298. Bagai si Bodoh

323 40 1
                                    

Ketika Gu Xiao Chen tiba di PUB, sudah hampir jam sembilan. Ia membawa tas bahunya dan membuka pintu. Dalam sekejap, suara sampanye, pita dan peluit menghantam kepalanya, semua orang berteriak " Selamat Ulang Tahun Gu Xiao Chen. " Ia tertegun sejenak, lalu tersenyum karena bahagia.

Yan Xu Dong, Yao Yong Xin, Feng Jing Xin, Shen Ruo, bahkan rekan lama yang memiliki hubungan lebih dekat saat bekerja di departemen investasi, begitu banyak orang berkumpul untuk merayakan ulang tahunnya, Gu Xiao Chen terkejut dan bahagia.

PUB secara khusus dipilih oleh Yao Yong Xin dan Shen Ruo, yang berlebihan adalah Yan Xu Dong memboking PUB.

Feng Jing Xin memberikan kue ulang tahun tiga tingkat dan meja bundar dipenuhi dengan hadiah yang tak terhitung jumlahnya.

Gu Xiao Chen tidak pernah menerima begitu banyak hadiah sampai ia dewasa.

Sekelompok orang menyanyikan lagu ulang tahun di sekelilingnya dan bertepuk tangan. Lampu redup, hanya lilin di kue yang menyala. Ia berdiri di depan kue dan meniup lilin  di tengah nyanyian dan tepuk tangan, di tengah begitu banyak orang berkerumun dan memberkati.

“ Selamat ulang tahun ! ” Teriak semua orang serempak.

“ Sekretaris Gu, kau pergi terlalu mendadak saat itu dan tidak ada waktu untuk pesta perpisahan. Maka kami harus datang pada ulang tahun mu hari ini ! ” Teriak beberapa rekan lama, tapi nama “ Sekretaris Gu ” tidak berubah.

Gu Xiao Chen menerima berkah semua orang, wajahnya yang cantik diwarnai dengan blush on yang indah. Bahkan tidak bisa membedakan apakah itu karena alkohol atau sakit kepala. Agak pusing.

Atas desakan semua orang, ia mulai membuka hadiah.

Kebanyakan, nilai hadiah itu sendiri tidak membuat orang bahagia.

Tetapi pada saat membuka hadiah, kebahagiaan itu tidak bisa dibeli dengan uang.

Sepatu hak tinggi beludru hitam yang indah diberikan oleh Yao Yong Xin, satu set kosmetik diberikan oleh Shen Ruo, boneka lucu, tas tangan, peralatan kantor ... semua jenis hadiah yang mempesona. Suit, bernyanyi, minum, bersenang-senang, sepertinya malam ini tidak akan berakhir sebelum subuh.

Yao Yong Xin dan Feng Jing Xin duduk di bar bersebelahan, mereka minum anggur seolah mereka adalah pasangan.

Shen Ruo tertawa dan bermain dengan beberapa rekan, minum botol demi botol anggur.

Gu Xiao Chen duduk di sofa dan mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa waktu. Saat ini pukul  sebelas lewat sepuluh, tapi ia sedikit linglung, tidak tahu hatinya mengambang ke mana. Ia berdiri dan berjalan ke balkon untuk mengatur napas. Mendorong pintu terbuka, embusan angin bertiup masuk, sedikit gerah. Begitu pintu ditutup, suara itu langsung hilang.

Takkan pergi tanpa bertemu.

Akankah orang seperti orang bodoh yang masih menunggu.

Benarkah takkan pergi tanpa bertemu ?

Pintu dibuka lagi, Gu Xiao Chen melihat ke belakang dan melihat Yan Xu Dong berjalan ke arahnya dengan segelas anggur. Dia tersenyum lembut dan mengarahkan gelas anggur ke arahnya, " Xiao Chen, selamat ulang tahun. "

“ Terima kasih, Xu Dong. ” Gu Xiao Chen mendentingkan gelas jus lemon dengannya.

Yan Xu Dong bersandar di pagar dan meniup angin bersamanya, meliriknya yang di sampingnya, hanya melihat ekspresinya tidak bisa menyembunyikan sedikit pun kecemasan, seolah ia khawatir tentang sesuatu. Dia menarik kembali pandangannya dan menatap langit berbintang, " Ada apa ? Apa ada masalah ? "

Memegang gelas dengan kedua tangan, Gu Xiao Chen menatap cairan berwarna lemon di gelas. Setelah ragu-ragu, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, " Xu Dong, jika kau mengatakan pada seseorang takkan pergi tanpa bertemu, maukah kau menunggu orang itu ? "

Mata Yan Xu Dong menegang dan dia menyesap anggur.

" Jika itu aku ..." kata Yan Xu Dong pelan, Gu Xiao Chen menoleh untuk melihatnya. Dia tampak ragu-ragu, seolah berpikir. Gu Xiao Chen meremas gelas di tangannya dan menatapnya tanpa berkedip, ia sedang menunggu jawaban, mungkin jawaban yang akan membuatnya menjadi bodoh. Dan dia mengerutkan bibirnya, melontarkan kata, " Ya."

Dalam keadaan linglung, mata Gu Xiao Chen bersinar, " Benarkah ? "

" Tentu saja. " Yan Xu Dong berjanji dengan suara yang dalam. Gu Xiao Chen mengangguk dan berkata buru-buru, " Aku ... Aku ada sedikit urusan, aku akan segera kembali. "

Yan Xu Dong tidak bertanya, hanya berkata " OK ".

Gu Xiao Chen meletakkan cangkir jus di tepi balkon, membuka pintu dengan kedua tangan dan berlari keluar dengan langkah besar.

Semua orang bermain dengan high, jadi tidak ada yang memperhatikan ia pergi di tengah acara.

Yan Xu Dong dengan lembut mengguncang gelas anggur di tangannya, dia mengatakan setengah dari kalimat barusan dan setengah lainnya : Jika orang yang ditunggu adalah dirimu.

" Aku ingin ke Universitas Hong Kong ! "

Butuh beberapa menit bagi Gu Xiao Chen baru menghentikan mobil dan melihat ke ponselnya lagi, saat ini sudah pukul 11:20. Ia bertanya kepada sopir berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Universitas Hong Kong dari sini. Sopir memberi tahunya akan memakan waktu lebih dari setengah jam paling cepat. Ia mendesak sopir untuk secepat dan secepat mungkin.

Di tikungan, Universitas Hong Kong tidak jauh di depan.

Mobil berhenti di lampu lalu lintas.

Gu Xiao Chen tidak bisa menunggu, ia memeriksa harga yang tertera di meteran dan membayar ongkosnya,  buru-buru keluar dari mobil dan berlari. Ia berlari sangat cepat, kehabisan napas. Kuncir kudanya juga dilonggarkan, rambut hitamnya terbang indah mengikuti langkahnya. Ia bergegas ke seberang jalan dan berlari ke sudut dalam satu tarikan napas. Ia tidak bisa berhenti, takut  tidak akan bisa lari lagi jika ia berhenti.

Tiba-tiba, langit malam menjadi indah, kembang api dinyalakan.

Bola cahaya yang tak terhitung jumlahnya dilepaskan dari atap gedung pengajaran pada saat yang sama, ditaburkan ke bagian tertinggi dari langit, kemudian menyebarkan sinar cahaya yang indah, terjalin dengan warna-warni dan bunga-bunga indah satu demi satu. Pemandangan yang begitu indah hanya bisa disaksikan pada waktu natal, kendaraan yang melintas di jalan melambat, dan beberapa siswa yang tergesa-gesa kembali ke sekolah mau tak mau berhenti.

" Itu begitu indah ! "

" Kenapa ada kembang api ? "

Seorang pejalan kaki berbisik dan terdengar telinganya, Gu Xiao Chen berdiri sendirian di sisi jalan yang sunyi.

Pada malam seperti ini, hujan kembang api tiba-tiba turun.

Bangunan utama Universitas Hong Kong, berdiri menara jam.

Jarum penunjuk jam menara jam lewat dari angka Romawi "XII", dan jarum penunjuk menit menunjuk ke "I".

Sekarang jam dua belas lewat lima menit.

Sekarang tanggal 1 Agustus.







Apakah itu A He ? Apakah mereka bisa bertemu ?

Boss Playboy 2(对抗花心上司) Penulis asli: 《拓拔瑞瑞》  (  198---390 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang