[2] Siapa Dia?

51 16 10
                                    

Jangan mau asal asalan di ajak cowo pergi. Apalagi ga kenal, tapi kalo ganteng ya gas lah anjir yakali dibiarin, mubazir.

-Bintang-

***

"Duh bang Bintang mana sih!!"

Sedari tadi pengunjung cafe sudah mulai berkurang, mengingat jam yang hampir menunjukkan pukul 12 malam.

Entahlah, di cafe ini sangat jarang anak muda yang nongkrong sampai larut malam.
Karna hal itu lah membuat Mentari gelisah sekarang.

"Sumpah ya pengen gua bunuh tu orang, kemanaa siii!! dikira adek nya preman kali ya bisa pulang sendiri malem malem gini. Mana ga ada taksi lagi, ojol juga ga ada. AAAKKHH prustasi banget gua punya abang ga ada akhlak gini!"

Sudah puluhan bahkan ratusan kali mentari menelfon Abang nya itu, tapi hasilnya tetap nihil, jangankan telfon yang di angkat, chat yang sedari tadi conteng 1 pun tak kunjung menjadi 2, huft.

Sudah puluhan bahkan ratusan kali mentari menelfon Abang nya itu, tapi hasilnya tetap nihil, jangankan telfon yang di angkat, chat yang sedari tadi conteng 1 pun tak kunjung menjadi 2, huft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjir lupaa, coba telfon Mama deh"

Dicari nya kontak Mama di HP dengan judul 'nyonya rumah' 

Sebenarnya Mentari ga enak mau telfon Mama, karna jam segini pasti Mama udah tidur. Apalagi kalau tahu Mentari belum pulang, bisa bisa satu rumah kena imbas nya. Mama kalo marah serem, jujur.

Cahaya putih yang kini menerangi wajah Mentari membuat dirinya sedikit menyipitkan mata.

Tunggu, ini motor siapa? kok berhenti di depanku? jelas ini bukan motor bang Bintang, lalu? siapa?

"Naik"

Belum sempat Mentari menelfon Mama nya, seorang laki-laki langsung merampas HP Mentari.

"Cepet naik atau lo gua tinggal sendirian disini."

Siapa dia? mengapa dia memaksaku untuk naik ke motor nya? apa dia orang jahat? apa dia temen bang Bintang? kalau nanti aku di culik gimana?

Berbagai pertanyaan muncul di kepala Mentari saat ini.

Akhirnya ia memutuskan untuk merampas HP miliknya kembali dari laki-laki itu.

"Kalo lo mau uang bilang aja. HP gua butut kalo mau lo ambil. Nih! pergi! gausah ganggu gua!"

Ucap Mentari dengan nada tinggi sambil meletakkan dengan kasar uang 500rb di atas jok motor ninja laki-laki itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FONSECA | MARK LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang