2

173 4 0
                                    

Levin mengelus dada dan mengatur nafasnya yang ngos-ngosan "Huhh huhhh huuhh gila-gila kok ada ya cewek bar-bar modelan kayak gitu, cantik sih cantik tapi ngapain cobak  ngejar-ngejar gue kayak gak ada kerjaan aja"

"Hehhh vin lo ngapain sih ngomong sendiri kayak gitu, udah mulai gila lo ahahhahah"

Yang ditanya hanya mengedarkan pandangannya sambil sesekali sedang mencari keberadaan seseorang.

"Wil lo tau nggak tadi gue habis dikejar-kejar sama orang gila pas mau reservasi bioskop baru gue di mall ini"

"Yang bener? Kok gue gak percaya ya, secara kan ini mall bro ga mungkin ada orang gila masuk sini. Kayak nya lo ngaco deh"

"Bener tuh kata Dyzan" ucap William membenarkan.

Daripada meladeni sahabatnya yang gak percaya sama Levin, dia memilih masuk kebioskopnya untuk melihat sudah sampai mana perkembangan bioskop terbarunya "Yaelah pada gak percayaan banget sih sama gue, dah ah gue mau masuk dulu"

"Dih ngambek" ucap willi menyunggingkan bibirnya.

Dan keduanya pun mengikuti Levin debelakang untuk masuk bioskop sahabatnya.

Di tempat ini sangat sulit untuk bisa masuk kedalam bioskop, karna suasananya yang sangat rame. Bahkan pemiliknya pun harus berdesak"desakan dengan pengunjung bioskop.

Bagaimana nggak rame orang bioskopnya lagi ada diskon 50% dari harga normal.

Tapi dilain tempat ada dua gadis yang juga rela antri panjang dan berhimpit-himpitan demi mendapat tiket nonton yang lagi diskonan.

"Rhyl lihat deh ada apaan sih kok rame banget disana" tanya Erina heran sambil menunjuk ke tempat yang dimaksud.

"Nggak tau mending kita lihat aja deh, daripada kemal"

"Kemal apa an dah"

"Kepo Maksimal ahahahaha"

"Dih bahasa lo alay banget"

Karna mereka sudah kemal akhirnya mereka berdua memutuskan untuk segera pergi menuju tempat itu.

Sesampainya disana ada mbak-mbak cantik dengan mini dresss disertai make up yang sedikit mencolok menghampiri kita dengan menunjukan brosur ditangannya.

"Permisi kak, disini kami lagi adain diskon besar-besar an karna pembukaan bioskop terbaru kami. Disini kami juga memberi diskon 50% dari harga normal kepada pelanggan kami untuk hari ini saja, dan siapa yang paling cepat dapat tiketnya dialah yang bisa masuk ke bioskop kami" ucap mbak-mbak bioskop itu.

"Rin gimana lo mau nggak, kalo gue sih yes"

"Gakmau lah Rhyl orang udah padet gitu mana harus berdesak-desakan lagi"

"Ihhh ayolah rin sekali ini aja gue mohon, gue tertarik banget nih kalo lagi ada diskonan kayak gini. Nanti gue deh yang traktir tiket nya. Mau ya mau yaa" rengek Rhyla sambil memohon-mohon.

"Yaudah deh iya, tapi bener ya elo yang traktir"

"Yeaayyy, iya lo tenang aja ntar gue yang bayar. Yaudah yok masuk"

"Ini kak silahkan brosurnya"

"Makasih mbak" ucap mereka berdua barengan.

Dengan semangat yang masih membara  Rhyla berlari menembus kerumunan yang jumlahnya sangat banyak bahkan dia sampai lupa telah meninggalkan Erina dibelakang.

Dan lagi-lagi gue lo tinggal Rhyl, emang dasar sahabat laknat lo ya. Umpat Erina  yang clingukan kesana kemari mencari Rhyla.

Tapi tanpa disadari Erina, dia telah menyenggol badan laki-laki berbadan tinggi, tegap, tampan, dengan mata yang kecil dan bibir ya mungil saat hendak menyalip seseorang didepannya.

Brugkk "ah maaf saya nggak sengaja" ucap Erina membeku saat tatapan keduanya saling bertemu.

Namun tanpa diduga respon cowok yang ia tabrak hanya senyum dan menangguk.

Dalam batin Erinaa hwaaaaaaaa gantenggg bangett

Sepeninggal cowok misterius tadi Erina tak henti-hentinya menyunggingkan senyumnya.

Hingga tanpa sadar ada yang menepuk punggungnya kasar dari belakang "Woyyy ngapain lo senyum-senyum sendiri, sehat lo"

"Amnjing sakit begok" umpat Erina

"Ehh ehhh mulutnya, kasar ya sekarang ngomongnya"

"Kayak lo halus aja" sindir Erina. "Gimana udah dapet belom tiketnya, pegel gue ngikutin lo mulu" lanjutnya.

"Ahahhhaha, belum er. Habis rame banget antriannya"

"Terus gimana, pulang?"

"Yah gue masih mau nonton er"

"Yaudah ayok, tapi jangan ninggalin gue lagi ya"

Akhirnya keduanya pun kembali berdesak-desak an dan mendapat kan tiket yang mereka inginkan.

Keduanya sudah berada didalam ruangan bioskop karena ini sudah memasuki jam waktu mereka nonton.

Selama didalam ruangan. Mereka berdua fokus pada layar yang mempertonton kan serial romance didepannya.

Namun dengan tiba-tiba Rhyla clingukan seperti menyadari kehadiran seseorang yang tadi ia kejar.

"Rhyl lo ngapain sih, nyari siapa. Ada yang lo kenal"

"Bukan yang gue kenal er, tapi sosok cowok yang tadi gue critain"

"Yang lo kejar-kejar itu"

"Iya"

Namun Di Lain sisi ada cowok yang berkeringat dingin yang berada satu ruangan bersama Rhyla dan Erina.

Yaps siapa lagi kalo bukan Levin. Ia duduk dengan gemetar dengan wajah yang penuh keringat. Ditambah lagi dia tidak bisa  menyembunyikan gestur tubuhnya yang tidak nyaman.

"Vin lo ngapain sih, daritadi kek gugup gitu, terus kenapa dah lo berkeringat kan disini ada AC" tanya Dyzan yang pas disebelah kiri Levin.

"Gue kasih tau tapi lo diem aja ya, jangan bilang-bilang" jawab levin dengan sedikit berbisik. "Ada orang gila yang tadi ngejar gue zan di belakang, gue keluar duluan ya byeee" lanjutnya sambil berdiri meninggalkan bioskop.

Dyzan yang tak tau siapa orang gilanya hanya celingukan melihat ke arah bangku belakang.

Kayaknya semua yang nonton disini normal deh. Apa jangan-jangan yang gila Levin ya. Astaghfirllah nyebut Dyzan nyebut, gak boleh suudzon sama sahabat. Batin Dyzan sambil mengelus dadanya yang rata.

"Zan si Levin mau kemana?" Tanya Willi yang daritadi hanya fokus pada layar besar dihadapannya.

"Yaelah baru nyadar lo will"

William hanya senyum tanpa arti.

"Levin keluar katanya ada orang gila yang ngejar-ngejar dia lagi  nonton disini"

"Hahhh yang bener l-" teriak Willi hingga membuat pengunjung memfokuskan pandangannya ke arah Willi dan Dyzan.

Tapi untung saja Dyzan dengan cepat membungkam mulut Willi agar tidak bersuara lagi.

"Mulut lo bisa nggak sih lebih pelan dikit kalo teriak"

"Kalo dikit bukan teriak namanya zan, aneh-aneh aja lo"

My Aggresive WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang