9

110 19 0
                                    

Guest Role.

Earth as Arm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Earth as Arm

Happy reading
.
.
.

Bright kira mereka hanya lahan berdua saja, tapi nyatanya Teen mengajak Khao, Tan dan Man. Ini bukanlah kencan yang seperti dalam bayangan Bright. Bright menghela nafas lelah, jika seperti ini Bright akan sulit mendekati Teen, takut-takut Tan atau Khao marah karna mengambil kesempatan terhadap anak mereka.

"Man? Apa masih lama kekasih mu datang?" Tanya Teen, yah... Mereka tengah menunggu pemuda yang di jodohkan dengan Man.

"Sudah ku katakan, dia bukan kekasih ku, Ai'Teen!" Sahut Man. Man mana mau mengakui pemuda sialan seperti nya sebagai kekasih? Jika bukan karena dipaksa kedua orangtuanya Man mana mau mengajak tunangannya itu untuk pergi bersama mereka.

Teen sudah tak sabar untuk menaiki wahana di taman hiburan itu, memikirkan nya saja Teen semakin tidak sabar.

"Pho, Teen pergi ke toilet sebentar." Izin Teen, tiba-tiba saja ia merasa ingin membuang air kecil. Bright hendak mengatakan 'biar aku mengantar mu.' tapi Bright urung kan niat itu, ia tak ingin Tan atau Khao berpikir yang tidak-tidak nantinya.

Setelahnya Teen berjalan menuju toilet yang ada diujung sana, baru beberapa langkah, tanpa sengaja Teen menabrak seseorang dengan tubuh yang cukup keras, mungkin tubuh itu terbuat dari batu.

"Punya mata? Pakai mata mu saat berjalan." Ucap pemuda itu.

"Maaf Phi, tapi setau ku jika berjalan menggunakan kaki." Bukan, itu bukan Teen yang menyahuti, tapi Man yang sepertinya sudah terbawa emosi.

"Jalan menggunakan mata kaki." Kini Bright yang berucap sambil memeragakan jalan menggunakan mata kaki nya menghampiri Teen dan juga Man.

Dibelakang sana Khao dan Tan tertawa melihat tingkah ajaib Bright, bagaimana bisa tanpa malu Bright berjalan seperti itu? Banyak pasang mata yang melihatnya dan tertawa karna tingkah Bright.

"Ai'Man!" Ucap pemuda itu. "Apa? Phi Arm ingin mengadu pada Pho dan Mae?" Tantang Man.

Oh... Jadi pemuda itu tunangan Man? Teen belum pernah melihatnya sebelumnya. Man hanya menceritakan saja jika tunangannya itu sangat menjengkelkan, dan Teen mengerti setelah bertemu pemuda bernama Arm itu.

"Sudah, kalian ingin bertengkar atau bersenang-senang disini?" Tan menengahi. Karena jujur saja Tan juga tak sabar untuk menaiki berbagai wahana yang ada.

Dan akhirnya mereka pergi menaiki semua wahana, mereka cukup bersenang-senang, yah... Meski Man dan Arm terus saja bertengkar, sedangkan Tan dan Khao selalu menebar kemesraan, membuat Teen dan Bright iri saja.

Fuck Off ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang