ー D u a

9 1 0
                                    

Selamat membaca!

—🖇
Bara mengusap wajahnya gusar. perasaan apa ini. mengapa rasanya dia sangat marah. Bukankah harusnya dia senang? Marshanya telah kembali.

Perempuan cantik dan mungil itu sudah ada dihadapannya sekarang. Lantas, mengapa tidak ada keberanian untuk menghampirinya sekarang?

"Aghhh kenapa lo balik lagi Sha, kemana lo dulu, kemana pas gue cari - cari lo. lo malah sama cowok lain."

Bara menonjok tembok didepannya frustasi.

— 🖇
Bara telah kembali kekelasnya grasak grusuk duduk ditempatnya. Arion memicing, ada yang tidak beres dengan Bara. Dewa pun memikirkan hal yang sama.

Bukan waktu yang tepat menanyakan apa yang terjadi kepada Bara sekarang. Bara terlihat sangat marah.

Sepanjang KBM berlangsung Bara lebih banyak diam, berbicara seperlunya. mengerjakan apa yang ditugasnya oleh gurunya. Bukan, seperti Bara biasanya.

Dewa penasaran, "Lo kenapa dah Bar?"

Bara diam, lalu meninggalkan kelas hendak pulang karna memang sudah jam pulang.

"Biarin aja, udah biasa dia kaya gitu nanti juga cerita sendiri." ujar Arion.

Keduanya membututi Bara, sampai dimana mereka bertiga berpapasan dengan Marsha dan Senja. Bara melirik Marsha sebentar lalu berjalan lagi melewatinya. Hatinya belum siap untuk menghampiri Marsha sekarang.

Dewa dan Arion berlarian tertinggal jauh dari Bara, "Baraaaaaa, woii tungguin."

Marsha tersentak, dia berhenti. kemudian, menoleh kebelakang. Bara siapa yang mereka maksud. sedetik kemudian Marsha berlari ke arah Dewa dan Arion. Senja yang bingung ikut berlari mengikuti Marsha.

Marsha berhasil meraih tangan Bara, "Bara."

Deg. suara itu, suara yang sangat Bara rindukan selama bertahun - tahun lamanya. Tapi, belum saatnya. Hatinya masih sakit untuk menerima Marsha lagi dalam hidupnya.

"Lo Bara Pradipta kan?" tanya Marsha.

"Lepasin tangan gue. gue bukan Bara yang lo cari."

Dewa yang planga - plongo bingung sendiri namanya benar Bara pradipta tapi mengapa dia tidak mengakuinya. "Bar tapi itu bener nama lo." ucapnya dengan polos.

Bara melotot ke arahnya, memang tolol sekali temannya ini.

Mata Marsha berkaca - kaca, akhirnya iapun menemukan Baranya. Dia menguraikan pelukannya, Marsha sangat merindukan Bara.

Bara mendorong Marsha sampai melepaskan pelukannya. "Gue bukan Bara yang lo cari. wah gawaras nih cewek. minggir gue mau pulang. gapenting ngurusin cewek gawaras kaya lo."

Senja dengan refleks menangkap Marsha, sakit. itu yang Marsha rasakan sekarang, Bara tidak pernah kasar kepadanya, mengapa sekarang dia menjadi orang yang sangat menyeramkan?

Dewa dan Arion yang bingung langsung mengejar Bara. sementara Senja menenangkan Marsha yang sekarang tengah menangis.

Senja mengusap pundak Marsha memberi ketenangan, "Udah Sha, sebenernya ada apa dengan lo sama Bara. cerita dulu ya sama gue."

Marsha menarik nafas dalam-dalam berusaha menenangkan dirinya agar ia dapat menceritakan semua ke teman barunya itu, meski baru beberapa hari berteman dengan Senja, Marsha merasa mereka sudah cocok dan Marsha sangat mempercayainya.

Marsha menghembuskan nafasnya, "Gue bingung mau cerita darimana."

"Waktu SD dulu gue satu sekolah sama Bara, dia pernah suka sama gue. difikir - fikir lucu aja anak SD suka- sukaan, gue gapernah mikirin cinta-cintaan waktu gue SD. Setelah lulus SD kita sama-sama buat janji biar saling jadi anak baik di SMP dan kita bakal ketemu lagi. gue gatau apa yang ngebuat Bara sekasar itu sama gue, padahal dia baik banget." lanjutnya panjang lebar.

RAHASIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang