Pada lembaran kali ini, biarkan saya menceritakan tentang kehidupan seorang lelaki ceria yang penuh luka bernama Huang Renjun.
Renjun bukan lahir dari keluarga penuh harta, bukan juga dengan tawa. Tapi dia lahir di keluarga yang cukup dengan luka yang setiap hari hadir mengisi kehidupannya.
Menjadi anak tengah di keluarga penuh luka nyata nya tidak semudah itu.
Banyak hal yang harus ia pahami, walau belum saatnya tapi ia dituntut agar memahami pahit dan kerasnya dunia penuh kebohongan ini.
Orangtuanya cerai tepat saat Renjun dinyatakan sebagai siswa berbakat di sekolah menengah pertamanya. Rasanya seperti sesuatu yang belum tergenggam tapi sudah menghilang. Ia baru ingin membahagiakan orangtuanya, tapi ternyata kabar perceraian itu lebih menarik daripada kabar baik dari sekolahnya.
Menjadi siswa berbakat dan berprestasi disekolah
tidak semenyenangkan yang dibayangkan. Banyak teman-teman di kelasnya yang tidak suka Renjun karena ia jauh lebih cerdas dan berbakat dibandingkan yang lain. Pernah saat sedang pembagiaan kelompok saat itu gurunya menyuruh para siswa memilih anggotanya masing-masing.Dugaan Renjun benar adanya, tidak ada yang membiarkannya masuk kedalam kelompok manapun. Mereka bilang bahwa anggotanya sudah cukup, tidak boleh ditambah dan diganggu gugat.
Rasanya sedih saat melihat siswa lain memiliki teman. Renjun juga mau punya teman tapi kenapa setiap dia mendekat yang lain seolah menjauh dan tidak ingin dekat-dekat ?
Kalian pasti paham kalau tiba-tiba teman dekat tidak masuk sekolah pasti sepi rasanya. Renjun juga begitu, begitu sepi rasanya saat pergi ke sekolah. Tidak ada seorangpun yang bisa diajak bersapa tiap pagi, berbincang saat pelajaran berlangsung, makan bekal bersama, bergantian pergi ke toilet karena takut sendirian.
Renjun juga ingin bercanda dengan temannya itupun kalau punya. Sampai akhirnya saat Mark datang, rasanya Renjun tidak akan pernah merasa kesepian lagi.
Mark yang baik dan tampan, dia juga pandai dalam banyak hal kecuali teknologi. Mark tidak bisa memesan barang online, dia tidak paham. Bahkan smartphonenya saja dia tidak terlalu mengerti bagaimana mengganti dering alarm dan mengganti theme.
Dan ternyata Mark juga pandai soal kepekaan.
Setelah kenal Mark, mereka selalu melakukan apapun bersama. Renjun senang karena bisa merasakan punya teman. Menyenangkan sekali saat tau ternyata Mark menyukainya. Tapi yang ia tak percaya adalah saat Mark menyatakan cinta padanya saat pertama masuk SMA.
" tidakkah sebaiknya kita menjadi sepasang kekasih?"
" maksudmu? "
" aku mulai nyaman padamu, Huang. tidak bisakah kita menjadi kekasih? dan bukannya kau juga merasakan hal yang sama dengan yang apa ku rasakan? aku tidak akan bertele-tele lagi. So do you want to be my lover, little huang?"
" iya aku mau."
Dan cerita mereka, dimulai dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARKREN - LIE
Fiksi PenggemarMungkin, saking seringnya memendam sebuah rasa. Saya jadi kehilangan seluruh rasa. -🦊