Minggu siang. Dikediaman keluarga Lazuardi. Kakak beradik Lazuardi itu duduk santai di sofa ruang keluarga dengan kesibukan masing-masing. Si kakak yang masih asik menonton film 'tiga beruang bersaudara' sambil tangan kirinya memegangi sebuah toples berisi keripik kentang, dan tangan kanannya sibuk memindahkan isi toples kedalam mulutnya. Sedangkan, si adik sibuk memainkan game online di ponsel pintar miliknya.
Tak lama setelahnya, si adik—Jeviar Putra Lazuardi— menyelesaikan permainannya. Ia menoleh kearah kakaknya yang masih fokus pada televisi di depannya.
"Kak, kemaren adek liat bang jeno boncengan sama kak Sisil"
"Hah?!! Serius?!! Dimana?!" Tanya Reya seketika menengok ke arah adiknya berada. Si Jeviar meringis membayangkan leher kakaknya yang mungkin saja patah jika menoleh terlalu cepat seperti itu
"Hemm.. iya .. kemaren pas Jevi mau nyamperin Zidan dirumahnya. Jevi liat bang Jeno. Kan rumahnya satu komplek sama Zidan."
"O-oh.. gitu"
"Eh?! Kakak ga marah gitu?"
"E-engga! Ngapain harus marah?!" Kata Reya berusaha menutupi kegugupannya
"Yakan si bang Jeno bilangnya suka sama kakak. Masa jalan sama orang lain"
"Hhh.. yaudah lah, biarin aja. Lagian juga aku sama Jeno ga ada apa-apa" ujarnya
Benar. Tidak masalah bukan? Lagipula mereka tidak ada status apapun selain teman. Walaupun perilaku manis Jeno mulai terasa nyaman untuk Reya
"Udah kak, gausah galau gitu. Masih ada bang Rezvan kok"
"Dih. Kenapa bawa-bawa Evan coba?"
"Ya kan dia juga suk—"
"ASSALAMU'ALAIKUM. REYAAA, JEVIII. BUKAIN PINTU BUAT PANGERAN DOONG"
Kalimat Jevi terpotong karna teriakan kencang seseorang di depan rumahnya
Reya pun bangkit dari duduknya menuju pintu depan dan membukanya dengan raut kesal. Dia sudah tau siapa oknum yang berteriak tidak tahu malu itu.
"Gausah teriak-teriak, Chan. Rumah gw bukan hutan! Lagian biasanya langsung masuk juga!" Oknum tersebut adalah tetangga Reya sekaligus sahabatnya sejak sekolah dasar. Lelaki yang dipanggil Chan— Haidar Chandra Syahputra—itu hanya membalas ucapan Reya dengan cengiran, yang menurut Reya menyebalkan.
"Seneng aja gitu kalo liat lo kesel. Hehe.." ucapnya menghampiri Reya lalu masuk kedalam kediaman Lazuardi.
"Bawa apaan bang Chan?" Tanya Jevi pada Chandra ketika melihat sahabat laki-laki kakaknya itu menenteng sebuah paper bag hijau mint di tangan kanannya.
"Brownies nih, dari bunda. Tadi bunda bikin lebih, terus nyuruh Abang kasih ke Tante Yuna" kata Chandra lantas meletakkan Paper bag tersebut keatas meja makan, yang langsung dihampiri Jeviar dengan wajah senangnya.
"Wah, baunya enak nih. Makasih bang" ucap Jevi segera mengeluarkan brownies dari wadahnya lalu memakannya.
"Bilangin Bunda, makasih banyak ya Chan. Ini enak sumpah" kata Reya yang sudah ikut makan bersama Jeviar
"Iya, sama-sama. Btw, gigi ga main kesini, Rey?" Tanya Chandra
"Engga. Kenapa nyari si Gigi? Biasanya kalo ketemu juga cuma ribut doang Lo"
"Ya gapapa. Heran aja. Biasanya kan tuh anak kalo Minggu gini suka dirumah Lo"
"Bang Chandra kangen ya sama kak Gigi?" Goda Jevi dengan senyum jahilnya
"Wah! Iya! Jangan-jangan lu suka sama dia ya?" Sambung Reya melirik jahil sambil menaik turunkan alisnya, ikut menggoda Chandra
"A-apa-an sih?! Engga ya!! Anak kecil sok tau banget. Ini juga kakaknya. Ngadi-ngadi banget" ujar Chandra berusaha mengelak.
"Aduh.. gausah bohong deh Chan. Lo keliatan tau kalo lagi boong"
"Iyaa ih bang. Jevi suka liat bang Chandra ngeliatin kak Gigi loh" goda kakak beradik itu
"ENGGA YA! SOK TAU! DAHLAH GW MAU PULANG. BYE. ASSALAMU'ALAIKUM" kemudian Chandra pergi meninggalkan kakak beradik yang sudah tertawa senang akibat menjahili Chandra.
"Pfftt.. HAHAHA.."
❄️❄️❄️
"Dih! Apaan coba?! Masa iya gw suka sama Gisel yang bentukannya urakan gitu. Engga engga" monolog Chandra sambil menggelengkan kepalanya
Duh, jantung gw kenapa sih anjir. Kayak mau disko -Chandra
Visualisasi kak Sisil :v
Votement ya sayang :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ré voir | ft. NCT
FanfictionRé voir | ft. Nct _____ Aku menyukaimu. Dari sikap dan perilaku mu. Aku mengagumimu. Dari setiap tutur katamu. Dan aku mencintaimu. Karena, itu adalah dirimu. Bahkan ketika tidak ada kata 'Kita' diantara aku dan kamu. Cinta itu bebas. Tidak memaksa...