Bagian 8

671 86 4
                                    

"Dia lucu sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia lucu sekali. Sangat kecil." Jisoo duduk di kursi roda bersebelahan dengan Nyonya Kim yang mengantarnya ke kamar bayi. Mereka hanya dapat melihat dari balik kaca. "Apa dia baik-baik saja? Dia selalu tidur. Bayiku, ibu ada di sini."

Yoongi hanya bisa memandangnya dari jauh. Sebenarnya ia ingin datang menemuinya. Mengucapkan terimakasih sudah menjaga anak mereka tanpa dirinya. Rasa haru membuatnya tanpa sadar mulai berkaca-kaca melihat kebahagian Jisoo yang melihat putra pertama mereka. Dalam hati ia juga mengatakan, "Bayiku, ayah juga di sini."

Ia sudah melihat sebelumnya, betapa lucu dan menggemaskan putranya. Anaknya masih sangat kecil dan rapuh. Kebahagiannya tidak dapat di deskripsikan. Ia sangat bahagia. "Menjadi seorang ayah, apa seperti ini."

Yoongi setiap hari akan datang ke rumah sakit dari hotelnya menginap, melihat banyinya lebih awal atau setelah Jisoo melihatnya. Ia masih menunggu waktu untuk datang menemui Jisoo dan keluarganya. Tidak di rumah sakit, itu akan membuat keributan. Ia sudah membayangkan pengusiran keluarga Jisoo atas kedatangannya.

Hari ini ia datang lebih siang karena harus ikut dalam pertemuan rapat beda waktu. Ia menjadi pihak yang mengalah dan karena itu ia tidur hampir pagi dan bangun terlambat. Ia tidak menyesalinya karena dapat melihat Jisoo pertama kali menggendong bayi mereka. Dia juga tidak lagi menggunakan kursi roda. Dengan memakai masker wajah, ibu Jisoo ada di sana menemani putrinya menggendong cucunya.

Yoongi mengeluarkan ponselnya. Mengambil gambar dari jarak jauh. Tidak tampak depan. Sisi samping sudah sangat cantik. Ia tersenyum dengan hasil yang ia ambil. "Cantik."

Mengatur gambar yang diambilnya sebagai layar utama. Menyentuh dengan bangga, wanita dan anaknya. Berhasil mlihat Jisoo malah membuatnya sangat merindukan wanitanya itu.

Ia sangat ingin menemuinya, tetapi belum berani mengambil tindakan. Takut akan kembali kehilangannya yang bahkan belum ia genggam.

- - -

"Eomma, Appa sudah kembali ke Korea?" Jisoo duduk disofa, bersama menyusi bayinya yang tidur. Sudah dua hari ini Jisoo dapat memberikannya asi langsung.

"Iya. Penerbangannya kemarin sore." Nyonya Kim merapihkan sweater Jisoo, menyampirkan dengan benar di bahu putrinya.

Ia mengambil cucunya yang sudah berhenti menyusu. Menggendong dan meletakannya di box bayi. Ia juga menyiapkan makan siang untuk Jisoo. "Makan dan minum air lebih banyak."

Sudah hampir habis 2 botol mineral 1 liter.


"Apa semua orang tahu aku di sini?"

"Ya semua tahu. Dan Ayahmu melarang siapapun datang ke sini. Kau menginginkan pelarian. Ayah membiarkannya. Membiarkan putri kecilnya mulai hidup mandiri. Ia sangat menyangimu. Dia sudah menekan segala ego untuk putrinya."

Make Up [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang