ー t i g a

8 1 0
                                    

selamat membaca!

—🖇
"Bar, lo ditunggu Rigel di belakang sekolah katanya." ujar Bram teman sekelas Bara.

Bara mengepalkan tangannya, Rigel masih terus mencari masalah. "Anjing."

Bara tergesa-gesa keluar kelas, Dewa dan Arion mengekori dibelakangnya. Jika Bara seperti ini tidak ada yang bisa melarangnya.

"Mau apa lagi lo? masih gak puas lo gua kalahin terus?"

Rigel tersenyum miring, "Ck. Bara-Bara lo kira gue ngajak lo ribut gak ada persiapan?"

Sungguh, Bara tidak mengerti semua ucapan yang keluar dari mulut musuhnya itu. "Maksud lo?"

Rigel menyuruh kedua temannya untuk membawa perempuan tersebut di depan Bara. Rigel benar-benar sudah tahu bahwa Marsha adalah kelemahan Bara sekarang. dahulu SD Rigel juga suka dengan Marsha, tetapi Marsha lebih dekat dengan Bara dibanding dengannya, dari masalah sepele itu keduanya bermusuhan hingga sekarang.

"Sekarang, lo bisa apa Bara?"

Marsha memberontak, kedua tangannya dipegang oleh kedua teman Rigel.

"B-bara?" ujar Marsha terbata-bata. dirinya benar-benar takut sekarang, pipinya sudah basah karna dia menangis sedari tadi. Rigel sangat kasar pada dirinya, Rigel menamparnya.

Dada Bara sangat sesak, perempuan yang ia sangat sukai disakiti oleh musuhnya. Rigel benar-benar mengibarkan bendera perang.

Kedua tangan Bara mengepal, dia benar-benar marah sekarang, "Lepasin. Marsha." ucapnya penuh penekanan.

"Lepasin Marsha kalo lo gak mau mati ditangan gue hari ini." lanjutnya.

Rigel masih dengan santai tersenyum sinis.

"Eits, santai bang jago. lo masih suka sama Marsha? kemarin lo dorong-dorong dia kan? buat apa lo belain?"

Rigel berjalan ke arah Bara dan berbisik ditelinganya, "Gimana kalo Marsha buat gue aja, gue mau jadiin dia mainan Bar."

"Bangsat!"

bugh!

bugh!

"Berdiri lo bangsat."

bugh!

Marsha benar-benar takut sekarang, ia takut Bara kenapa-kenapa karna dirinya. ada sedikit perasaan senang yang menjalar ditubuhnya. Bara masih sangat perduli dengannya.

"Segitu doang nyali lo hah?! lo suruh dua temen sampah lo ini lepasin Marsha sebelum lo pulang tinggal nama."

Rigel dengan susah payah berdiri, disudut bibirnya sudah berdarah begitupun dengan hidung nya juga mengeluarkan darah. Bara sangat brutal menghajarnya, mencari masalah dengan Bara sama saja mencari mati.

"Lepasin dia." suruh Rigel. dan Marsha berlari kearah Bara.

Bara menarik tangan Marsha keluar dari kerumunan yang menontoni keributan Rigel dan Bara tadi. Nafas Marsha masih sesak, asmanya kambuh, tubuhnya gemetar bukan main karna ketakutan. Bara membawanya kekantin, membelikannya minum walaupun sedari tadi tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Bara.

Marsha mulai bisa mengatur nafasnya, ia mencoba membuka obrolan terlebih dahulu,

"Makasih ya, Bara."

"Asma lo masih suka kambuh?" tanya Bara tanpa mau melihat Marsha.

"Kalo lagi kecapean, tadi kambuh karna takut."

Keheningan terjadi lagi diantara keduanya. Marsha mencoba menyentuh sudut bibir Bara yang sedikit lebam akibat keributan antara Bara dan Rigel tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAHASIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang