BAB 6

35 4 8
                                    


Botol berjejeran di atas meja, beragam warna dan bentuk botol yang unik; Rin melihat-lihat meja kerja Rei cukup lama tetapi gadis itu tidak berani menyentuh barang Rei sama sekali. Pegangan belati yang terpisah dengan mata belati, mata kapak, beberapa cairan dalam botol, alat-alat ramu tempa, serta daun-daunan yang terkumpul dalam 1 wadah.

Saat melihat-lihat, ada 1 buku biru yang berada di pojok meja. Dia memang tak berani menyentuh barang-barang Rei, tapi rasa penasaran terhadap buku itu menyelimuti dirinya. Perlahan tangan mungilnya seperti menjalar ingin menyentuh buku itu tetapi saat telunjuknya baru menyentuh,

*tap tap tap

"Hadooh..." keluh seseorang dari luar.

Ada langkah kaki seseorang yang terdengar menaiki tangga rumah Rei, Rin tersontak berhenti menggerakan tangannya.

*Cklek

"Rei ini kubawakan sate" lelaki berambut biru membawa kantung plastik berisi beberapa tusuk sate membuka pintu kamar Rei; namanya Naru. Pagi itu Naru tampak sangat pucat, sepertinya dia begadang sepanjang malam.

Naru tak melihat siapapun di kamar, mengira Rei sedang sibuk hari ini. Naru pun menutup pintu kamar Rei lalu melempar badannya ke atas kasur dengan bebas sambil menghela napas panjang.

(Siapa..?!) ucap Rin dalam hati. Sebelum Naru masuk kamar, Rin bersembunyi di bawah kasur setelah mendengar suara keluh itu bukan suara Rei. Rin mulai mendengar dengkuran orang itu, sepertinya aman untuknya keluar dari bawah kasur.

"..." kepala Rin menengok sebatas mata ke kasur. Lelaki muda setinggi 175cm, berambut biru, pakaian kaos putih biru dan bercelana pendek tidur menghadap ketembok.

(Teman Rei...?)

"haaafffuu...zzz.... ggrrhh..."

"!!"

Gerakan mengigau Naru membuat Rin terkejut dan sedikit menjauh. Naru sekarang tidur terlentang; dia sangat terlelap. Perlahan Rin mendekatinya lagi sambil terus menatap wajah Naru. Tak terasa dirinya sudah dekat langsung tergoda aroma makanan yang tersimpan dalam kantung kertas yang masih di bawa Naru sampai tidur.

Teruslah ia menatapnya dan mencoba diam-diam membuka telapak tangan Naru untuk memisahkannya dari bungkusan kertas itu. Saat di buka, berisi kantung kertas minyak yang membungkus beberapa daging tusuk yang sudah dibakar. Rin menganga lapar dan sedikit liurnya turun dari pinggiran bibirnya, tetapi Rin langsung menggelengkan kepala menyadari kalau itu bukan milik dia dan itu untuk Rei. Rin tidak mencuri dan meletakkan bungkusan sate tusuk di atas meja Rei.

Disisi lain kerajaan Centra, tepatnya di dalam istana kerajaan Centra...

*slluurpp...

"huaahh~"

Rona merah menampakkan kebahagiaan dari wajah wanita cantik yang baru saja menyeruput secangkir teh manis dari para pelayan kerajaan. Taman hijau asri di sekitarnya bersama 2 pelayan wanita yang melayani 2 orang besar yang duduk di bawah teduh payung di tengah taman Centra. Wanita berparas cantik duduk menyilangkan kakinya dan meletakkan cangkir teh yang baru saja diseruputnya.

"Enak dan manis seperti biasanya, tapi kurasa masih lebih enak teh di Ygird" ucap wanita itu sambil melihat hijau taman tanpa melihat seorang pria yang duduk di hadapannya. Wanita itu bernama Ai Katsuragi. Berparas sangat cantik, berambut sangat panjang hitam mengingat umurnya yang sudah ratusan tahun, memiliki mata berpupil seperti kristal; berwarna merah darah seperti kristal ruby di pupil mata kiri, dan biru kristal sapphire di pupil mata kanannya. Ai memiliki telinga rubah dan tanduk khas seorang succubus dan tidak hanya itu, dia memiliki 9 ekor seperti rubah yang menambah poin kecantikannya. Tubuhnya langsing dan berdada cukup besar, seperti biasa ia mengenakkan pakaian penuh pernak-pernik serta rambut panjangnya yang di rapikan dengan pita. Ai katsuragi adalah makhluk setengah kitsune dan setengah demon lust (succubus); dia memiliki peran yang besar di kerajaan kematian-- yaitu neraka.

"Walaupun tidak seindah taman 'tetangga', tapi tempat ini sangat tenang ya... aku juga suka aura disini" ujar Ai.

"Aku layak memuji sifatmu yang sangat lancar dalam menilai setiap hal, Ai" sahut seorang pria yang duduk bersamanya.

Berambut kuning emas, bermata biru dengan tatapan sedingin es, pria itu hanya memakai jubah merah putih terbuka memperlihatkan dada dan setengah perutnya, duduk santai di sebuah kursi berkain lembut merah. Dia adalah Claude Obelia, raja yang berkuasa atas Centra.

Ai : "Waahh tumben sekali kau mengatakan sesuatu yang membuatku sedikit senang. Ne.. jadi apa yang ingin kau bicarakan padaku?" tatap Claude.

Claude : "Tidak perlu terburu-buru... kecuali kalau kau memang sedang sibuk hari ini" menyeruput teh.

Ai : "Bukannya terburu-buru~ lebih tepatnya aku hanya ingin tahu apa yang ingin kamu bicarakan sampai memanggilku? Biasanya aku yang iseng datang kemari tapi hari ini tumben sekali kamu mengundangku di pesta teh kecil-kecilan seperti ini. Nah, jadi apa yang mau kau bicarakan?"

Claude : "Yang ingin kubicarakan, apa kau sempat pergi ke Ygird baru-baru ini?"

Ai : "Hmm? etto... ah! terakhir kurasa 3 atau 4 hari yang lalu. Ada apa? Kau punya masalah dengan Lire?" [Info : Lire adalah ratu Ygird]

Claude : "Apa ada musibah atau sesuatu yang terjadi disana?"

Ai : "Hoo.. saat itu kebetulan aku diminta bantuan oleh nona Erithia untuk menangkap beberapa tawanan yang berhasil kabur dari penjara. Saat itu aku tidak tahu kenapa bisa terbobol tapi setidaknya aku bisa menangkap banyak orang yang kabur. Kenapa? Apa ada masalah juga disini?"

Claude : sigh (Dasar Lire...) "Masyarakat sering mengeluh soal tindak kriminal yang semakin banyak disini, aku yakin itu adalah penyebabnya"

Ai : "Haa...? Padahal aku sudah menangkap banyak dari mereka. Sebaiknya lebih ketatkan keamanan area yang rawan, kau sudah memerintahkan itu pada Roger kan?"

Claude : "Walaupun sudah kulakukan, mereka terus bermunculan"

Ai : "Wakatta~ kalau begitu aku yang akan keliling-keliling untuk lihat-lihat keadaan" tersenyum senang

Claude : "Jika itu tidak merepotkanmu, aku tidak akan melarangnya. Tapi jika itu merepotkan, aku bisa menyuruh yang lain untuk melakukan itu"

Ai : "Mouu... kau ini sangat malu-malu saat meminta tolong ya~" terkekeh pelan "Lagipula aku sedang bosan jadi ada baiknya sedikit jalan-jalan kan..."

*Menutup mata

*Menyeruput teh

*Meletakkan cangkir teh

"......"

Tersenyum kecil

"kebetulan juga aku sedang penasaran pada satu bawahanmu~"



Bersambung~

Maaf ya guys rada lambat ngepost soalnya yang nulis ini bukan Rin atau Fendi tapi Naru ;v;)b

Jangan lupa beri vote dan komentar ya guys~ tetap ikuti cerita yang lahir dari openchat Fantasy World~!! Sehat selalu! ehehe


Writer : Naru Ganteng

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Found MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang