2

396 12 2
                                    

Sinar mentari menyusup ke dalam kamar mewah bernuansa abu-abu di sebuah mansion yang telah berdiri dari berabad yang lalu. Sebagai tuan muda pertama dari rumah tua, Kenzie Alexander mendapatkan semua hal terbaik yang bisa di bayangkan manusia sebagai konglomerat.
Kenzie memiliki semua hak veto dari keluarga Alexander. Dia bisa membuat keputusan untuk seluruh klan besar itu.
Dari luar, kehidupan seperti itu terlihat sangat gemerlap. orang luar tak akan tahu apa yang telah Kenzie alami untuk mendaki setinggi itu di umur nya sekarang.
Pergolakan keluarga besar selalu terjadi setiap waktu. Dari berkorban harta sampai nyawa, orang-orang ini tak akan berkedip dua kali setelah membuat keputusan.
Bagi Kenzie, kekuasaan yang ada di tangan nya hanyalah sarana kebebasan untuk Ibu nya. Dia tidak mau Ibu nya di acuhkan oleh ayah nya.
Dalam keluarga Alexander, seorang kepala keluarga harus memiliki empat istri dan beberapa selir. Itu bertujuan untuk kelangsungan keturunan dari klan Alexander sendiri. Tapi sekarang peraturan itu seakan menjadi bumerang. Karena tiap kali istri atau selir Kenzie hamil, pasti akan terjadi keguguran.
Kenzie tentu saja sadar bahwa para wanita di Harem nya bermain trik satu sama lain. Kenzie juga tidak pernah menganggap serius para wanita itu. semua wanita dalam Harem nya di pilih oleh ibu nya. Dia akan mengiyakan semua wanita yang di sodorkan oleh ibu nya karena dia sangat menghormati ibu yang telah berjuang untuk menjaga hidup nya.
Dalam klan sebesar itu, nyawa adalah yang utama.
Seperti pagi ini, ibu nya tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar Kenzie sambil ber sedekap.
Wanita cantik itu tak habis pikir dengan anak nya, dia akan menikah tapi satu jam sebelum acara dia belum bersiap. Bahkan masih tidur.
Kenzie mendengus dengan kesal.
"Ibu, kenapa membangunkan ku sepagi ini? aku sangat lelah Bu."
Wanita paruh baya itu mendelik gemas ke arah putra nya.
"Kenzie Alexander. Apa yang sedang kamu lakukan? satu jam lagi acara pernikahan mu, dan kamu masih tidur??! kau mau mempermainkan ibu mu? hah???"
Kenzie terduduk dengan bingung. Menikah? Aku akan menikah? Lagi?
Kenzie melirik ibu nya kesal. Ibu nya selalu seperti ini. Dia mendengus dan berdiri menghadap ibu nya.
"ibu, aku ingatkan bahwa ini adalah yang terakhir. jangan ada lagi."
Kenzie bicara dengan datar. Ibu nya tahu anak kesayangan nya marah. Dia tersenyum dan memasang mata anjing.
"Tentu saja sayang. Ini yang terakhir. Ibu janji "
Kenzie mendengus dan berjalan menuju kamar mandi. Dia mandi kilat dan segera berpakaian dengan pakaian yang biasa dia gunakan untuk pergi ke kantor.
Asisten pribadi nya sudah menunggu di depan kamar. Dia terkejut Kenzie memakai pakaian kantor untuk menikah.
"kenapa kau melihatku seperti itu?"
Asisten segera menunduk dan meminta maaf.
Kenzie berjalan ke garasi mobil pribadi nya dan langsung masuk ke kursi penumpang. Sang asisten mengambil pintu pengemudi. Sepanjang perjalanan berlangsung dengan tenang sampai mereka memasuki pekarangan keluarga Atmaja.

💦💦💦
Mobil Audi hitam mewah berhenti tepat di pintu masuk rumah keluarga Atmaja. Kenzie turun dari mobil dan langsung berjalan ke ruang tamu yang sudah terisi puluhan orang. Kenzie duduk di depan penghulu.

"bisakah di mulai sekarang?"

Tanya Kenzie datar. Semua orang melongo melihat pria tampan yang tak tahu sopan santun. Tapi apa yang bisa mereka katakan. Pria tidak sopan ini adalah raksasa di antara raksasa. Mereka tahu untuk tidak menyinggung nya.  Bapak Atmaja segera menyuruh istri nya untuk membawa Amalia keluar.
"bawa Lia keluar sekarang."
Sang istri menuruti perintah suami nya dengan berat hati. Ternyata Amalia sudah menunggu di ujung lorong yang menyambung dengan ruang tamu.
"Lia, suami mu sudah datang. Mari keluar sekarang sayang."
Amalia mengikuti langkah ibu nya. Sesampainya di ruang tamu, orang di sekeliling nya langsung membuat jalan bagi nya menuju Kenzie yang sedang duduk di depan penghulu.
Amalia mengamati punggung lelaki yang akan menjadi suami nya dalam beberapa menit ke depan. Badan yang tegap dan bahu yang lebar. Jantung nya berpacu menggila.
'ada apa dengan ku?'
batin Amalia keheranan. Amalia berjalan perlahan dengan banyak pikiran berkecamuk dalam otak nya. Sesampai nya di samping kursi yang telah di sediakan, dia duduk dengan gugup. Bagaimanapun ini adalah pernikahan nya. Dia duduk di samping Kenzie dengan was-was.
Kenzie mendengus kesal. Dia ingin acara ini segera selesai. Banyak jadwal kerja yang sudah menanti nya.
"ayo segera selesaikan."
Kenzie berucap dingin. Amalia segera tahu bahwa pernikahan nya tak mungkin bahagia. Suara pertama yang di dengar nya dari suami nya adalah suara dingin yang mencekam. Dia merasa suara nya adalah cerminan kepribadian nya.
Ijab qobul berlangsung lancar. Asisten Kenzie mengurus semua berkas yang di perlukan. Bos besar seperti nya tak akan mau mengurusi hal kecil seperti itu. Kenzie bangkit dan berjalan melewati semua orang. Amalia masih bengong di kursi pengantin. Dia syok dengan efisiensi suami nya dalam melakukan sesuatu.
Asisten Kenzie segera membawa koper Amalia ke dalam bagasi mobil. Dia menunggu Amalia untuk masuk ke kursi penumpang belakang di samping Kenzie. Amalia berjalan beriringan dengan ayah dan ibu nya yang mengantar kepergian nya ke rumah suami nya. Di depan pintu mobil Amalia berbalik menghadap ayah dan ibu nya. Dia mengeluarkan satu berkas berisi kontrak pemutusan semua hubungan dengan keluarga Atmaja. Amalia menyerahkan berkas itu pada ayah nya untuk di tanda tangani.
"Ayah, ini terakhir kali aku memanggilmu sebagai ayah. Tolong tanda tangani berkas itu. Anda tidak akan rugi."
Ibu nya menatap Amalia tak percaya.
"Nak apa yang kamu lakukan?"
"Ibu, aku tahu semua nya. Aku bukan anak kandung kalian. Itulah sebab nya kalian tidak pernah menyayangi ku seperti kalian sayang pada kakak. Aku sangat berterimakasih karena kalian telah merawat ku dengan baik. Sekarang aku sudah membayar semua nya lunas dengan hidup ku. Ku harap kita tidak saling berhutang mulai sekarang."

Ayah dan Ibu Amalia menatap takjub dengan pengetahuan Amalia bahwa dia bukanlah anak mereka. Ayah nya menimbang semua kemungkinan dengan singkat. Dia merasa dengan temperamen Amalia, dia tak akan lama menjadi menantu di keluarga Alexander. Jadi dia segera menandatangani berkas itu dan di kembalikan pada Amalia.

Amalia masuk ke dalam mobil dan menutup pintu. Mobil berjalan perlahan meninggalkan halaman rumah Atmaja. 'selamat tinggal'
kata Amalia dalam hati sambil menengok ke luar pada ayunan yang sengaja di letakkan di taman dekat gerbang masuk rumah. Di sana lah dia pertama kali bertemu cinta pertama nya yang sekarang adalah tunangan kakak nya.
Kenzie melirik istri barunya. Dia tidak pernah memperhatikan wanita yang di sodorkan pada nya. Tapi gadis ini terlihat sangat muda. Dia berpikir apa ibu nya tidak salah pilih?

Shine In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang