Sekolah asrama ternyata tak buruk juga. Tadinya Taehyung pikir ia akan merasa tak nyaman dan bosan seperti yang Mommy nya katakan. Terlahir dari keluarga yang kaya raya membuat taehyung selama ini hidup dengan serba kemewahan. Ia memiliki segalanya. Pakaian dan barang-barang mahal. Bahkan taehyung juga di buatkan studio khusus di rumahnya karena pemuda itu sangat menggilai game. Juga karena Tuan dan nyonya Kim tidak mau anak mereka sampai nyeleweng datang ke Warnet makanya terpaksa di buatkan supaya taehyung tak terpengaruh perlakuan buruk anak-anak di luar sana. Mau bagaimana lagi? Taehyung adalah anak mereka satu-satunya.
Dan Tuan dan Nyonya Kim tak pernah tanggung-tanggung dalam memanjakan taehyung. TV plasma game pemuda itu sangatlah besar layaknya bioskop membuat semua teman-teman yang pernah taehyung ajak ke rumah untuk main bareng menjadi iri. Hidup taehyung terlalu enak. Beda sekali dengan mereka yang perlu diam-diam mencuri uang ibu dulu untuk bisa bermain game di Warnet.
Ya, karena itulah awalnya orangtua taehyung sangsi melepaskan anaknya hidup sendiri di asrama. Pemuda itu selalu di berikan apapun keinginannya sehingga membuatnya menjadi anak yang manja. Dan sekarang dia malah mau bersusah-susah? Memangnya taehyung bisa? Mencuci dan menyetrika pakaiannya sendiri? Nyonya kim khawatir anaknya akan menjadi kurus disini. Mengingat taehyungnya yang masih suka pilih-pilih makanan. Kalau sudah di asrama menu apapun yang di sajikan maka itulah yang harus di makan. Terlebih lagi taehyung juga tidak bisa main game sepuasnya. Memangnya anaknya itu bisa tahan?
Tuan dan nyonya kim tak habis pikir dengan permintaan putranya kali ini. Padahal mereka sudah berencana menyekolahkan taehyung ke luar negeri. Prancis dimana nenek kakeknya berada. Dan mereka pun tak akan cemas nantinya karena taehyung akan di awasi oleh pamannya jaejong disana yang akan tinggal cukup lama sebab mengurus kerja sama bisnis. Juga sesekali tuan dan nyonya kim pasti akan datang berkunjung sekalian melihat cabang perusahaan mereka di prancis.
Ya, seharusnya memang begitu sebelum taehyung merengek minta di masukkan sekolah yang sama dengan temannya yang bernama park jimin dan jeon jungkook. Membuat nyonya kim mau pingsan setelah taehyung katakan sekolah apa yang dua temannya itu masuki. Yang benar saja. Sekolah asrama?
Tuan dan nyonya kim jelas menolak. Apalagi nyonya kim--Kim Taeyeon yang tak berhenti mengarang cerita aneh-aneh tentang sekolah asrama untuk menakuti putra kesayangannya. Namun taehyung tetap kekeuh ingin sekolah yang sama dengan jimin dan jungkook. Tak mau berpisah. Bahkan pemuda itu melakukan aksi mogok makan sehingga pada akhirnya mereka pun terpaksa mengiyakan. Biarkan saja. Satu dua tiga hari disana dia pasti minta pulang. Taehyung tak terbiasa melakukan pekerjaan sendiri. Dia selalu di layani para pelayan.
"Taehyung! Beresin koper kau tuh. Bajunya berserakan kemana-mana. Kamar kita jadi kayak macam kandang babi gara-gara kau. " dumal jimin sambil menendang koper taehyung yang menganga lebar.
Taehyung yang asik bermain game PSP nya di atas ranjang tingkatnya itu melirik temannya singkat.
"Iya kau kan Babi nya? " ucapnya terkekeh lucu.
Senyum miring jimin seketika terbit.
"Eh Monyet baju-baju punya kau kok malah aku pula? Beresin cepat. " jimin menerbangkan beberapa lapis baju taehyung ke pemuda itu dengan niat jahat taehyung akan terganggu dalam permainannya.
"Anjir jimin. " desah taehyung kalah permainan dan di sabut tawa keras oleh pemuda bogel itu yang bergerak menaiki tangga ranjang atas yang taehyung tiduri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SwitCher
Fanfictionjennie tidak punya tongkat sihir atau pun membaca mantera. dia hanya gadis bodoh yang mengejar-ngejar pemuda brengsek yang tidak bisa move on. sementara kehadiran taehyung memperburuk keadaan. dia pengalih gila