Bab 2

26.4K 2.9K 39
                                        

Veny yang sedang sibuk memasak di dapur mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Keluarlah Ayah dari kamar mandi dengan kaos polos putih dan celana panjang bewarna navy. Penampilan Ayah tampak segar dengan rambutnya yang basah. Ayah berjalan ke halaman belakang untuk menjemur handuknya tak lama kemudian Ayah terlihat sudah duduk di salah satu kursi di ruang makan. Di atas meja makan telah tersedia nasi merah, tumis kangkung, tahu dan tempe goreng.

"Ayah sudah jam segini kok nggak ke toko?" Tanya Veny sembari meletakkan ayam bakar madu di meja makan. Kemudian ia duduk di hadapan Ayahnya.

"Ayah kan habis bantu-bantu tetangga sebelah pindahan Kak." Jawab Ayah. "Lagian toko sudah dijaga sama Agus kok."

"Veny kira udah selesai daritadi bantu-bantunya." Sahut Veny.

"Memang, tapi tadi Ayah keasyikan ngobrol sama Mahendra dan bapak-bapak yang lainnya." Mata Ayah melihat area sekitar ruang makan sekilas kemudian kembali menatap anak sulungnya, "Bunda mana Kak kok nggak ada?" Tanya Ayah kemudian.

"Bunda tadi sama Mbak Nuri antar pesanan bolu. Terus katanya mau sekalian belanja bahan-bahan yang sudah habis. Tadi Veny nawarin buat yang belanja kata Bunda gak usah." Jelas Veny pada Ayahnya. "Ayah mau makan siang? Sudah jam segini soalnya" Tanya Veny pada Ayahnya.

"Boleh deh Kak," Kata Ayah sambil menuangkan air ke dalam gelas. "Ayah makan pakai tumis kangkung sama ayam bakar ini aja. Kayaknya enak deh."

Veny mulai mengambilkan piring, sendok serta garpu dan diisinya dengan nasi merah, tumis kangkung dan ayam bakar madu. Diletakkan piring tersebut di hadapan Ayahnya. Kemudian Veny kembali duduk di hadapan Ayahnya.

"Ayah kenapa mandi di bawah? Kamar mandi di kamar Ayah emang nggak bisa?"

"Kayaknya semua kamar madi atas bermasalah deh Kak. Tadi kata adikmu kamar mandi di kamarnya juga airnya nggak mau keluar." Jawab Ayah, "Makanya waktu tahu kamar mandi bawah bisa, Ayah sama Adik mandi di kamar mandi bawah."

"Lah tadi Veny mandi di kamar bisa kok."

"Kamu mandikan sudah pagi tadi Kak. Sekarang sudah jam dua belas lebih Kak, sudah siang." Sahut Ayahnya sembari menyuapkan sendok ke dalam mulutnya. "Nanti kalau sampai sore masih belum bisa, Ayah akan panggil tukang untuk benerin."

Veny hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar perkataan Ayahnya.

"Ini yang bikin ayam bakar madunya Mbok Min ya Kak?" Tanya Ayah setelah selesai mengunyah.

"Enak aja, ini ayam bakar madu Veny yang bikin." Ujar Veny tidak terima. "Tadi Bunda cuma pesen ke Mbok Min suruh buat tumis kangkung sama goreng tahu tempe buat Ayah."

Ayahnya hanya terkekeh geli menatap anak gadis yang sedang cemberut di hadapannya.

Ayah menghabiskan makan siangnya, kemudian mengecek ponselnya yang berbunyi. "Kak kayaknya Ayah harus ke toko, ini langganan Ayah katanya mau datang beli dua puluh pupuk sama beberapa vitamin buat tanaman." Ujar Ayah. "Kasihan Agus kalau harus ngelayani pelanggan sendirian. Ayah berangkat Kak, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." Jawab Veny. Veny melihat ayahnya mengambil kunci motor yang digantung di ruang tengah kemudian keluar dari rumahnya.

Ayah Veny memiliki usaha dibidang tanaman yang bertempat di sebuah ruko. Ruko tersebut terletak tidak jauh dari rumah. Bahkan masih satu area perumahan. Toko tanaman milik Ayah Veny selalu ramai pengunjung, entah untuk membeli bunga, bibit, pupuk atau bahkan untuk ngecengin Agus, pegawai Ayah yang memiliki tampang lumayan.

Setelah kepergian Ayahnya, Veny membereskan piring bekas makan milik Ayahnya kemudian segera beranjak ke kamarnya. Ia harus segera melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

A Taste of DelightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang