Six: Spain without 'S'

29 5 0
                                    

Papa sama sekali belum balik dari luar, Mama sendirian jaga aku. Jujur aku khawatir keadaan Jisol sekarang. Dia udah sadar belum? Keadaannya baik-baik aja atau engga?

Hani juga, Mama Jisol bilang sementara di titipin di rumah tante nya Jisol yang ga jauh dari rumah mereka. I'm a bad person am I? Anakku bahkan sampai gaada yang bisa urus I'm a bad Father am I?

Tapi sebenernya sedikit aneh untukku menyebut kata 'anak' disaat aku sendiri masih duduk di bangku SMA. Tapi yang sudah terjadi biarlah terjadi.

Sore ini teman-temanku datang menjenguk, aku kenal mereka udah dari lama. Bahkan sebelum pacaran dengan Jisol dulu, hanya saja aku memang lebih dekat dengan mereka setelah putus dari Jisol. Tidak, mereka tidak tahu siapa mantan ku dan hal bejat yang aku lalukan mereka tidak tahu.

Bagaimana aku bisa kenal teman-teman ku? Kami satu SD orangtua kami juga saling kenal.

"Aku kira ga separah ini dude" ucap Jeno memperhatikan rupaku yang babak belur. Jaemin mengangguk setuju.

"Wah harusnya kemarin pulang rame-rame.." celetuk Renjun.

"Jisol gimana?" Tanya Jaemin padaku. "Belum sadar.. doain nanti sore sadar" jawabku dengan sedikit tidak semangat.

"Tugas-tugas kamu, kita yang backup aja dulu, nilai kamu aman lah sama kita" bahkan aku udah ga kepikiran sama nilai sekolah.

Suara pintu terbuka menampakkan Yangyang, iya aku ingat dia Yangyang "kamu kalo ga berantem gausa sok bawa anak cewe dong!!" Protes Yangyang dengan wajah marah. Aku tertawa mengasihani diri sendiri dalam hati, Jeno maju menghalangi Yangyang yang penuh emosi.

Kalau kemarin pilang bareng pun Jeno juga kalah kali lawan pria besar-besar kaya gitu

Siapa lagi memang yang jago berantem kalau bukan Lee Jeno. Dari tampilannya saja udah sangar begitu, sepertinya kalau kemarin yang di hadang polisi gadungan adalah Jeno pasti Jisol gaakan begini.

"santai dong, Jisol emang belum sadar tapi di sini Haechan juga gamau kali di rampok sama di gebukin" Jeno membelaku. Aku memang pengecut dari awal, memang Jisol ga pantas bersama ku dari awal.

Yangyang berdecak kesal "Awas ya, kalau Jisol ga sadar-sadar kamu yang tanggung akibatnya" ucapnya sebelum pergi keluar.

"Dari awal juga aku udah nanggung akibatnya" gumam ku tapi ternyata masih bisa di dengar Jaemin dan Renjun. Aku menoleh ke arah mereka dan berusaha aku tidak bicara apa-apa.

"Tapi omong-omong kalian dekat juga ya.." celetuk Jaemin mengganti topik karena melihatku yang seperti tidak semangat hidup setelah disamperin Yangyang seperti tadi.

Renjun mengangguk setuju "Iya, kalau kupikir kalian deketnya cepet. Atau kamu gas terus Chan?"

"Jisol temen SMP ku, aku ga pernah cerita karena buat apa kan? Yang penting sekarang kalian udah tau"

"Terus sekarang suka Jisol?" Tanya Jeno sedikit antusias malah mendapatkan tatapan tidak enak dari Renjun yang seolah berkata 'Inget pacar di rumah'.

"Terus sekarang suka Jisol?" Tanya Jeno sedikit antusias malah mendapatkan tatapan tidak enak dari Renjun yang seolah berkata 'Inget pacar di rumah'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"wakilin Jaemin nih.. gemes sendiri punya saudara cepu nanya gituan ke temen sendiri aja ga sanggup" ledek Jeno pada saudara kembarnya itu.

Aku tertawa kecil "iya aku suka Jisol tapi Jaem gausah mundur, siapa tahu Jisol lebih suka kamu..." lanjutku sebelum Jaemin mengurungkan untuk mendekati Jisol.

Karena kataku tadi, Jisol deserve better man. Apalagi Hani...








Back to Jisol POV,

Sejak kejadian itu kepalaku mudah pusing, seminggu aku habiskan berada di rumah sakit. Seminggu kemudian mobil Haechan serta isinya ditemukan pihak kepolisian.

Terhitung dua minggu aku menjalani kehidupanku seperti biasa. Benar-benar seperti biasa tanpa Haechan karena entah lah mahluk itu tidak pernah muncul lagi sejak kejadian itu. Antara senang karena aku tidak bertemu dia lagi dan sedih karena tiba-tiba aku merasa ada yang kosong.

Ada hal baru sih, Jaemin yang sering menemaniku kalau dia sempat. Maksudnya main ke rumah. Tentang Hani? Dia tahu nya Hani itu adikku.

Hari ini aku menunggu Yangyang di gerbang pintu sekolah, seperti biasa karena aku berangkat dengan Yangyang berarti pulang juga sama dia. Tapi akhir-akhir ini gojek kesayanganku ini sok sibuk, lagi ada perempuan yang dia suka katanya jadi pdktan terus. Ga mungkin aku pulang bareng Shotaro. Serem.

Gimana ga serem dia punya bodyguard , udah ada dua botak semua pula. Aku dengar emang temenku dengan otak encer itu orangtuanya adalah orang yang dikenal dan lumayan penting di Jepang. Ah masa bodo.

"Ekhm, Jisol cantik.. pulang sama Jaemin ya. Aku udah bilang ke dia kok, tunggu aja" Tuh kan aku bilang apa barusan entah sejak kapan juga dia jadi dekat dengan Jaemin padahal yang aku dengar sewaktu aku belum sadar ia marah besar dengan Haechan dan teman-temannya.

"Iya, hati-hati bawa gebetannya Yangyang" ucapku.

"Sip, gaakan teledor kalau itu" balasnya seperti tentara.

Seperti yang disuruh Yangyang, aku menunggu mobil Jaemin keluar. Dan itu dia, mobil sport abu-abu milik Jaemin berhenti tepat di depanku.

"Yuk pulang" ajaknya saat kaca mobilnya ia turunkan. Aku mengangguk lalu masuk ke dalam mobilnya dan siapa yang ku temukan kali ini, Haechan.

"Haechan ga di kasih naik mobil buat sementara waktu, jadi lagi doyan nebeng sana-sini. Hari ini kedapten nebeng aku" Jelas Jaemin yang menurutku cukup detail.

"iya maaf ganggu kalian ya.." Ucap Haechan lalu tersenyum seperti di paksakan.

"Aku juga cuma nebeng pulang kok" aku balas tersenyum.

Saat di jalan juga aku lebih memilih diam, maksudku.. eum.. ah sudah lah.

"Besok free ga?" Tanya Jaemin saat kami di lampu merah.

Aku nampak berpikir "harusnya sih engga Jaem" jawabku. Jaemin menganggukkan kepalanya "aku ke rumah boleh ga?" Tanya nya lagi.

"Hmm kapan? Besok? Dateng aja gapapa"

"Sip deh, aku bawain cookies sama brownies deh buat Hani, anak kecil kan suka manis"

"Jangan ada kacangnya" Haechan mengintrupsi. Jaemin melirik kearah Haechan dari spion di tengah lalu tersenyum kecil "siap bro, gaakan beli yang ada kacangnya" jawab Jaemin.

Tangan Jaemin meraih bagian belakang kepalaku lalu mengelusnya pelan, bukan cuma aku tentu Haechan juga terkejut "aku gaakan nyelakain Jisol kok, tenang" katanya.


Di hati Haechan yang paling dalam:

'Elus aja itu mama nya anakku terusin aja Jaemin Lee..'

🐻🐻🐻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





🐻🐻🐻

Jangan lupa voment ya!! Yuk ajak temen-temen kian yang nctzen baca book ini juga^^ makasihhh❤️

Broken | Lee Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang