F I V E

8.9K 406 32
                                    

Yuk pencet bintang! ⭐

Suasana hening dalam mobil membuat ten merasa gugup, tubuh kecil nya terus bergetar menahan tangis. Buku buku tangan nya memerah karena terlalu kuat mencengkram baju nya.

Mobil berhenti mendadak, membuat dahi ten terbentur dasbor. Ia meringis sakit, sedangkan jaehyun seolah tak acuh dan memilih pergi meninggalkan ten dengan membanting pintu mobil membuat ten terkejut.

Dengan gesa ten segera keluar mobil , lalu lari mengejar jaehyun. Langkah kecil nya tak sebanding dengan langkah panjang jaehyun membuat ten tergopong-gopong.

" Jae pe—"

" Diam."

Oke, diam ten sepertinya jaehyun memang dalam mode tidak ingin di ganggu, pintu apartemen terbuka jaehyun menghempaskan tubuh nya kasar ke sofa. Sementara ten pemuda mungil itu hanya berdiri di ambang pintu terus menunduk, tubuh nya bergetar ketakutan bayangan tentang taeyong yang akan memarahi nya membuat nyali nya ciut untuk masuk.

" Ten baby ! kenapa kau berdiri di situ"

Taeyong berteriak dari ruang tenang, Ten yang tadi nya menunduk langsung reflek mendongak. Lalu ia berjalan mendekati taeyong.

" Euhnn.. "

" Duduk dulu baby. "

ten terkejut kala taeyong memeluk nya dari belakang dan meminta nya untuk duduk.

" Kalian kenapa? kalian bertengkar ?."

senyum sinis terpatri di wajah tampan pemuda jung.

" Tanyakan saja pada teman mu itu yong."

Pandangan penasaran taeyong beralih menatap ten di sampinya yang terus menunduk. Taeyong mengangkat dagu ten membuat pria mungil itu mendongak.

" Ada apa ten? "

" Eugmm... hiks..." ten menangis terisak, lalu menggelengkan kepalanya.

" Biar aku jawab — "

mata ten membulat kala jaehyun mengatakan hal itu. Jaehyun menghela nafas " Aku melihat ten berciuman dengan pria lain."

Pandangan taeyong yang tadi terarah kepada jaehyun sekarang berubah memandang wajah ten dengan datar.

" Benar ten! "

"Eug...hiks..." ten menganggukan terpatah patah, tak selang beberapa lama tawa lepas taeyong membuat dua orang dalam ketegangan itu terheran heran.

" come on jae, dia hanya berciuman haha sedangkan kita sudah melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman bukan. Kau marah? Mengetahui ten berciuman dengan orang lain yang benar saja. "

Jelas taeyong, di tempat yang sama ten malah sweetdrop dengan perkataan taeyong.

" K — kau tidak marah yong?. "

" Untuk apa marah, aku bukan kekasih nya dan aku tidak ada hak atas dirinya. Kita hanya teman bukan, atau sebenarnya kau yang bermasalah jaehyun! —

oh apakah kau menyukai ten, hingga dirimu sangat marah hanya karena tau ten berciuman."

jaehyun memejam kan matanya, ini rumit kenapa juga dirinya harus marah hingga membuat ten pemuda manis itu ketakutan.

" Mengaku lah jaee~" Goda taeyong.

" Brengsek."

Jaehyun meninggalkan ruangan tengah dan beranjak pergi kekamar nya. Sementara itu taeyong mengusap pipi gembil ten yang basah. Perlahan taeyong memajukan wajah nya lalu memangut bibir mungil itu dengan gemas, ten yang tak siap hanya bisa membelalakan matanya. Ciuman mereka berubah semakin terburu-buru, namun taeyong menyudahi nya kala mengingat ten yang baru pulang dari bekerja.

" Tidur lah ten, aku tau kau lelah. Maafkan jaehyun ya dia hanya cemburu mungkin? " Kekehan kecil dari mulut taeyong membuat pipi ten bersemu.

🐈🐈🐈

Pagi seperti biasa, suasana dapur malah terlihat sunyi karena ten dan jaehyun yang masih canggung satu sama lain. Taeyong yang sedang memasak di buat jenuh oleh kedua orang itu, dengan otak mesum nya taeyong mencampurkan sesuatu kedalam makanan ten dan jaehyun. Setelah siap taeyong segera menyajikan nya untuk dua orang yang tengah termenung itu.

" Oh ayo lah sampai kapan kalian akan menciptakan suasa muram begini." Taeyong memutar bola mata nya malas, itu sebenarnya hanya akal akalan taeyong saja agar ten dan jaehyun tidak curiga. Membutuhkan waktu 10 menit untuk menghabis kan sarapan tanpa ada sepatah kata pun.

" Aku sudah selesai, aku akan berangkat." Ujar jaehyun seraya berdiri meninggalkan ruang makan.

Membuat taeyong berteriak tak terima " Jae! tungguin sialan." taeyong berlari mengejar jaehyun, taeyong meruntuk dalam hati niat mau membuat kedua nya having sex malah gagal. Terpaksa taeyong mengikuti jaehyun mana mau ia naik bus untuk sampai sekolah.

Taeyong sedari tadi terus menggigit bibir nya resah, pikirannya melayang pada ten. Bagaimana pemuda mungil itu akan mengatasi efek obat yang ia berikan sendirian.


" Yong nhh tumben panas ya."

Sungguh taeyong bingung dengan apa yang harus ia lakukan sekarang. Matanya membulat apakah efek obat itu juga bekerja pada jaehyun. Oke katakan lah ia memang ceroboh tanpa memikirkan resiko kedepan nya.

Ditengah lamunan nya, seketika mobil berhenti membuat taeyong terantuk dasbor.

" Yak! Kebiasaan"

Sementara sang pelaku hanya tersenyum konyol " Yong hotel ?."

dengan jengah taeyong memutar bola matanya, lalu berbalik menatap jaehyun dengan pandangan tajam.

" Kita mau ke kampus sialan, bukan ke hotel."

" kamu masukin apa ke makanan tadi!" Jaehyun menatap tajam kearah taeyong.

Dengan ekspresi bisa saja taeyong berusaha tetap tenang. " Masukin apa sih."

" Jangan pura pura gak tau ya yong, bukan sekali dua kali kamu kek gini."

Dengan perasaan bersalah taeyong menunduk, dan bergumam.

" Iya maaf, abis kalian berantem terus. Aku pusing tau ga...."

jaehyun menghela nafas lalu memutar balik mobil nya, dengan perasaan kesal.

" k — kok balik hyun."

" Kita gak mungkin kan biarin ten menderita sendiri."

" Bener juga." Seringai tercipta di bibir taeyong, hari ini kemenangan berada di pihak nya. Taeyong terkekeh geli melihat gundukan di selakangan jaehyun seperti nya ia harus merelakan pemuda mungil nya nanti.

Terlihat jaehyun yang begitu frustasi menahan sesuatu di bawah sana, membuat taeyong begerak membuka pintu lebih cepat.

" Ten ka — "

" Brengsek! "

Jaehyun dan taeyong tercengang dengan apa yang ia lihat. Sementara jaehyun mengeram marah.



TBC

Hayo, siapa yang mikir bakal nc 🌚
kkk~ maap kan ,
saat nya kabur  ૮₍ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ₎ა
jangan lwupa vote !!!

Friendzone【 Jaeyongten 】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang