☠21☠

10.8K 1.7K 123
                                    

⚠️Peringatan⚠️
Cerita ini tidak bermaksud untuk menyinggung atau mencemarkan nama baik dari berbagai lembaga tertentu.

Dan cerita ini tidak bermaksud untuk memojokkan profesi guru ataupun profesi yang berkaitan dengan dunia pendidikan🙏🏻

Saya juga tidak bermaksud untuk menjelekan sifat para murid atau siswa-siswi.

Saya tekan kan sekali lagi, cerita ini saya buat bukan untuk menjelekan berbagai pihak.

Karena ini semua murni karangan saya, imajinasi saya yang kemudian saya tuangkan dalam bentuk tulisan🙏🏻

Jadi saya harap tidak ada pihak yang tersinggung dengan cerita ini🙏🏻

Dan bagi kalian yang tidak nyaman dengan cerita ini saya harap stop membaca cerita ini karena saya tidak memaksa siapapun untuk membaca cerita yang tidak masuk akal ini.

Sekian Terimakasih.
____________☠Happy___Reading☠__________

Keadaan sekolah semakin kacau.

Makan siang yang biasanya di makan gratis sama mereka sekarang malah harus dibayar karena kalau mereka gak mau bayar, ya gak dapet makanan.

Pokok nya sekarang serba bayar pake uang cash, gak bayar gak makan, gak bayar gak dapet barang yang dibutuhin.

Bahkan buat ngambil uang kiriman dari orang tua aja dibatas, alias gak bisa diambil sekaligus dan itu pun harus rebutan sama banyak siswa yang ada di sekolah ini karena uang yang ada ada di ATM sekolah sangatlah terbatas.

Udah ngambil uang kiriman dari orang tua di batas, semua serba bayar pula. Bahkan buat kamar asrama aja mereka harus bayar satu bulan satu juta perorang.

Emang gak terlalu mahal sih tapi uang segitu dimasa-masa seperti ini sangatlah berharga terlebih lagi gak semua siswa punya kekayaan yang berlimpah. Dan bisa dibilang ini menjadi penyiksaan baru bagi mereka yang gak punya uang disini.

Petir menggelegar. Anak-anak yang masih berada di dalam kelas,berusaha menahan diri untuk tidak berteriak ketakutan karena petir yang semakin lama semakin aktif seolah ingin meneror mereka.

Tak lama dari itu hujan turun, menghebohkan mereka semua yang masih tak percaya melihat kejadian ini.

Satrio menghela nafas "Sekalinya hujan malah hujan darah, padahal kan kita juga kangen kali sama hujan air."

Ira tersenyum enyuh mendengar perkataan Satrio karena dia teringat saat hari pertama mereka masuk kesini, ke sekolah ini dengan harapan yang berbeda-beda.

Diam-diam mereka jadi teringat tentang hari dimana mereka masih saling belum kenal dan sekarang Angga tau jawaban dari perasaan tak mengenakan nya pada hari itu apa.

"Feeling gua ternyata bener," gumam Angga.

Satrio menepuk pundak Angga "Sorry, karena gua lu jadi ikutan masuk kesini padahal dari awal lu gak pernah mau masuk sini dan maaf karena gua gak pernah percaya sama feeling lu waktu itu."

Angga tersenyum kecil " Udah lupain aja." Mau di sesali kayak gimana pun mereka gak akan pernah bisa putar waktu ke masalalu.

Kalau aja Satrio pahlawan yang bisa putar waktu ke masalalu mungkin semua nya akan baik-baik saja sekarang.

Tapi balik lagi, itu semua hanya andai-andai saja dan Satrio rasa dia harus tetap menjalani kehidupan nya dengan pemikiran yang logis karena andai-andai saja tak bisa memberikan nya kehidupan yang layak.

Bel istirahat berbunyi.

Buru-buru Satrio keluar dari dari dalam kelas menuju Bank sekolah "Sial udah rame aja."

DEATH SCHOOL [TAMAT] BELUM REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang