Tunangan kontrak jadi Cinta

Prolog

Namaku adalah Miku chan...
Aku berumur 22 tahun dan aku ingin menjadi Artis. Mimpiku adalah bekerja di new York. Tapi penghasilan menjadi artis belum cukup.

Hari ini aku beruntung di panggil interview untuk menjadi sekretaris perusahaan terbesar.

Aku pasti akan mendapatkannya!

****************

"Aku direktur Dieter Asmarloka," ucap laki-laki  yang duduk tegak dihadapan Miku.

"Senang bertemu Dengan anda," balas Miku.

Pria itu tampak sibuk melihat CV milikinya.

Miku melihatnya dengan tatapan tajam dan bergumam dalam hati.

"Pria dihadapan ku ini Dieter Asmarloka, laki-laki terkaya di kota new York. Tapi sayang dia  banyak sekandal dengan Artis dan selebriti, playboy sekali. Tapi sangat tampan juga."

Saat dirinya tengah melamun tiba-tiba Dieter mengucapkan kalimat yang membuatnya terkejut.

"Bagus, kamu lulus," ucapannya dengan wajah datar.

"Lu-lus?" jawabnya terkejut.

"Aku cuma butuh seseorang untuk menerima gaji. Sebenarnya pekerjaan sekertaris itu hanya modus belaka!" Ucapnya lagi yang membuat Miku semakin tercengang dan gak habis pikir.

"Modus?" Ucapnya lagi dengan penuh tanda tanya.

"Kamu akan berpura-pura menjadi tunangan untuk sementara," ucapnya dengan wajah tak bersalah.

"Eh..." Ucap Miku tidak percaya.

"Ini bukan keingina ku, tapi mereka memaksaku untuk menikah artinya ini perjodohan. Oleh karena itu terpikir olehku untuk memilih tunangan pura-pura. Kamu cukup tersenyum di sampingku saja selama satu bulan liburan," ucapnya menjelaskan.

"Enggak bisa! Aku mana bisa tiba-tiba menjadi tunangan mu!" ucapnya tegas menolak.

"Aku akan membayar mu sepuluh kali lipat yang dijanjikan," ucapnya merayu.

"Kamu ingin menjadi artis,kan? Seharusnya itu membantumu, dan kurasa ini bukan tawaran yang buruk," sambungnya lagi.

Miku berpikir sejenak perkataan Dieter itu.

" Baiklah aku menerima lamaran mu," ucap Miku dengan nada tegas dan bersemangat.

"Bagus, bertingkahlah menjadi tunangan ku yang baik," ucapnya sambil berjabat tangan.

" Ayo kita diskusikan nanti malam, Dan satu lagi ini peraturan penting jangan pernah jatuh cinta kepadaku," sambungnya mendekati Miku.

Muka Dieter yang tiba-tiba mendekat membuatnya heran dan gugup.

"Je-jelas enggak!"

Dalam hati Miku berkata " Ha...h!"

Setelah perbincangan itu mereka berjanji untuk bertemu di lestoran ternama di kota new York.

Miku telah sampai di lestoran dengan memakai gaun merah dan sepatu hak tinggi. Dieter yang melihat cara berjalan Miku pun mengejeknya.

"Haah?" ucapnya terkejut

"Beda, banget," sambungnya.

Dieter mengulurkan tangannya kepada Miku, dan Miku menerima tawarannya itu. Mereka menuju ke meja yang sudah dipesan.

"Barusan tadi kamu berjalan seperti penguin," ucapnya mengejek sambil bersulang.

"Kamu baik-baik saja?" Sambungnya bertanya.

"Berisik!" ucapnya kesal bercampur malu.

"Aku belum pernah memakai sepatu hak tinggi seperti ini." ucapnya kedal.

"Dan juga bukan kah lebih baik mengajak pacarmu untuk menjadi tunangannya?" sambungnya lagi bertanya.

"Bukanya aku tidak punya pilihan lain, tapi bakal merepotkan kalau memberikan harapan terlalu besar," jawabnya dengan wajah datar.

"Aku tidak tertarik untuk berkeluarga," sambungnya lagi sambil meneguk wine.

"Apa kamu pernah jatuh cinta?" tanya Miku dengan wajah polos.

"Jelas!" balasnya dengan cepat.

"Sampai-sampai mengharapkan masa depan bersamanya," sambungnya lagi membuat Miku terkejut dan mengatakan.

"Mungkinkah..-"

Ayahku meniduri pacarku," ucapnya memotong pembicaraan Miku.

"Aku membenci mereka, tapi mau gimana lagi aku tidak menyadari niatnya," sambungnya lagi.

"Karena itu kamu tidak percaya cinta lagi?" tanya Miku.

"Tidak sedramatis itu juga, aku cuma berpikir bukankah cinta bukan segalanya," jawabnya membuat Miku kagum.

"Kurasa aku mulai sedikit mengerti," ucap Miku tersenyum.

Miku dan Dieter masih duduk dan berbicara mengenai masalah cinta.

"Yang mana yang lebih kamu percayai, Cinta atau mimpi?" tanya Dieter kepada Miku.

"Aku percaya...dengan firasatku," jawab Miku percaya diri.

"Perasaan bahwa sesuatu yang baik akan terjadi, dan perasaan itu tidak bisa berbohong,"  sambungnya lagi.

"Firasat, ya!" ucap Dieter tersenyum.

"Aku tidak tau apa bisa berakting menjadi tunangannya? Tapi aku yakin ini akan baik-baik saja, karena aku punya firasat baik soal itu," ucapnya dalam hati.