satu

5 0 0
                                    

Drrtt
drrtt
drrtt
Terdengar suara panggilan milik Deray. Deray yang sedang melamun pun langsung tersadar karena suara ponselnya. Tanpa melihat siapa orang yang memanggilnya Deray langsung menyentuh tombol berwarna hijau.
"Ya?"
"Ray,"
Deray terdiam sebentar mendengar suara yang Deray sangat rindukan selama ini di seberang sana.
" Iya Kak kenapa?" Ingin rasanya Deray berteriak disaat itu juga, tapi Deray tahan karena ini menyangkut imagenya.
"kangen."
Mata Deray melotot, what? Kangen? Telinga Deray masih berfungsi kan. Deray tidak salah dengarkan? Mata Deray memanas menahan tangis.
"Deray?"
"I-ya?"
"Kenapa diam?"
"ohhh enggak Kak, cuma kaget aja tadi hehe."
" Tunggu dirumah, Gue kerumah sekarang!"
Baru saja Deray mau membantah, panggilan sudah dimatikan olehnya.
Deray menghela nafasnya pelan. Di satu sisi Deray sangat senang karena dia menghubunginya kembali, tapi disisi lain Deray juga masih marah padanya karena dia berbuat sesuka hatinya. Tanpa memikirkan perasaan Deray.

*

Deray sudah berada ditaman dekat rumahnya, yang pasti Deray bersama orang yang tadi menelponnya.
"Kenapa Kak, kok tumben?" Tanya Deray. Setelah beberapa saat mereka saling diam. Akhirnya Deray membuka suara.
"Kemana aja Kakak selama ini?" lanjutnya.
Lelaki itu masih terdiam sedari tadi.
"Kak? Kenapa diam," ulang Deray.

"Ada kok, gak kemana mana,"jawab Reyhan.
Deray sedikit kecewa dengan jawaban Reyhan, bukan jawaban ini yang ingin Deray dengar. Yang ingin Deray dengar adalah jawaban kemana saja dia selama satu tahun ini tidak ada kabar.
"Terus kenapa sekarang Kakak ngajak aku kesini? Setelah satu tahun gak ada kabar?!" Sindir Deray.

"maaf," jawab Reyhan lirih.

"Gue ngajak kesini, karena gue kangen sama lo, gue pengen kayak dulu lagi. Lo yang selalu perhatian sama gue. Lo yang selalu menemani gue kemana pun gue pergi. Lo juga yang selalu ada buat gue.Gue kangen sama lo yang dulu." terang Reyhan.

Ya, jujur Reyhan kangen masa masa dulu meskipun dia sering bersikap egois terhadap Deray. Tapi Reyhan sangat menyayangi Deray. sedangkan Deray tersenyum sinis.

"Kangen? Kakak bilang kalo kakak kangen?" Cetus Deray.
"Kalo gitu aku butuh kejelasan dari Kakak!"Tutur Deray. Reyhan diam sakaligus bingung.
"maksudnya? Kejelasan apa?" tanya Reyhan tidak mengerti.
"Aku butuh kepastian dari kakak! Sebenarnya apa aku ini dimata kakak, Hah! Aku hanya butuh kepastian dari kakak aja, jangan buat aku bingung. Aku-"
"aku capek, harus berharap lebih terus sama kakak!" teriak Deray.

"Aku sayang sama kakak, aku juga nyaman berada didekat kakak. Tapi kakak menghilang gitu aja setelah perasaanku udah nyaman sama kakak,"Lanjut Deray dengan lirih.
Deray hanya capek jika terus menyimpan perasaannya terus menerus. Deray hanya ingin lega, tidak peduli apa jawaban Reyhan. Yang penting dia sudah mengeluarkan semua isi hatinya pada Reyhan.
Suara isak tangis terdengar dari bibir Deray. Membuat Reyhan merasa bersalah.
"maafin gue, gue salah. Gue mau perbaiki kesalahan gue ke elo. Gue mohon kasih gue kesempatan. Masalah kepastian hubungan kita, gue belum bisa untuk sekarang,"

"Gue anggap lo orang spesial untuk gue, gue juga nyaman setiap bersama lo. Gue juga sayang sama lo. Suatu saat gue juga bakal kasih lo kepastian. Tapi nggak sekarang." Reyhan mengelus rambut Deray sangat lembut. Reyhan rasa Deray dapat memahimanya. Meskipun Reyhan harus bersikap egois lagi seperti dulu.

"Oke." balas Deray singkat.
Jujur Deray masih tidak terima atas pernyataan Reyhan tadi. Apalagi sekarang Deray harus memiliki hubungan kembali bersama Reyhan. Hubungan? Deray tertawa miris. Hubungan apa, bahkan Deray masih harus seperti dulu menjalin hubungan gantung dengan Reyhan. Saling sayang, nyaman, bahkan cinta tapi tanpa adanya status apapun. Apakah itu bisa disebut suatu hubungan?

*

Setelah dua minggu menjalani libur ujian akhir semester, akhirnya murid SMA Pelita bisa masuk sekolah kembali. Seluruh siswa siswi berhamburan menuju lapangan karena hari ini adalah hari Senin. Semua murid berbaris sesuai kelasnya masing masing.
Tapi tidak dengan Deray, dikarenakan Deray anggota PMR. Deray ditugaskan untuk berjaga di belakang murid yang sedang berbaris.
"Ray!"
Seorang murid perempuan dari arah UKS meneriaki namanya. Deray tersenyum kearahnya dan menghampirinya. Deray mengambil rompi yang disodorkannya.
"Makasih Sya," Tasya mengangguk sebagai respon.
"emm, tandunya udah dibawa kelapangan sya?" lagi lagi Tasya mengangguk.
"Iya, udah dibawa sama kak Iki."
"Udah ahh, bentar lagi mulai tuh upacaranya. Nanti diomelin sama Kak Iki lagi." ujar Tasya
" ya udah ayo. Kak Iki serem kalo lagi marah." Deray dan Tasya terkekeh.

Rizki Sanjaya, ketua PMR. Rizki lumayan tampan, orang orang memanggilnya dengan sebutan Iki. Tidak heran banyak yang mengaguminya. Selain ketua PMR, dia juga salah satu anggota Osis. Iki juga ramah tapi kalo ada yang berbuat kesalahan Iki bakal berubah jadi galak.

Upacara hari ini cuacanya sangat bagus tidak terlalu panas. Dan tidak juga terlalu banyak yang pingsan. Jadi Deray tidak kerepotan Mengantar murid yang sakit, ke Uks.
"Nih minum, Ray. Pasti lo Aus."

Deray sedang duduk dikelas,
menunggu guru mapel datang. Deray menoleh kesamping, terlihat Tasya menyodorkan minuman dingin kearahnya. Deray mengambilnya karena dia memang sangatlah haus.
"makasih, lo tau aja kalo gue lagi Aus, hehe." ujarnya.
"iyalah, meskipun cuaca hari ini enggak panas. Tetap aja kalo lo itu pasti capek. Secarakan, lo bolak balik nganterin orang sakit. Jarak lapangan ke Uks tuh gak deket loh Ray." jelasnya. Deray tersenyum sebelum meneguk minumannya.

"Btw, lo tau Ayra kelas Ips?"

Deray mengangkat bahunya antara tidak tahu dan tidak ingin tahu. Tasya mendesis kesal melihat reaksi Deray.
" lo mah gak asik ah,"

" ya terus?"

"eh, tapi katanya Ayra ini lagi deket loh sama Kak Iki,"
"ya meskipun gak heran sih, wajar Ayra kan cantik. Ya pasti Kak Iki juga kepincut. Sedangkan kita?" Tasya menghembuskan nafasnya pelan.

"kita? Lo aja kali. Gue gak kayak lo yang berharap lebih sama Kak Iki. Padahal lo juga tau kalo lo sama Kak Iki itu gak akan pernah bisa menyatu." Terang Deray.
"ya bisa jadi,kan?"

Deray menggeleng heran kearah Tasya. Sudah jelas-jelas kalau Rizki ini tidak akan bisa membalas cintanya. Apalagi Tasya hanya mencintainya secara diam-diam. Deray tidak ingin terlalu ikut campur masalah perasaan Tasya. Deray jadi teringat Ayra. Kenapa harus Ayra? Kenapa semuanya memilih bersama Ayra.
Seperti yang dikatakan Tasya bahwa Ayra memanglah cantik jadi sangat wajar para lelaki mengejar-ngejar cintanya. Selain parasnya yang cantik Ayra juga tipe wanita yang sangat lemah lembut.

kenangan Bersama HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang