Bab 35. Siapa A?

4.1K 719 281
                                    

Cuma satu yang aku percaya, kita terjebak oleh permintaan kakek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuma satu yang aku percaya, kita terjebak oleh permintaan kakek. _ Shena Shimeria Ilova

🎶🎶🎶

Sudah dari habis magrib tadi, Shena siap-siap berdandan untuk kencan bersama sang suami, dan kini jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam namun belum ada kabar juga dari Galang, Shena memutuskan untuk berangkat sendiri ke amusement park sesuai permintaan Galang apabila dirinya terlambat hadir, gadis itubaru saja keluar dari lobby apartemen, ia sedang menunggu taksi saat ini.

Kelembapan udara semakin rendah, Shena perkirakan hujan akan turun malam ini, ia merapatkan sweater rajut pink nya, sesekali meniup-niup kedua ujung telapak tangannya, memberikan sedikit hawa hangat di sana. Sambil matanya beredar ke beberapa ruas jalan untuk menemukan taksi.

Sementara itu, disebuah taman belakang yang estetik, bagian dari rumah mewah bergaya Mediterania, yang di kelilingi taman bunga dengan penerangan lampu yang mempercantik suasana, tampak Galang sedang duduk santai diatas beanbag.

Lelaki itu sedang mendengarkan keluh kesah dari seorang gadis, dengan perawakan tinggi yang ditaksir hanya selisih 3inchi saja dari tinggi Galang, otomatis beda jauh dari postur Shena yang mungil.

"Sorry Lang, gara-gara gue, lo jadi berantem sama bokap dan abang gue, gue nggak tau, harus minta tolong ke siapa kalo bukan ke lo," ujarnya dengan nada sendu.

"Lo punya banyak pilihan Ann, lo bisa telpon polisi, lo bisa manggil satpam komplek, lo bisa lapor ke pak RT minimal, dan lo juga bisa milih kok, buat ikut tinggal sama nyokap lo!" ucap Galang dengan muka datarnya.

"Gue malu tinggal sama nyokap gue! Mana ada sih?! Anak yang mau tinggal sama Mamanya yg dikenal sebagai pelakor?! Hm?! Mana ada?!" tegas gadis itu mulai meneteskan air matanya.

"Ada," jawab Galang singkat.

"Siapa?! Coba lo sebutin?! Karangan lo aja kan?!" sungutnya.

"Shena," gumam Galang tidak jelas.

"Lo gumamin nama siapa barusan?" selidiknya. Galang terdiam, ia justru meraih waistbag nya, dan berdiri untuk pamit ke gadis tersebut. Ia baru ingat, kalau sedang punya janji dengan Shena.

"Udah malem Ann, gue harus pulang, gue udah nemenin lo dari siang, masih ada hal lain yang harus gue urus," ucapnya.

"Lang jangan pergi, ntar kalau abang sama bokap gue balik dan hajar gue lagi gimana?" ucap gadis itu menahan lengan Galang, membuat lelaki itu menghentikan langkahnya.

Dari balik punggung Galang, gadis itu tersenyum lega, ia tidak ingin Galang meninggalkannya seperti terakhir kali. Tanpa berkata apa-apa gadis itu melingkarkan tangannya ke perut Galang, memeluknya dari belakang.

Seeing Voice 『 𝓼𝓮𝓵𝓮𝓈𝓪𝓲  』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang