Seven: Papa or Jaemin

39 5 0
                                    

"Jisol ada nak Haechan nihhh" Teriak Mama dari bawah sana. Aku baru saja selesai mandi, kali ini bangun lebih pagi karena Jaemin katanya yang mau datang. Tapi apa yang aku dengar barusan, malah Haechan yang datang menghampiriku.

Aku menghela napas pasrah, memang dari awal juga orangtua ku ga marah masalah kejadian itu. Sebenarnya juga aku tidak marah tentang sih kan bukan salahnya dia juga kami di rampok.

Dengan malas aku turun ke bawah mendapati Haechan sedang menciumi pipi Hani dengan gemas membuatku sedikit tertawa karena reaksi Hani yang juga ikut tertawa. Ah apa-apaan aku ini, tolong aku tertawa karena Hani ya.. bukan Haechan.

"Kamu ga bilang mau datang ke sini" kataku sambil mengambil botol susu kosong yang ada di sebelah Haechan lalu mencuci nya dan memasukkannya ke box untuk men-sterilkan botol bayi.

"Kan pengen ketemu sayangnya papa" balas Haechan sambil menghadap Hani.

Aku menggeleng kecil "kan kamu ga larang juga buat ketemu Hani, aku juga lagi kangen" lanjutnya lagi.

"Iya terserah deh, kemarin-kemarin kemana aja? Malah ngilang" jawabku asal dan Haechan hanya diam.

Aku bingung melihat Papa yang sudah berpakaian rapih seperti hendak pergi kerja saja "loh Pa mau kemana?" Tanyaku.

"Nemenin Mama ke tempat arisan sekarang kan Sabtu" jawab Papa yang sekarang sibuk mencari sepatunya.

Mama yang tadi di dapur mencopot celemek nya "kan di sini ada Haechan juga, kemarin Mama udah bilang dia jadi nanti dia di sini sampe Mama pulang" jelas Mama menyodorkan celemek nya padaku.

"Lah kenapa disodorin ke aku?"

"Masak lah, tadi Mama cuma bikin bubur buat Hani sama goreng pastel buat ibuk-ibuk" jadi Mama lebih memilih ibuk-ibuk ketimbang anaknya? Jahat.

Aku menghela napas malas "iya deh, jangan lama-lama Ma.."

"Kan ada nak Haechan" jawab Papa.

"Ya masa ditinggal sama Haechan doang, apa kata tetangga"

"Katanya nak Jaemin mau dateng, kan jadi rame"

"Iya udah ah, malah debat"
















Setelah Mama dan Papa pergi, ga lama Jaemin datang dengan paper bag berisikan Brownies dan Cookies coklat.

Hani langsung minta di gendong Jaemin saat melihatnya datang. Lihat sekarang siapa yang muka nya asem, Haechan.

"Aku gatau kamu ke sini juga, tau gitu bareng Chan" ucap Jaemin dengan matanya yang masih menatap setia Hani.

Haechan yang duduk di sebelah Jaemin menaikkan kedua bahunya "disuruh dateng pagian sama Mama nya Jisol" jawab Haechan lalu melirikku yang ada di dapur.

Saat Haechan mau berdiri Jaemin mengintrupsi "masak apa Sol? Mau dibantu ga nih?" Tanya nya.

"Ya kalo mau bantu, sini"

"Kamu aja Chan, masih mau main sama Hani" ucap final Jaemin. Aku tahu pasti Haechan seneng banget dalem hatinya.

Haechan akhirnya menghampiri ku "bantu apa Sol, jago aku mah kalo masak" nge sok banget deh. Tapi ga salah, emang jago.

"Bikin nasi goreng kimchi aja, aku mau goreng spam" pinta ku.

"Siap ibu Ratu"

Saat aku fokus memotong spam, dan Haechan memotong kimchi ia berbisik padaku "tunggu tabungan aku cukup buat beli apartemen nanti setiap pagi kita bikin sarapan bareng Sol" iihh pede sekali anda Lee Haechan.
















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken | Lee Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang