✉ 5 || Titania Raya

54 10 0
                                    

Setelah hengkang dari markas, aku segera ke kelas. Aku harus mencari Melodi dan menanyakan kebenaran video yang melibatkan dirinya itu.

Aku sempat berpapasan dengan Riga dan Vienna ketika keluar dari bagian belakang sekolah, tapi aku tidak memberi atensi pada kehadiran mereka. Aku sudah tidak sabar untuk mendengar langsung penjelasan Melodi.

Sayangnya, saat aku sampai di kelas, Melodi tidak ada di bangkunya. Ke mana perginya cewek itu? Oh, sepertinya dia belum kembali dari ruang club jurnalistiknya. Haruskah aku menyusul ke sana?

Baru saja aku akan berbalik keluar kelas, bel tanda istirahat telah selesai berbunyi. Aku menghela napas kesal tapi tak punya pilihan selain kembali ke bangkuku.

Guru mata pelajaran sosiologi masuk ke kelas tak lama setelah bel berbunyi. Guru ini sepertinya tipikal guru yang on time.

Aku menoleh ke bangku Melodi. Cewek itu belum kembali. Apa Melodi gemar membolos? Perasaan dia kelihatan seperti cewek baik-baik. Tidak ada tampang anak bandel yang hobi melanggar peraturan.

Aku jadi berpikir jangan-jangan Melodi dalam bahaya. Tadi aku sempat membaca komentar-komentar yang menyertai video itu. Beberapa kakak kelas secara terang-terangan menghujat Melodi. Bagaimana kalau sekarang Melodi sedang berurusan dengan kakak kelas itu?

Ah, sial. Kenapa aku jadi khawatir pada teman sebangkuku itu? Padahal biasanya aku tidak akan peduli pada hal-hal yang tidak berkaitan denganku.

Aku melirik ke guruku yang tengah mempersiapkan kelas. Beliau sepertinya sedang mengisi daftar absen dan buku kemajuan kelas.

Aku perlahan bangkit dari dudukku dan berjalan ke meja guru. Guru sosiologiku itu mengangkat wajah dan menatapiku dengan heran.

"Permisi, Bu," ucapku lirih agar tidak ada teman-teman kelasku yang mencuri dengar. "Saya sedikit tidak enak badan dan ingin istirahat di UKS. Apakah ibu mengizinkan?"

Guruku itu memperhatikanku dengan saksama. Sepertinya dia curiga aku berbohong. Karena alasan sakit dan akan beristirahat di UKS adalah alasan klasik untuk membolos kelas.

Aku sadar bahwa kebohonganku memang tidak meyakinkan. Makanya daripada bertele-tele, aku segera mengatakan yang sebenarnya saja. "Maaf, sebenarnya saya adalah mantan Ratu SMA ini. Saya tiba-tiba harus mengurus sesuatu," ucapku jujur.

Guru sosiologiku itu kelihatan kaget. Lalu ia segera mengangguk-anggukkan kepala sambil tetap memasang wajahnya yang antara bingung dan tidak menyangka.

Ternyata menggunakan embel-embel Ratu Sekolah lebih efektif ketimbang harus susah payah membuat alasan ingin istirahat di UKS. Aku mengulas senyum lalu melenggang keluar dari kelas.

Aku bisa mendengar beberapa temanku bertanya-tanya kenapa aku keluar dari kelas bahkan sebelum pelajaran ini dimulai. Tapi lalu mereka bungkam saat guru sosiologiku itu membuka jam pelajaran kali ini.

Sedangkan aku dengan santai melanjutkan jalanku. Sejujurnya aku bingung harus ke mana sekarang. Ah, mungkin memang aku harus mengecek ke gedung ekstrakurikuler. Barangkali aku akan menemukan cewek itu di sana.

Aku mempercepat langkah kakiku saat melewati kelas-kelas. Aku merasa menjadi tontonan karena berjalan di koridor sendirian saat jam pelajaran tengah berlangsung. Terlebih, aku tidak mau kena teguran guru yang barangkali tidak mengenalku. Aku malas repot-repot menjelaskan siapa aku ini.

Aku sudah keluar dari gedung yang berisi kelas-kelas itu. Aku beralih ke gedung ekstrakurikuler yang tampak lengang di jam-jam seperti ini. Jadi benarkah Melodi ada di sini?

INTERPOLASI (Pindah ke Innovel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang