Part 02

57 12 6
                                    

Aku mendengar sangat jelas ketika kursi di sebelahku bergeser, tapi mataku tetap terarah pada gambarku.

"Halo," kudengar suara merdu dan tenang.
Aku mendongak, terkejut karena Mark lah yang sedang berbicara padaku.

Ia duduk sejauh mungkin hingga ke ujung meja, tapi kursinya diarahkan padaku. Air menetes dari rambutnya, berantakan meski
begitu ia terlihat seperti baru saja selesai syuting iklan gel rambut. Wajahnya yang memesona tampak bersahabat, senyum tipis mengembang di bibirnya yang sempurna tapi matanya tampak hati - hati.

"Namaku Mark Jung," lanjutnya mencoba memulai perkenalannya denganku.

"Aku tidak sempat memperkenalkan diri minggu lalu. Kau pasti Seo Haechan." Saking bingungnya, kepalaku sampai pusing apakah aku selama ini berkhayal? Sekarang ia sangat sopan. Aku harus bicara ia menunggu. Tapi aku tak bisa mengatakan apa pun yang wajar.

"B-bagaimana kau tahu namaku?" tanyaku terbata - bata. Ia tertawa lembut, tawa yang menyenangkan.

"Oh, kurasa semua orang tahu namamu. Seluruh kota telah menanti - nantikan kedatanganmu." Aku nyengir. Sudah kuduga jawabannya akan seperti ini.

"Tidak" bantahku bodoh.

"Maksudku, kenapa kau memanggilku Haechan?" Tanya penasaran mengapa ia bisa memanggilku.

Ia tampak bingung. "Kau mau dipanggil Seo Donghyuck?"

(Disini nama aslinya haechan itu seo donghyuck tapi biasa dipanggil haechan)

"Tidak, aku lebih suka Haechan," kataku.

"Tapi kupikir Johnny maksudku ayahku pasti memanggilku Donghyuck dibelakangku pasti itulah yang diketahui orang - orang di sini," aku mencoba menjelaskan benar-benar merasa seperti orang bodoh.

"Oh." Ia tidak meneruskan. Aku memalingkan wajah malu-malu.

Untungnya Mr. Mingyu memulai pelajaran saat itu juga. Aku mencoba berkonsentrasi mendengarkan saat ia menjelaskan tentang percobaan yang akan kami lakukan hari ini. Slide di kotak tak dapat digunakan.

Bersama partner masing - masing, kami harus memisahkan slide akar bawang merah menjadi tahapan mitosis yang mereka representasikan dan memberi label sesuai identitas mereka.

Kami tidak diperbolehkan membaca buku. Dalam dua puluh menit ia akan berkeliling untuk melihat siapa yang melakukannya dengan benar.

"Mulai," perintahnya.

"Kau duluan, partner?" tanya Mark. Aku mengangkat kepala dan kulihat ia tersenyum lebar begitu menawannya sampai - sampai aku hanya memandanginya seperti orang idiot.

"Atau aku bisa memulainya kalau kau mau." Senyum itu memudar jelas ia mengira aku tidak kompeten melakukannya.

"Tidak," kataku, wajahku merah padam.

"Aku akan memulainya." Aku menjawabnya, dan aku memamerkan kemampuanku, hanya sedikit. Aku pernah melakukan percobaan ini, dan tahu apa yang kucari. Seharusnya
mudah. Aku menaruh slide pertama di bawah mikroskop dan langsung menyesuaikan pembesarannya menjadi 40X. Kupelajari
slide-nya sebentar. Aku yakin dengan pengamatanku. "Profase."

"Boleh aku melihatnya?" pintanya ketika aku mulai memindahkan slide-nya. Mark mencoba menghentikannya dengan memegang tanganku. Jari-jarinya dingin bagai es, seolah ia baru saja menggenggam tumpukan salju sebelum kelas dimulai. Tapi bukan itu yang membuatku buru - buru menarik tangan. Ketika ia menyentuhku,
jarinya menyengatku bagai aliran listrik.

"Maaf," gumamnya pelan, langsung menarik tangannya.

Bagaimanapun, ia tetap meraih mikroskop. Meski masih kaget, aku memerhatikannya mengamati slide lebih cepat daripada yang
kulakukan tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twilight || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang