Seluruh mahasiswa baru yang mengenakan baju orange dipadu dengan celana hitam dan kaos kaki yang senada dengan baju sudah berdatangan dari setiap rute perjalanan penampilan mereka cukup memalukan.
"Jongkok." Pintah salah satu senior dengan tegas
"Mana name tag kamu?" Bentak Marcell selaku koordinator seksi keamanan
"A..a..da kak." Jawab Adinda terbata-bata
"Pake."
"Baru maba aja udah belagu kalian, kenapa gak pake? Malu?" Tanya Adriana tegas
Adinda tak menghiraukan perkataan Adriana, dia fokus memakai name tagnya.
"Ada apa ini?" Tanya Ar yang baru saja sampai
"Mereka telat dan salah satu dari mereka tidak mematuhi peraturan Ar." Jelas Marcell
"Baik, saya serahkan sama kalian dan tolong suara bentakan dikontrol." Pintah Ar kemudian pergi
Adinda menatap punggung Ar yang mulai menjauh, lelaki yang tadi berdiri tepat didepannya terasa tidak asing dari pandangannya.
"Cepat ke Lobby dan atur barisan." Pintah Kevin
Ar memakai almamater kebanggannya, dia semakin terlihat gaga dengan penampilannya sekarang. Megaphone toa sudah ada ditangannya, lelaki ini berdiri bersama panitia lainnya tepat dihadapan mahasiswa baru.
"Selamat pagi semuanya." Ujar Ar dengan suara yang menggema lewat megaphone toa
"Pagii." Timpal maba kompak
"Kalau aku bilang hidup mahasiswa, kalian balas dengan hidup. Lengkap dengan kepalan tangan kanan ya? Yang semangat juga."
"Siap seniorens." Timpal maba kompak
Ar menatap panitia acara kemudian menggelengkan kepala dan tertawa.
"Hidup mahasiswa!" Pekik Ar
"Hiduuup." Timpal maba dengan semangat
"Junioreeensss." Pekik Ar lagi
"Siap seniorensssss." Timpal maba dengan semangat yang sama
"Mari kita tepuk tangan untuk fakultas kita yang tercinta."
Perintah Ar diindahkan oleh maba dan teman-temannya, sedangkan Adinda menatap Ar dengan tatapan penasaran.
"Saya harap adik-adik sekalian semangat dan sehat dalam mengikuti kegiatan kampus ini."
"Ketupat sie acara, saya serahkan mereka ke kalian." Ar memberikan megaphone toa itu kepada ketua panitia
Kejahilan dari senior-senior membuat rasa ngantuk, gundah dan semua rasa yang ada hilang. Ar sedang berbincang dengan dosen yang akan memberikan materi pada mahasiswa baru.
"5 menit lagi kita akan masuk dimateri pak, terima kasih banyak sudah meluangkan waktunya." Ujar Ar yang kemudian saling berjabat tangan dengan pak Rudi yang akan membawa materi
"Baru kali ini saya melihat ospek dengan cara seperti ini, ya meskipun masih ada sedikit kekerasan yang dikemas lewat candaan." Ucap pak Rudi
"Tapi saya bangga dengan kepemimpinan anda dan kerja sama kalian, mahasiswa baru banyak ketawa. Hangat rasanya."
"Ya pak, kehangatan ini tercipta karena kerja keras dan kerja sama mereka si panitia-panitia. Mereka yang banyak bekerja dan menuangkan pemikiran untuk kelancaran acara ini."
Pak Rudi hanya tersenyum menatap pemuda yang rendah hati ini.
"Saya permisi dulu pak." Ar sedikit menundukkan tubuhnya kemudian meninggalkan pak Rudi
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBANI DAN ADINDA
RomanceMengisahkan tentang persahabatan sepasang anak kecil yang bernama Arbani dan Adinda, keduanya memiliki latar keluarga yang berbeda. Arbani dibesarkan oleh kedua orang tua yang sangat mapan sedangkan Adinda tumbuh dan dibesarkan oleh seorang ibu yang...