Rumah Bibi Em

4 1 0
                                    


"Bibi... Kau tau, ada seseorang yang tak waras tadi. "

"Siapa Az?", Tanya bibi Em acuh.

"Ah sudahlah bi, jangan bahas dia. Hanya akan membuat hariku tambah buruk. Oiya, ini telur-telurnya. Ibu punya pesan untuk bibi, katanya tenang saja tak usah risau untuk membayar telur ini." 

"Terima kasih banyak Az, mungkin kalau tidak ada kalian aku merasa sangat terasingkan disini'.

Aku mendekati bibi, "Bi, kan sudah aku bilang berulang kali. Tinggallah bersama kami, masih ada beberapa kamar yang tak dihuni. Bibi Em bisa pakai itu, jadi bibi tidak akan merasa kesepian lagi".

"Aku tidak ingin merepotkan kalian lebih jauh lagi. Ini sudah sangat cukup untuk bibi".

"Ahh, aku lupa bi. Katanya ibu, bibi dikunjungi seorang laki-laki, kalau boleh tau si- "

Sebelum aku menyelesaikan kata-kataku bibi Em memotongnya, "Az sini minta tolong bawa kayu bakar ini ke belakang, akan ku masakkan bubur kesukaanmu"

Perutku tidak bisa diajak kompromi jika itu menyangkut soal makanan. Jangan mengejekku, kalian semua juga pasti seperti itu. Aku pun bergegas untuk mengambil kayu bakar dan membawanya ke belakang. Perutku memang sudah keroncongan sejak menuntun sepeda tadi. Tentu saja saat bibi menawariku bubur, aku tidak akan menolaknya. 

-----------------------------------------

"Bi buburnya enak sekali, memang bibi Em adalah chef terbaik di perbukitan ini. Oh bukan di perbukitan ini, tapi terbaik di seluruh penjuru negeri." Aku mengakhiri celotehku dengan tertawa terbahak-bahak. Bibi Em hanya membalasnya dengan sebuah senyum simpul yang terukir indah di bibirnya. 

"Oiya bibi kau pernah melihat laki-laki tinggi gagah terus garis wajahnya tegas. Sepertinya tingginya hampir dua kali tinggiku. Tadi dia membantuku saat rantai sepedaku copot. Wajahnya sangat tampan bi, ah tapi percuman. Kau tau bi, dia sangat tidak waras. Ah anggap saja gila. Tidak punya sopan santun. Az kesal pokoknya sama dian, Bi... Bi... Bibi mendengarkanku kan?", aku bercerita tanpa henti.

"Iya Az, bibi mendengarkannya, memangnya namanya siapa?", Bibi Em bertanya penasaran.

"Siapa ya tadi aku lupa, siapa ya..., kurasa namanya diawali dengan huruf P, Pe siapa ya.. Ah aku lupa Bi"

Bibi Em mulai penasaran dengan jawaban Az. Sampai-sampai dia mengehentikan sulamannya dan malah berpaling menengok Az dengan seksama.

"Siapa tadi Az?"

"Sebentar Bibi, aku tidak bisa mengingatnya, sepertinya namanya....."

Aku melompat dari kursi.

"Ah aku tau, namanya peterrr...", aku mengucapkannya dengan lantang.

Tiba-tiba mata bibi terbelalak mendengarkan jawabanku. 

[Lucid Dream] Real or Not ?Where stories live. Discover now