"Lukanya banyak, tapi tidak terlalu parah. Hanya perlu jahitan dibagian kaki, sisanya kurasa tidak perlu jahitan .."
"Begitukah? Kau yakin dia akan baik - baik saja"
"Tentu saja hyung, aku benar - benar sudah memeriksa keadaannya. Keadaan vitalnya juga cukup baik, ia hanya terluka parah dibagian kaki"
"Tapi saat ini dia masih belum sadar. Sepertinya dia masih mengalami syok karena kejadian tadi"
"Hmm, tentu saja dia masih syok karena kejadian seperti itu .."
"Kau tenang saja hyung aku yang akan mengurusnya disini. Aku juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan mengenai pengobatan yang tepat untuknya saat dia sadar nanti"
"Yang lebih penting sekarang kau ceritakan padaku apa yang sempat terjadi pada anak ini, dan bagaimana kau bisa mengenal dan menemukannya seperti tadi"
"A-ah itu .."
"Apa?"
"A-aku mengenalnya saat aku sedang ada urusan di Taebaek"
"Kapan?"
"I-itu sudah lama"
"Apa dia tinggal di Taebaek?"
"E-eoh"
"Bohong, aku sudah lihat tanda pengenalnya hyung. Dia tinggal di Seoul. Namanya Park Ji Hoon, kau tidak tahu kan?"
"A-ah i-itu .."
"Aku perlu penjelasanmu tentang hal ini, tidak mungkin kau tahu keberadaan dan keadaannya jika kau saja tidak mengenalnya. Kita harus bertemu nanti"
"Dan lagi aku tidak berhasil menghubungi keluarganya, jadi mengenai administrasi kau sendiri yang datang dan urus kesini, kau sedang di Taebaek kan?"
"E-eoh .."
"Bagus, kau berutang penjelasan padaku. Temui aku dirumah sakit besok pagi"
Ji Sung mematikan sambungan teleponnya dengan dokter Ong Seong Woo. Sepertinya ia benar - benar harus menemui saudara sepupunya itu sebelum dia datang dan mengamuk meminta penjelasan dengannya secara paksa.
"Bagaimana keadaanya hyung?" Tanya Woojin memandang takut - takut kearah Ji Sung yang sedang memijat pelipisnya.
Ji Sung menatapnya datar menahan kesal. Jika saja didepannya ini bukan bos nya dan jika saja Woojin hanya manusia biasa. Dapat dipastikan pria itu pasti memarahi Woojin atas semua masalah yang terjadi karena ulahnya.
"Sebelum itu, katakan padaku, kenapa kau bisa menyerang manusia?"
"Aku tidak tahu hyung, itu instingku dan aku tidak bisa menahannya, kau yang paling tahu jika werewolf hanya seekor hewan buas ketika malam purnama"
"A-apa sesuatu yang buruk terjadi padanya?" Tanya Woojin memastiksn.
Ji Sung diam tak menjawab pertanyaan Woojin padanya. Tangannya kembali memijat kepalanya yang mendadak pusing. Ia tak menyangka permasalahan seperti ini akan datang pada Woojin setelah sebelumnya tak pernah ada masalah serupa. Woojin selalu memastikan dirinya jauh dari manusia dan berubah tanpa ada yang melihatnya.
Lalu sekarang apa? Hampir memangsa manusia? Yang benar saja. Bagaimana caranya ia menjelaskan semua yang terjadi pada Seongwoo nantinya? Alibinya harus kuat jika harus berbohong pada Seongwoo yang paling mengenal dirinya.
"Dia baik - baik saja" ucap Ji Sung seadanya. Kini ia membawa tubuhnya bersandar dikursi yang sedang didudukinya.
"A-ah, begitukah? Kau yakin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deathless
FanfictionKarena hidup dan mati bukanlah sebuah pilihan. Melainkan ketentuan .. . . Chamwink, bunssodan, 2 park, duo buntelan, atau apapun sebutan untuk 2 lelaki yang membuat saia terus berpikir kisah indah tentang mereka. Yaps, aku balik lagi dengan book bar...