Seminggu sudah waktu berlalu. Sudah seminggu Azam pergi meninggalkan Nessa. Sangat berat Nessa menjalani hari-harinya tanpa kehadiran Azam. Hari-harinya tidak seindah hari-hari sewaktu Azam masih ada, kehidupannya berubah sama seperti dirinya. Nessa sering melamun, diam dan menangis setiap kali teringat Azam. Kini, Nessa sedang berusaha untuk kembali bangkit dari kesedihan itu, mencoba untuk menerima takdir yang Allah berikan.
Sekarang, Nessa sudah mulai kembali bekerja setelah satu Minggu libur dan berdiam diri di rumah. Perlahan ia mulai kembali bangkit dari kesedihan itu.
"Nay," ucap Laras lalu mengusap bahu Nessa. "Sabar ya, be strong!"
"Iya Kak, terima kasih ya Kak. Dan maaf jika selama Nay gak ada Kakak jadi kerepotan."
"Tidak masalah Nay, gapapa tenang saja. Kamu jangan sedih lagi ya, kakak gak bisa liat orang sedih, nanti kakak malah nangis histeris, inipun kakak mencoba untuk menahan air mata ini."
Nessa tersenyum tipis menatap Laras. "Iya Kak, Nay gak nangis di depan Kakak."
"Awas aja kalau sampai, nanti kakak beri hukuman, hukumannya adalah ikut kakak pulang dalam satu minggu."
"Aw, hukumannya enak banget, canda Kak."
"Ah, kakak senang melihat senyuman kamu walaupun tidak semanis dahulu."
"Jadi, apa yang harus Nay kerjakan?"
"Nanti bantu kakak meriksa laporan bulan kemarin. Sekarang kakak ada urusan di kantor bawah dan kamu minta tanda tangan Pak Ardian, setelah itu duduk santai, oke?"
"Baik Kak."
"Kakak ke bawah dulu," ucap Laras berlalu meninggalkan Nessa.
Nessa mengambil berkas yang ingin di tanda tangani oleh Ardian. Nessa melangkah menuju ruangan Ardian. Semua orang yang melihatnya tersenyum sambil mengangguk. Nessa akui, mereka semua baik dan ramah dan hal itu membuatnya bersyukur karena lagi dan lagi Allah pertemukan dengan orang-orang baik padahal dunia ini kekurangan orang-orang baik. Tapi syukurnya, Allah tidak sering mempertemukannya dengan orang jahat hanya bertemu tidak menetap berada di hidupnya.
"Permisi," ucap Nessa berdiri di depan pintu.
"Eh, Naya? Masuk Nay," jawab Ardian lalu kembali menatap layar tabletnya.
"Ada beberapa laporan yang harus Abang tanda tangan." Nessa menyodorkan berkas itu pada Ardian dan Ardian langsung mendatangani nya.
"Kamu baik-baik saja?"
"Iya Bang, baik."
"Saya tau kamu masih sedih. Tapi jangan terlalu berlarut dalam kesedihan, gak baik! Kamu harus move on dan kembali seperti dahulu walau dirasa sulit," ucap Ardian.
"Iya Bang, terima kasih."
"Nah ini, sudah."
"Terima kasih Bang. Nay kembali ke ruangan dulu,"
"Iya."
Nessa kembali menuju ruangannya yang tidak terlalu jauh dari ruang Ardian. Ada beberapa tugas yang harus ia selesaikan karena satu minggu tidak bekerja.
💔💔💔
Waktu pulang sudah tiba. Nessa berdiri di depan kantornya sambil menunggu seseorang untuk menjemputnya. Tidak lama kemudian, ada sebuah mobil yang menjemputnya sudah datang. Nessa langsung menghampiri mobil itu.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam," jawab Nessa.
"Masuk Dek," titah Naim. Nessa langsung masuk ke mobil itu. Mobil yang dulu sering ia tumpangi waktu masih sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin Bahagia
Подростковая литератураIni tentang Nessa Diandra. Seorang gadis cantik yang masih berusia 17 tahun dan menjadi primadona di sekolah itu. Ia selebgram terkenal, seluruh sekolahan tahu siapa gadis yang bernama Nessa itu. Selain selebgram cantik, Nessa salah satu kebanggaan...