Aku mau tahu kalian berasal dari kota mana aja? Tulis di paragraf ini ya 👍
"Andai waktu bisa diulang, aku akan menolak permintaanmu entah bagaimana pun caranya."
-Laut Tengah-
"Ini adalah kamarmu, Haia. Maaf, agak berantakan. Aku gagal melarang Suriah untuk tidak lompat-lompat di atas kasur tadi pagi," ujar Aisa membuka sebuah pintu kamar pada salah satu sudut apartemennya.
Haia berulang kali mengerjapkan mata. Dia takjub melihat apartemen mewah milik Bhumi dan Aisa. Seumur hidup, Haia hanya pernah menginap di apartemen satu kali saat di Hong Kong. Namun, apartemen itu hanya yang berukuran studio alias sangat kecil dan hanya cukup untuk satu sampai dua orang. Berbeda dengan tempat yang dipijaknya hari ini.
Bhumi dan Aisa tinggal di sebuah apartemen mewah yang terletak di distrik Seocho. Sebuah kawasan elite di Seoul karena tempat ini berdampingan dengan distrik Gangnam—wilayah termewah di Korea Selatan. Seocho juga merupakan salah satu tempat berkumpulnya masyarakat internasional yang bekerja di Korea Selatan untuk bertempat tinggal. Tidak heran jika cafe-cafe mewah dengan menu dari berbagai belahan dunia dan sekolah-sekolah swasta dengan kurikulum internasional berdiri di kawasan ini.
Nuansa apartemen yang didominasi warna hitam dan putih memberikan kesan minimalis. Tidak terlalu banyak perabotan yang mereka miliki, tapi hal itu malah membuat apartemen ini terlihat sangat rapi. Ruang tengah yang luas dengan sofa besar berbentuk huruf L lengkap dengan TV-LED ukuran besar, karpet bulu warna putih yang digelar, dan tenda mainan anak-anak berada di sudutnya.
Setelah meletakkan koper, Haia menyapu seluruh ruangan kamar dengan matanya. Ada meja belajar, rak buku, dan meja rias. Sebuah lemari pakaian kokoh berbahan kayu warna putih dengan ukiran khas Indonesia terletak di dekat jendela kamar. Haia tidak menyangka kalau lemari itu sudah penuh dengan gamis, rok panjang, sweater, outer, coat, dan perlengkapan muslimah untuk menutup auratnya. Semua Aisa belikan khusus untuk Haia. Akan tetapi, rasanya lemari itu sama sekali tidak menarik perhatian Haia. Kasurlah yang membuat pandangan Haia terhenti. Tempat tidur dengan ukuran queen size atau sekitar 2m x 1,6m membuat Haia mengerutkan kening.
"Kasurnya besar sekali, Mbak?" tanya Haia.
Aisa menatap Haia bingung, "Masa sih? Enggak, ah. Pas kok kalau buat berdua," ujar Aisa.
"Oh ... Suriah tidur di sini, Mbak?" tanya Haia yang masih belum sadar dengan status barunya.
Aisa menautkan kedua alis kemudian perlahan senyuman terlukis di wajahnya. "Suri punya kamar sendiri di sebelah kamarku," jawab Aisa menunjuk salah satu pintu kamar di seberang kamar Haia.
"Kamu tidak lupa kalau sudah menjadi seorang istri 'kan, Haia?" kekeh Aisa.
Haia bagai disiram air dingin dalam tidur panjangnya. Wajah Haia berubah tegang dan terlihat gerogi. Iya, Aisa benar. Haia lupa dengan status barunya bahwa dia telah menjadi istri sah dari Teuku Bhumi Syam.
Itu tandanya dia akan ... tidur dengan pria dingin itu bahkan lebih. Haia menggeleng cepat. Rasa takut yang mulai bermunculan membuat Haia menggenggam pergelangan tangan Aisa secara spontan.
Mbak Aisa ... Haia tidak akan tidur dengan Mas Bhumi, 'kan?
Mbak Aisa yang akan selalu tidur dengan Mas Bhumi, 'kan?
Haia betul-betul ingin mengutarakan kekhawatirannya, namun lidahnya mendadak kelu. Hanya tatapan melas dengan mata berkaca-kaca yang dia berikan pada Aisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUT TENGAH
SpiritualNOVEL SUDAH TERBIT - "JADI ISTRI KEDUA DEMI KULIAH S-2 DI KOREA? LO GILA?!" ⚠️ Tenang. Ini bukan cerita tentang pelakor atau poligami dengan lika-likunya. Kisah ini milik Haia, seorang gadis berusia 22 tahun yang berjuang meraih cita di tengah duka...