Aku saranin bacanya sambil dengerin lagunya Ed Sheeran - One.Ini emang pendek sih, aku sadar kok_
{}
Shafa sedang duduk dengan tenang di kursi mobil Zayn.Uncle Si menyuruh lelaki itu mengantarnya pulang malam ini karena Aaron tidak kunjung datang dan handphone lelaki itu mati.
"Halo?" Sapa Shafa pada Mrs.Johnson yang meneleponnya
"Sweety" Ucap suara di seberang lirih.Shafa sempat mendengar isakkan.
"Mom?Are you okay?" Tanya Shafa mulai panik
"Mom okay, but Aaron" Ucap Mrs.Johnson terputus isakkannya
"Aaron, ada apa dengannya?" Tanya Shafa, ia merasa ini adalh kabar yang tidak ingin dia dengar.
"Aaron, kecelakaan"
Air mata Shafa menetes seketika.Ia tidak bisa berkata apa-apa.iPhonenya meluncur begitu saja dari tangannya.
"Shafa, are you okay?" Tanya Zayn panik.Shafa tidak menjawab, maka dari itu Zayn mengambil iPhone Shafa yang berada di pangkuan gadis itu.
Shafa menatap jalanan ramai di kanannya.Ia menangis.Ia tidak suka menangis di depan lelaki seperti ini–apalagi ini Zayn Malik– tetapi ia benar-benar tidak bisa membendung air matanya.Aaron kecelakaan?Ia berharap ini hanya lelucon.Bahkan hari ini ia hanya bertemu Aaron di pagi hari tadi.Ia tidak akan pernah sanggup melihat kakaknya itu terbaring lemah.Shafa melihat Zayn tampak berbicara dengan ibunya di iPhonenya.Setelah mematikan sambungan teleponnya, Zayn menghentikan mobilnya di pinggir jalan lalu menghapus air mata Shafa dan meneruskan menyetir.
"Aku akan mengantarmu ke rumah sakit" Gumam Zayn serak.Shafa mengangguk lemas.
{}
Shafa Johnson
Aku berlari di sepanjang koridor.Aku tidak peduli dengan pandangan aneh setiap orang yang aku lewati.Aku hanya ingin menemui Aaron secepatnya.Zayn mengejarku di belakang tetapi tidak mengatakan apa-apa.Aku masuk ke ruangan nomor 366, Dad dan Mom duduk di sebuah sofa berwarna putih dan Aaron berbaring di ranjang dengan oksigen terpasang di hidungnya dan infus terpasang di tangan kirinya.Detak jantungnya tidak stabil, aku tau dia sedang berjuang.Dan aku yakin, dia berjuang keras.Aku memeluk mom dan air mataku tumpah di blaizernya.
"Mom, tell me if Aaron will be okay" Ucapku
Mom menangis "Yes, he will sweety"
Aku beralih memeluk dad "Dad, you know right if Aaron strong?"
Dad mengangguk "He's stronger honey, don't worry"
Aku melepas pelukan dad lalu berjalan pelan ke arah ranjang Aaron lalu duduk di sampingnya.Aku mendengar suara Zayn yang sedang berbincang dengan Mom dan Dad.Aku meraih tangan Aaron lalu menggengamnya.
"Aaron, I know you strong.So you must wake up okay?I love you and I can't life without you.You loved me, are thats right?If yes, you must wake up.I will do anything for you if you wake up" Gumamku pelan.Air mataku turun semakin deras, aku tidak sanggup hidup tanpa Aaron.
{}
Shafa tetap berada di tempat duduknya tanpa bergeming sedikitpun.Tidak mau bicara, tidak mau makan.Zayn juga tetap berada disana.Ia menghela nafas lega karena hari ini adalah hari terakhir syuting jadi Shafa–dan tentunya dirinya sendiri–tidak perlu datang ke lokasi.
"Dengan kau seperti ini, bisakah itu membuat Aaron bangun?Tidak.Jadi kumohon makanlah," Ucap Zayn.Ini sudah kesekian kalinya ia meminta Shafa agar ia memakan makanannya.Shafa tertegun lalu akhirnya memakan makanannya walaupun sedikit.
"Thanks, because you here" Gumam Shafa "Kau boleh pulang Zayn.Aku tau kau pasti bosan,"
Zayn tersenyum "Baiklah aku akan pulang, tetapi nanti aku akan kembali.Berjanjilah saat aku kembali, kau akan lebih baik"
Shafa mengangguk "I try."
Zayn bangkit lalu berpamitan pada Mr.Johnson dan Mrs.Johnson.
{}
Zayn menepati janjinya, ia kembali ke rumah sakit pada malam hari.Tetapi, saat sampai di kamar Aaron, ia hanya melihat Shafa tengah menangis di luar kamar sedangkan pintu kamar tertutup.Zayn mencoba mengintip lewat celah pintu dan ia tertegun saat melihat apa yang terjadi.Aaron meninggal.Zayn duduk di samping Shafa.Gadis itu terisak.Zayn merengkuhnya ke dalam pelukannya, ia tidak tau itu benar atau tidak.Tetapi menurutnya itu benar.Shafa terdiam untuk beberapa detik namun kemudian ia membalas pelukan Zayn dan menangis di bahu lelaki itu.
"Aaron akan lebih bahagia disana," Gumam Zayn
"Tadi, ia bangun.Kukira, kukira ia benar-benar bangun.Tetapi–" Shafa terisak "Tetapi ternyata ia hanya mengucapkan selamat tinggal"
Zayn mengusap rambut Shafa "Shh-shh.It's okay"
{}
Aku bahagia deh akhirnya ada Zayfa momentnyaa walaupun dikit, walaupun aneh.Hohoho, gimana gaess?Belom panjang yaa?Aku gak tau part yang panjang kayak gimana, soalnya aku kan nulisnya di note trus aku copas ke Wattpad.Jangan lupa baca ceritaku yang 'Friendzone' ya #promosi.Oke, don't forget to Vomments.Cuma klik tanda bintang di bawah.Gak sampe 1 menit kok, cuma 1 detik--"
See ya!
-Shafa