Perjalanan 2

11 2 0
                                    

Plak!

"AW"

Tabokan keras mendarat mulus di jidat Aksa bebarengan dengan teriakan kesakitannya.

"Bangun sat, udah sampe. Kebo banget lu." cecar Haidar lalu keluar mobil dengan membenarkan topi hitam yang dikenakannya.

Aksa keluar mobil dengan muka di tekuk.

"Napa lo?" Tanya Rigel yang melihat muka kusut Aksa keluar dari mobil.

"Itu si curut, bangunin gue kasar bener udah kaya punya dendam keselumat." tukas Aksa menunjuk Haidar yang sedang mengambil tas carrier nya.

Rigel tertawa, "Mampus."

Aksa mendengus sebal. "Sama aja lo dakjalnya."

"Sa! ambil tas lo sendiri! Jangan manja!"

"Bacott!"  Aksa membalas teriakan Haidar ketus.

Rafael menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Menoleh ke Rigel yang sedang membenarkan tali sepatunya.

"Gue mau ke Astoria dulu, lo ikut gak?" Tanya Rafael sambil membenarkan jam tangan hitam yang dikenakannya.

Rigel mengadahkan kepala, "Buat?"

Rafael mengendikkan bahu, "Yaudah kalo gak mau, gue duluan."

Rafael langsung berjalan meninggalkan Rigel untuk menghampiri mobil Genta. Rigel menatap Rafael hingga berhadapan dengan Adam. Ia memperhatikan keduanya.

"Astoria mana?"

Adam menoleh kala mendengar suara seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Rafael.

"Eh Raf, itu masih tidur, bentar gue bangunin."

Adam membuka pintu mobil belakang, melihat Astoria yang masih tertidur nyanyak. Wajah Astoria terlihat tenang saat tidur hingga Adam tak tega membangunkannya.

Dengan berat hati menepuk pelan bahu Astoria.

"Ria bangun, udah sampe." ucap Adam pelan dan lembut.

Astoria mengerjapkan mata, menetralkan pandangannya lalu keluar dari mobil dengan wajah suntuknya.

Astoria melihat ke arah Rafael, lalu bertanya. "Kenapa Raf?"

"Registrasi, dokumen anak anak kan di elo." Balas Rafael.

Astoria menepuk jidat, "Oh iya, bentar bentar." Ia kembali ke dalam mobil mengambil map berisi dokumen untuk registrasi.

"Nih," Astoria memberikan map itu kepada Rafael.

Rafael mengangguk, "Thanks, gue duluan."

Astoria balas mengangguk.

Sepeninggal Rafael, Astoria melangkah ke bagasi mobil untuk mengambil Carriernya.

Saat dirinya iseng menoleh ke arah mobil yang tak jauh darinya mata nya tak sengaja bertemu dengan mata tajam milik Rigel.

Astoria langsung memutus kontak mata itu dan fokus mengambil carriernya.

Astoria yang sadar bahwa Rigel terus memperhatikannya pun geram dan membalas tatapan Rigel sengit.

"APA LO LIAT-LIAT?!" Sentak Astoria.

Rigel megendikkan bahu acuh, "Geer banget lo."

Astoria menghampiri Rigel, dan menyorot tajam mata elang itu.

"Jelas jelas mata lo ini dari tadi ngeliatin gue!" Ucap Astoria sambil menunjuk kedua mata Rigel.

Rigel yang tadinya bersender di mobil lantas berdiri tegak di hadapan Astoria.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang