak keberatan boleh aku mendekati mu?

Ide licik mulai terlintas dalam otak Man, ada seringaian diwajah nya. Entah apa yang kini ia pikirkan.

Teen
Tentu, Phi Bright😁

Man mengirim pesan itu tanpa tau jika pemilik hp itu telah kembali dan berdiri tepat di belakang Man.

"Sialan kau, Man! Mengapa kau mengatakan hal itu?!" Marah Teen merebut kembali hp nya. Teen ingin menghapus pesan itu, tapi mungkin ini hari sialnya karena Bright sudah membaca pesan nya.

Oh... Teen tidak menyukai Bright, dilihat dari mana pun Bright bukanlah tipe Teen. Dan terlebih sepertinya Bright merupakan tipe pemuda brengsek yang suka gonta-ganti pasangan. Melihat dari wajahnya saja Teen sudah tau betul akan watak nya Bright.

Teen mengusap wajahnya gusar, sekarang ia harus apa? Ingin sekali rasanya Teen memukul kepala Man.

"Oh... Ayolah Teen! Kau bisa memanfaatkan ya sedikit, Nine bisa mengganggu mu kapan saja, jika ada Phi Bright ia pasti tidak akan mengganggu mu lagi." Jelas Man.

Teen memikirkan kata-kata Man. Yah... Sebenarnya itu tak masalah, tapi Teen tak suka memanfaatkan orang lain demi keuntungan pribadinya sendiri, dan terlebih ini menyangkut perasaan dan hati seseorang, jika bicara tentang hati Teen tak tega untuk melukainya. Teen tau bagaimana rasanya sakit hati, dan Teen tak ingin orang itu merasakan apa yang Teen pernah rasakan.

Semenjak hari itu, Bright tak jarang datang menjemput Teen, bahkan Bright sering kali mengantar pulang Teen. Teen sedikit risih akan hal itu, ia tak terlalu menyukai nya. Ia tak ingin merepotkan Bright, terlebih mereka baru saja dekat, dan menurut Teen apa yang Bright lakukan itu sangat berlebihan.

Teen ingin mengatakan pada Bright jika yang membalas pesannya bukanlah Teen melainkan Man. Tapi entah mengapa ia tak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata sederhana itu. Terlebih sikap Man yang sangat lembut padanya, Teen semakin tidak enak hati.

Semakin hari Teen semakin mengenal Bright. Pemuda humoris dengan tingkahnya yang unik, tak jarang Teen akan dibuat tertawa lepas karena ucapan dan tingkah laku Bright. Teen tak pernah dapat tertawa lepas bahkan saat bersama Man sekalipun. Teen sadar akan sesuatu, Teen sadar jika Bright mencintai nya dengan tulus, tapi Teen tak bisa membalas perasan itu. Teen masih terlalu takut untuk memulai hubungan baru, tak dapat Teen pungkiri jika Teen masih memikirkan Nine dan berharap Nine akan kembali. Tapi terkadang Teen meyakinkan diri jika Nine pemuda brengsek yang pasti akan menambah luka dihatinya. Teen lelah merasakan sakit hati, Teen lelah untuk ditinggalkan lagi. Bukan kah lebih baik sendiri untuk saat ini?

"Teen?" Panggil Bright. Saat ini Teen tengah berada di mobil Bright, Bright akan mengantar nya kembali kerumah.

"Ya?" Tanya Teen. Teen baru saja tersadar dari lamunannya. "Akhir pekan nanti apa kau sibuk?" Tanya Bright.

Ia ingin membawa Teen pergi, atau mungkin ingin mengajak Teen kencan? Entah ini akan berhasil atau tidak.

"Saat akhir pekan aku akan pergi dengan Pho dan Phi Khao." Sahut Teen. Sebenarnya ia berbohong, Teen tak ingin memberi harapan lebih pada Bright, ia tak ingin membuat Bright semakin terluka nanti nya.

"Phi Bright? Aku ingin jujur." Ucap Teen. Ia tak berani untuk menatap mata itu, mata Sipit yang selalu menampilkan cinta dan kasih. Mata yang selalu menatapnya dengan begitu lembut seakan Teen begitu berharga layaknya intan berlian.

Sejenak suasana terasa hening, Bright menanti Teen untuk melanjutkan kata-katanya yang kini menggantung di udara.

Teen terasa berat untuk mengatakannya, seakan kata-kata itu tersangkut di tenggorokan dan sulit untuk di keluarkan.

"Jika Phi Bright menginginkan hubungan lebih dengan ku, aku tidak bisa." Lanjut Teen. Entahlah, setelah mengatakan hal itu dada Teen sedikit sesak, dan terlebih raut wajah Bright yang berubah drastis, apa Bright akan marah dengannya?

Bright sempat menghentikan laju mobilnya, bukan karna apa karena kini tengah lampu merah.

"Phi...?" Panggil Teen saat tak mendapat respon yang berarti dari Bright.

"Huei, tak apa. Kita masih bisa berteman bukan? Lagipula aku juga hanya ingin dekat dengan mu, bukan berarti kita harus memiliki hubungan lebih." Sahut Bright menyembunyikan semua luka.

Bright memang pernah sakit hati, tapi ia tak pernah merasa begitu sakit saat cintanya di tolak oleh Teen.

Bright mencoba untuk tersenyum, memberikan senyum terbaik nya. Menutup semua luka yang ada agar Teen tak tau jika kini hati Bright tengah menangis mendengar jawaban itu.

Bright kembali melajukan mobilnya. Kali ini tak ada yang bersuara. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Tak beberapa lama, mobil Bright berhenti di pelataran rumah Teen. Di sana Tan dan Khao keluar dari rumah untuk menyambut kehadiran putra semata wayangnya dan tentu mereka menyambut kehadiran Bright. Bright sebenarnya sudah sering berkunjung dan dekat dengan Khao maupun Tan.

Teen keluar dari mobil, menghampiri dua pria yang teramat ia sayangi. "Bright? Kau sudah makan malam? Pho membuat makan malam untuk kita." Ucap Tan mengajak Bright untuk bergabung makan malam, yah.. memang tak jarang Bright makan malam bersama dengan mereka, dan jujur saja Bright menyukai keluarga kecil itu.

"Maaf Pho, tadi sebelum menjemput Teen Bright pergi makan dengan Prem dan juga Knot." Bohong Bright. Bright cukup tau diri sekarang, Teen sudah menolak nya, dan Bright tak memiliki alasan untuk tetap berada di sini.

"Benarkah?" Ucap Tan lagi, ia sedikit kecewa sebenarnya, karna jujur saja Tan belum pernah bertemu dengan pemuda seperti Bright. Pemuda yang humoris tapi tak pernah mengingkari ucapannya.

"Pho, Phi Khao, Bright pamit." Ucap Bright sebelum meninggalkan pelataran rumah Teen.

Bright membawa dirinya pergi ke bar miliknya. Ia juga memanggil Arthit dan Prem untuk menemani dirinya yang kini tengah patah hati.

Bright meminum alkohol lebih dari 4 botol, Prem, Arthit dan tentu Kongpob hanya dapat menatap Prihatin Bright yang kini sudah menangis sejadi nya, Bright bahkan sudah merancau tidak jelas. Mereka tak pernah melihat Bright separah ini saat sedang patah hati, ini yang pertama bagi mereka, apa Teen begitu berharga? Betapa hebatnya Teen dapat membuat Bright merasa sakit hati.

TBC...

22/03/21
Ni-Gun

Fuck Off ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang