4. Dianterin

6 0 0
                                    

Selesai ngebersihin semua wajahnya dari polesan make-up, Haruto kembali dengan muka datarnya itu plus nyebelin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai ngebersihin semua wajahnya dari polesan make-up, Haruto kembali dengan muka datarnya itu plus nyebelin. Bibirnya yang ternyata agak merah kayak jamet, tak lupa alis nya yang masih tebel kayak ulet keket.

"Muka lo hahahaha..." seru gue, menatap wajah Haruto yang terlihat berbeda.

Gak mau munafik tapi masih ganteng kok.

"Apa?" tanyanya pelan, gue menggeleng, lanjut ketawa.

"Udah malem."

"Terus?"

Haruto menggaruk tengguknya, "Ya nanti lu dicariin!" jelasnya.

Gue mengganguk paham, "Iya ini mau pulang."

Tanpa balasan apa-apa, Haruto nyelonong pergi dari hadapan gue, melangkahkan kakinya menuju lantai atas, ruangan kamarnya.

"Airi liat Tante Mako gak?" tanya gue kepada Airi yang sedang asyik memainkan handphonenya.

Airi mengganguk, "Sebentar ya Kak aku panggilin, Mamah ada di dalam kamar."

Gue mengganguk, seraya menunggu Airi yang sedang memanggilkan Tante Mako di dalam kamar.

Gak lama Tante Mako keluar, dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya. "Kok buru-buru sih sayang, gak mau nginep?" tawar Tante Mako.

Gue menggeleng pelan, "Hehehe makasih Tante, sudah malam aku harus pulang. Terima kasih atas semua jamuannya."

Tante Mako mengganguk ramah, lalu mengelus puncak kepala gue.

"Sering-sering main ya Nak, Tante mau liat Haruto punya temen."

Buat soal ini gue gak bisa janji, karena Haruto being Haruto. Bocah freak yang super nyebelin.

"Iya Tante." jawab gue dengan sedikit terpaksa.

"Kamu naik motor ya?"

"Iya Tante."

"Duh sayang udah malam, kamu sama Ruto aja ya dianterin? Motor nya titip disini, besok siang Ruto anter." pinta Tante Mako, yang menurut gue agak sedikit berlebihan.

Bukannya apa-apa ya, bahkan preman pun ngeliat gue langsung kabur kayaknya.

Gue cukup ahli dalam menguasi seni bela diri. Dari SD gue udah di les-in olahraga pencak silat, sama nyokap gue. Begitupun Bang Yedam, doi ahli banget dalam bela diri taekwondo.

"Eng-anu gak apa-apa Tante, aku berani kok." tolak gue halus.

"Sst.. sayang namanya musibah gak ada yang tahu, Tante harus ngebalikin anak cantik sahabat Tante ini dengan keadaan baik-baik aja. Jadi kamu nurut ya?"

Kalo udah kayak gini gue harus gimana coba?

Dengan terpaksa gue mengganguk, lagi-lagi gue harus ketemu sama si bocah freak, tapi yasudahlahya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArigatouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang