Never not

332 29 0
                                    

~We were so beautiful
We were so tragic
No other magic
Could ever compare~

Hari dimana matahari bersinar terang, dimana burung burung berkicau dan bunga bermekaran.

Di hari itu, telah tepat 1 bulan.

1 bulan sejak Asahi menjalani hari hari kelamnya.

1 bulan sejak Asahi memulai harinya dengan kelabu.

1 bulan sejak Asahi mengambil keputusannya.

1 bulan sejak Asahi pergi meninggalkan dunianya.

Ya, telah 1 bulan berlalu sejak Asahi dan Jaehyuk berpisah.

Dan sejak hari itu, pria manis ini tak bisa menahan air mata yang selalu mengambang di kelopak mata cantiknya.

Masa lalu mereka terlalu indah untuk dilupakan namun perpisahan mereka tak kalah menyakitkan.

Asahi selalu menyalahkan Jaehyuk atas perbuatannya yang membuat mereka berpisah. Namun belakangan, pria manis itu sadar. 

Jaehyuknya tak mungkin melakukan hal brengsek itu apabila ia lebih memperhatikan kekasihnya. 

Jaehyuknya tak mungkin mengkhianatinya apabila ia tidak selalu bersikap ketus.

Jaehyuknya tak mungkin bosan dengannya apabila ia give Jaehyuk more affections.

Singkatnya, semua diawali dari Asahi sendiri yang membuat Jaehyuk, dunianya, pergi darinya.

~I lost myself, seventeen
Then you came, found me
No other magic
Could ever compare~

Awalnya, Asahi tidak peduli dengan hal percintaan. Atau bahkan lebih tepat he never fall in love.

Baginya, cinta itu tidak penting. Hanya membuat susah dan tidak fokus dengan apa yang sedang kita kerjakan.

Namun, semua itu terjadi tidak tanpa sebab.

He didn't believe in love because of his parents yang bercerai saat usia Asahi menginjak 17 tahun.

Dan yang lebih menyakitkan lagi adalah, kedua orang tua nya bercerai tepat di hari ulang tahun Asahi.

And so with that, he was about to end his life.

Flashback, Asahi POV.

Hancur.

Keluarga ku hancur.

Kedua orang tua ku meninggalkan ku.

Kenapa?

Kenapa harus tepat di hari ulang tahun ku mereka harus berpisah?

Kenapa mereka harus bertengkar tepat di hadapanku?

Bahkan sekedar mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku saja mereka tidak sempat.

Yang ku dapati sejak aku bangun hari ini hanyalah mereka yang saling meneriaki satu sama lain.

"what a beautiful gift" i sighed while looking up to the sky.

Cuaca hari ini sangat cerah.  Langit yang berwarna biru muda dengan semburat awan putih menghiasinya.

Sangat berbanding kontras dengan perasaan ku.

"seolah olah semesta sedang mengejekku."

Malas.

Aku tak mau lagi menatap ke langit, kini pandangan ku beralih ke bawah sana.

Melihat keadaan halaman sekolah yang sepi karena saat ini sedang jam pelajaran.

Tentu saja aku pergi ke atap sekolah, untuk menenangkan pikiranku. Lagipula sekarang juga jam kosong. Berada di kelas dengan suasana yang ribut justru hanya membuat ku muak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jaesahi - SONGFICT COMPILATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang