9

1.2K 234 9
                                    

"Dan serangan itu dihentikan oleh block Kageyama dan Hinata!!!"

Tim karasuno bersorak merayakan kemenangan mereka. Atsumu mengatur napas, entah kenapa rasanya sesak.

Kecewa? Sudah pasti.

***

Atsumu memeluk lututnya, mengeluarkan segala isi hati lewat air mata. Sisi Atsumu yang tak diketahui orang, bahkan saudara kembarnya sendiri.

"Bisa-bisanya aku kalah dari gagak-gagak sialan itu," desis Atsumu.

Ia memeluk lututnya semakin erat, ia bersyukur datang ke tempat yang tepat. Tempat yang tidak diketahui orang banyak. Air mata nya terus mengalir, seiringan dengan gemetar tangannya yang mendekap erat kedua lutut. Ia sangat berharap tidak ada yang menemukannya di saat seperti ini. Apalagi jika--

"Moshi-moshi, apakah ada orang di sini?"

Mata berair milik Atsumu membulat kaget. Atsumu menghentikan isak tangisnya, berusaha membuat suasana setenang mungkin. Tentu saja, ia sangat mengenali suara tadi.

"Aha, mit-su-ke-ta!"

Atsumu tersentak begitu melihat sosok (Name) di hadapannya. Gadis itu tersenyum manis sambil melambaikan tangannya.

"Konnichiwa, Atsumu-san! Boleh aku duduk di sampingmu?"

"T-tentu,"

(Name) membenahi roknya lalu duduk di samping Atsumu. Posisi yang sama, memeluk lutut dan bersandar pada pohon.

"Dari mana kau bisa tahu?" Tanya Atsumu sambil menutup wajahnya pada kedua kaki.

"Hm? Keberadaanmu? Aku mendengar suaramu dari sini, telingaku memiliki kemampuan mendengar lebih tajam," jawab (Name) santai.

"Sou,"

Hening, tidak ada yang berbicara.

"Kalau kau mau menangis, tidak apa kok," gumam (Name).

"Menangis itu tidak keren," ujar Atsumu.

"Hm, kalau begitu aku mau tanya. Apakah orang yang menyatakan cinta itu keren?" Tanya (Name).

"T-tentu saja!" Jawab Atsumu.

"Pada dasarnya, menyatakan cinta dan menangis itu adalah hal yang sama. Yaitu, sama-sama mengeluarkan perasaan. Makanya, aku selalu berpikir orang yang berani mengeluarkan perasaan nya itu pasti orang yang keren," jelas (Name).

Atsumu tertegun, ia tak menyangka (Name) memiliki pikiran seluas itu.

"Aku ini memalukan sekali ya,"

(Name) terdiam, membiarkan Atsumu berbicara. Ia tahu, Atsumu sedang ingin didengar.

"Padahal aku sudah bilang kalau aku pasti akan menang, tapi aku malah kalah dengan tidak etis seperti ini,"

"Hm hm, terus?"

"Aku mengecewakan semuanya, aku mengecewakan kapten, mengecewakan tim, mengecewakan sekolah, dan..."

'mengecewakan mu,'

Atsumu terdiam, lalu mulai meneteskan air mata lagi.

"Tapi menurutku tidak begitu tuh?"

Atsumu menoleh ke arah (Name) yang sedang menatap lurus ke depan.

"Aku pikir Atsumu-san sudah berjuang sebisa nya, Atsumu-san sudah memberikan yg terbaik untuk inarizaki, Atsumu-san..."

"Tidak pernah mengecewakan siapapun, aku bangga bisa mengenal Atsumu-san yang seperti ini,"

Atsumu terpana melihat senyuman tulus di wajah (Name). Senyum yang begitu tulus dan lugu.

"Tapi, aku kalah dari mereka," desis Atsumu.

"Itu bukan salah mu, mereka saja yang terlalu kuat. Siapa yang tahu jika mereka akan memblock serangan mu dengan Osamu-san di akhir set? Tidak ada bukan? Yang harus kau lakukan adalah berlatih supaya bisa lebih kuat lagi, tahun depan kalian pasti akan mengalahkan mereka!"

Segala kegelisahan Atsumu menghilang seketika. Berganti dengan perasaan hangat yang menenangkan. (Name) benar-benar tahu bagaimana cara menghibur seseorang.

"Arigatou, (Name)," lirih Atsumu.

"Sudah merasa lebih baik?" Senyum (Name).

"Uun," sahut Atsumu menghapus sisa-sisa air matanya.

(Name) menghela napas lega. Lalu bersenandung lirih. Senyum manis tak pudar dari wajahnya. Atsumu menatap (Name) sarat rasa kagum. Rona merah merambati pipinya, Atsumu sama sekali tak mempedulikan itu. Karena ia tahu, (Name) tidak akan pernah bisa melihatnya. Oke, ini sudah agak keterlaluan.

"Ne, Atsumu-san daijoubu?" Tanya (Name) mendadak.

"E-eh? Apa maksudmu? Tentu saja aku baik!" Jawab Atsumu gugup.

"Kau yakin?"

"I-iya!"

"Aneh, kenapa detak jantungmu cepat sekali? Kau sakit?"

𝐁𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang