[6] BMM : Sick

869 69 28
                                    

~~ Because My Mistake ~~

Pagi itu benar-benar membingungkan bagi Himawari. Bayangkan, baru saja pulang menginap dari rumah kakaknya, dia sudah melihat pemandangan yang tidak biasa. Pagi itu, di rumahnya tidak ada ayah dan ibunya. Namun bukan itu yang membuatnya bingung, melainkan adanya teman-teman kakaknya di dalam rumahnya.

"Aku pulang..." Himawari mengucap salam pelan-pelan, takut dimarahi oleh ibunya karena kemarin menyegel mereka seharian penuh di rumah.

Tidak ada jawaban. Mungkin ibunya tidak mendengar dirinya masuk. Itu bagus, pikirnya, karena rencananya tadi ia ingin langsung ke kamar untuk berpura-pura tidur - menghindari amarah ibu. Tapi suara riuh dan percakapan beberapa orang di ruang tamu dan dapur rumahnya membuatnya tidak jadi melakukan rencananya tadi.

Suara orang-orang itu sepertinya terdengar familiar baginya, tapi yang jelas itu bukan suara ayah dan ibunya. Himawari segera melangkah masuk, dan ketika ia sampai, tiga orang itu menoleh kepadanya. Himawari mengenal mereka, itu adalah Sarada Uchiha, Shikadai Nara, dan Inojin Yamanaka, sahabat-sahabat kakaknya.

Satu persatu dari mereka menyapa Himawari yang tengah berdiri dengan wajah polosnya, termangu, bingung kenapa mereka bisa ada di sana.

Inojin yang pertama menyapa. "Ah, Hima-chan, kau sudah pulang?" Si pucat itu sedang berkutat di dapur dengan mengenakan celemek ibunya, entah sedang memasak apa. Ia menyapa dengan senyum khasnya. Kalau sedang tidak bingung, Himawari pasti akan tertawa melihatnya.

"Selamat datang!" Sarada ikut menyapanya kemudian, ia sedang duduk di meja makan sembari membaca sebuah buku, entah buku apa itu, Himawari tidak tahu.

"Hoaaaam..." Dan yang satunya lagi, Shikadai, hanya menguap lebar. Ia tengah berbaring di sofa panjang, menyelonjorkan kakinya. Sepertinya tadi ia tidur, lalu terbangun ketika Himawari sampai.

"Shikadai! Tuan rumah sudah datang, ayo cepat bangun!" ujar Inojin, mencoba membangunkan temannya yang satu itu.

"Hoaaaam!" Shikadai akhirnya dengan "suka rela" bangun dari tidurnya, mengambil posisi duduk di sofa panjang sembari menggaruk pinggangnya yang gatal.

"Setidaknya cuci mukamu. Ada bekas iler di ujung bibirmu, dasar jorok." Lagi-lagi Inojin yang berbicara, menyereweti Shikadai.

"Ck." Shikadai berdecak sebal. Sudah mengganggu tidurnya sekarang menyerewetinya, menyebalkan, pikirnya. Namun meski begitu, ia tetap melakukan apa yang Inojin sarankan. Shikadai beranjak dari "tempat tidurnya" dengan bersungut-sungut, menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya. "Merepotkan saja."

Himawari hanya dapat melihat mereka dengan bingung, terbengong-bengong.

"Hima-chan," Suara panggilan Sarada menyadarkan-nya. "Kenapa kau masih berdiri di situ? Ayo sini!" Sarada melambaikan tangan, mengajak Himawari duduk di sampingnya. Lihatlah, Sarada sudah menarikkan kursi untuknya.

"Eh, um, baiklah." Himawari mengangguk, kemudian berjalan mendekati Sarada, mengambil duduk di kursi yang sudah di tarikkan oleh Sarada - tepat di sampingnya.

"Aku dengar dari Ba-san kau pergi menginap di rumah Boruto dan Sumire, apa benar?" Sarada memulai obrolan.

"Em, ya, begitulah." jawab Himawari kikuk, masih bingung dengan keadaan ini.

"Apa mereka baik-baik saja di sana?" Inojin ikut ke dalam obrolan, tangannya sibuk memotong wortel di nampan.

"Iya, mereka baik-baik saja."

"Hei, kenapa kau canggung begitu? Apa kami di sini mengganggumu?" tanya Sarada, dia menyadari kalau Himawari agak sedikit kikuk.

Himawari segera menggeleng cepat. "Bukan. Bukan seperti itu. Aku senang kalian datang, hanya saja aku bingung kenapa kalian bisa ada di sini. Dan lagi, ke mana Kaa-san dan Tou-san pergi?"

Because My MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang