6

1.3K 228 3
                                    


Saat ini, Atsumu dan (Name) sedang berjalan berdampingan. Setelah meminta izin kepada Kita, ia menepati ucapannya untuk mengantar (Name) pulang.

Suasana sangat canggung, belum ada yang memulai pembicaraan dari tadi. Atsumu menelan ludah, ia harus segera meminta maaf pada (Name) soal kejadian semalam.

"Ne Atsumu-san, boleh tanya sesuatu?" Tanya (Name) memecah keheningan.

"O-oh iya, tentu saja," jawab Atsumu.

"Apa yang menarik dari diriku?"

Atsumu terhenyak mendengar pertanyaan itu. Di kepalanya sudah tersusun segudang jawaban, tapi ragu untuk dikemukakan. Ia menarik napas, lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Em, kau itu... M-manis," gumam Atsumu merona.

(Name) mengernyitkan dahinya bingung.

"Benarkah?"

"Y-ya, tentu saja,"

(Name) menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga.

"Masa sih, cuma gara-gara aku manis dua laki-laki tadi mau melecehkan ku?" Bingung (Name).

"Oh, jadi maksud pertanyaan mu tadi--"

"Iya, maksud pertanyaan ku tadi, apa yang menarik dari penampilan ku sampai membuat laki-laki tergoda?"

Atsumu membuang napas dengan lega. Lalu memperhatikan penampilan (Name) mulai dari atas ke bawah.

"Tidak ada yang salah dari penampilan mu kok, kau tetap--"

Rona merah di pipi Atsumu semakin pekat. Ia lantas membuka jaketnya.

"G-gomen (Name), shitsureishimasu," izin Atsumu sambil mengikatkan jaketnya itu di pinggang (Name).

"E-e-eh?? Nande?" Kaget (Name).

Penampilan (Name) pada dasarnya tidak ada yang aneh. Hanya sweater merah maroon lengan panjang dengan leher turtleneck dan rok span pendek berwarna hitam. Tapi, panjang rok nya itu yang sedikit meresahkan.

"R-rok mu terlalu pendek," beritahu Atsumu.

"Eh pendek? Tapi kan aku pakai stocking," tukas (Name).

"Sama saja, kan lekuk kakimu kan kelihatan kalau pakai itu," bantah Atsumu.

"S-souka, pantas saja," tanggap (Name) canggung.

(Name) terus berjalan sambil mengetuk-ngetuk kan tongkatnya. Belum ada yang memulai pembicaraan lagi. Setelah mengumpulkan keberanian, Atsumu pun akhirnya berbicara.

"(Name), soal kemarin... Aku minta maaf," ujar Atsumu pelan.

"Ah, tidak apa kok Atsumu-san, aku sudah melupakan nya," balas (Name) sambil melukiskan senyum manis.

Atsumu menjadi salting karena itu, soalnya sudah lama ia tidak melihat senyuman (Name). Ah ralat, mau dilihat berapa kali pun, senyuman (Name) tidak akan pernah membosankan untuk Atsumu.

"Aku benar-benar minta maaf, tidak seharusnya aku berkata seperti itu semalam. Aku sudah sangat merendahkan mu," gumam Atsumu, ada rasa sesal di dalam ucapannya. Senyuman (Name) semakin manis mendengar itu.

"Terima kasih sudah mau meminta maaf Atsumu-san, aku senang. Aku juga minta maaf, kemarin aku tidak bisa mengontrol emosi ku," ucap (Name) tulus.

Atsumu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tidak kuat menatap senyuman manis di wajah (Name). Berbahaya untuk jantungnya.

"Apakah kau tahu maksud sebenarnya kenapa aku ingin mengantarmu semalam?" Tanya Atsumu mencoba mengalihkan pikirannya dari senyuman (Name).
//mana sempat, keburu candu

"Hm? Bukankah karena kau terlalu khawatir kalau aku kecelakaan di jalan?" Sahut (Name).

"Hei, aku sudah minta maaf," ucap Atsumu sedikit mempoutkan bibirnya (ih gemes, pen nampol.g).

"Ahahaha just kidding, memang apa alasannya?"

Atsumu menatap wajah (Name) dalam-dalam. Menyimpan rasa kagum nya di dalam hati.

"Karena kemarin, aku masih ingin berbicara denganmu. Aku ingin bersamamu lebih lama lagi,"

Langkah (Name) terhenti ketika mendengar Atsumu berkata seperti itu. Ia kaget, tapi mencoba untuk mengendalikan dirinya. Ia terus berjalan, tidak membalas ucapan Atsumu. Sampai akhirnya--

"(Name)! Awas!!!"

𝐁𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang