7 : Dear God

217 84 78
                                    

Tolong berikan apresiasinya berupa Vote dan Komen🙏

***

Backsound : Tomorrow - Chanyeol

***

A Perfect Ghost

*
*

Keadaan meja makan mendadak canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan meja makan mendadak canggung. Terlebih si mungil yang masih merajuk dan enggan menatap kedua orang dewasa itu.

Sementara orang dewasa itu kompak menunduk dan menyembunyikan semburat merah di pipi. Kejadian tadi masih membekas di ingatan mereka. Dan hal itu sungguh membuat si cantik tidak berani mengangkat wajah untuk sekedar menatap soosk lelaki tampan di hadapannya saat ini.

Valery merasa tidak ada yang membujuknya menghela napas kesal.

Dengusan itu tak luput dari pendengaran Lyra, si cantik menoleh dan megusap surai lembutnya. "Maafkan aku, hum?"

"Kenapa kau minta maaf? Dia saja yang berlebihan." Sahut suara berat itu tanpa mengangkat wajah.

Valery semakin menghembuskan napas, kesal karena sang Ayah tidak mengakui kesalahan. Selalu seperti itu.

"Apa? kenapa menatap Ayah seperti itu? Kau jalanlah sendiri ke sekolahmu."

Valery dan Lyra kompak menatap Baekhyun dengan tajam. Namun lelaki itu balas menatap Lyra dengan satu alis yang terangkat.

'Kenapa? Mau kucium lagi?' Ujarnya tanpa suara.

Lyra yang melihat itu sontak menggaruk tengkuk canggung. "Kau pergi bersamaku saja."

Valery masih menatap Ayahnya tajam, namun bahunya merosot kala wanita itu mendekapnya.

Valery beralih memeluk Lyra dengan erat. Dan pemandangan itu tak luput dari pandangan Baekhyun. Jujur saja hatinya menghangat dan jantungnya kembali berulah kala Lyra mengecup sayang kepala anaknya.

Si mungil  semakin menenggelamkan kepalanya di cekuk leher Lyra, dan membuat senyum cantiknya terbit, Lyra menepuk pelan punggungnya, "Apa aku dimaafkan?"

Anggukkan kecil itu jadi penghibur, Lyra merenggangkan pelukkan mereka dan menangkup wajah Valery, mengecupi setiap inci wajah itu dengan sayang hingga membuat tawa sang empu pecah. Lantas kembali memeluk si mungil dengan erat

"Maafkan Ayah, Princess." Entah sejak kapan, namun lelaki itu sudah berdiri tepat di belakang Valery.

Si mungil masih menyembunyikan wajah, lantas hatinya kian menghangat kala Ayahnya ikut memeluknya dari belakang.

Berbeda dengan Lyra yang saat ini tengah mematung hebat. Wajah mereka hanya berbatas hembusan napas, lelaki itu menatapnya lembut sebelum mengarahkan tangan dan menekan tengkuk Lyra agar kepala wanita itu bersandar di bahunya.

A Perfect GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang