Satu

1.3K 174 56
                                    


Jennie sial luar biasa. Belum apa-apa, dia sudah mendapat ejekan dari murid lain di sekolah barunya. Membuat niatnya untuk memberi kesan baik di hari pertama masuk SMA menjadi bobrok total. Tak lagi bersemangat. Sejak awal dia memang tidak pandai bergaul. Teman-teman SMP nya bilang dia terlalu pendiam dan tidak enak di ajak bicara.

Tidak cocok dengan mereka yang bebas dan liar. Katanya dia tidak asik juga penakut untuk melanggar peraturan sekolah apalagi kalau di ajak membolos pasti jennie langsung merengek minta pulang. Membosankan. Padahal anak-anak jaman sekarang menyukai tantangan. Tawuran, balapan, Clubing. Caci maki guru adalah makanan mereka setiap hari.

Namun jennie berbeda. ia sangat menjunjung kesopanan dan takut di cap buruk tapi ia juga tidak mau di tinggal sendirian. Ia ingin memiliki banyak teman tapi rata-rata teman perempuan SMP nya adalah anak berGeng malam tak jauh beda dengan anak lelaki bahkan sifat mereka lebih parah. Merokok sembarang tempat. Dan bodohnya meski sudah tahu itu tidak benar, jennie tetap saja mengikuti mereka.

Pada usianya yang masih empat belas tahun ia di perkenalkan dengan dunia malam yang kata temannya adalah tempat untuk bersenang-senang juga menggali harta. Jennie polos yang kebingungan itu hanya pasrah-pasrah saja ketika tangannya di tarik diam-diam menyusup masuk ke dalam diskotik karena anak di bawah umur seperti mereka di larang masuk.

Kemudian ia di ajarkan bagaimana cara menjadi sugar baby untuk menggoda kolega kaya dan merampok semua isi dompet mereka. Tak jauh beda dengan jalang. Mendengar penjelasan itu membuat jennie membeku. Ia shok bukan main. Lalu Satu persatu teman-temannya mulai meninggalkannya sendiri untuk mencari mangsanya masing-masing.

Sementara jennie masih terdiam di tempatnya. Merutuki diri sendiri sampai tak sadar ada seorang pria tepat di belakangnya, mengusap-usap bokongnya kemudian membuat tubuhnya mendadak tremor. Ketakutan setengah mati. Ia sontak menjerit dan menampar wajah terkejut pria itu sambil menangis. Mengundang perhatian.

Sejak itu teman-temannya tak ada lagi yang mau mendekatinya. Dia di kucilkan. Ya, jennie akui dia memang bersalah. Karena dirinya teman-temannya jadi tidak bisa lagi masuk karena penjagaan di perketat setelah tahu bahwa jennie adalah anak di bawah umur.

Masa SMP nya yang gagal. Rasanya mau menangis kalau ingat masa lalu. Berkat kejadian itu sampai sekarang jennie jadi sensitif kalau ada sesuatu yang menyangkut tentang bokongnya. Ia juga sadar kalau sejak awal dia memang sudah salah masuk tempat.
Seharusnya dia pindah sekolah bukannya tetap bertahan. Maka kali ini dia memilih sekolah asrama  karena berfikir kalau tempat seperti pesantren itu pastinya di isi oleh orang-orang baik dan taat peraturan.

Ya.

Seharusnya semua berjalan dengan baik sesuai yang jennie harapkan. Andai saja ia tidak bertemu pemuda itu yang mereka sama-sama tengah menaiki anak tangga. Namun dia ada di atas terlihat buru-buru sekali sambil menyeret koper kesusahan sementara jennie ada beberapa tapak di bawahnya. Kemudian tanpa di sadari pemuda itu tiba-tiba melepas sepatunya sembarangan membuat jennie yang tidak waspada malah tersandung benda itu. Menyebalkannya lagi pemuda itu sama sekali tidak dengar suara ringisan jennie. Tidak tahu sangking terburu-burunya.

Awas saja akan jennie cari pemuda itu sampai dapat dan membuat perhitungan meski dia sendiri ,pun tidak tahu bentuk wajahnya seperti apa. Tapi jennie juga bersyukur karena berkat sepatu butut itu ia bisa bertemu malaikat tampan. Dan juga memiliki satu teman.

Namanya kim jisoo, dia adalah gadis baik yang sudah menolong membawa jennie ke UKS. Rela menunggunya sampai membuat dia sendiri pun tidak dapat memilih kamar bagus. Kehabisan. Jadi terpaksa jennie dan jisoo yang terlambat pun harus menjadi teman sekamar yang sedikit jauh di ujung.

"Jennie kita harus cepat-cepat ke lapangan! Lima menit lagi bel masuk."

Mereka terlambat bangun. Jennie memasang dasinya di depan cermin ketar-ketir karena sejak tadi jisoo terus saja meneriakinya heboh.sementara teman sekamarnya itu baru saja selesai memakai sepatu. Meraih tas dan memakainya kemudian. Lalu ia menghela nafas berat melihat jennie yang masih belum selesai dengan dasinya. Bagaimana jisoo tidak merepet saja? Jennie lelet sekali.

SwitCherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang