"FEYRA!!" Feyra menghentikan langkahnya. Menoleh melihat siapa yg baru saja memanggilnya.
"Fey liat dah" Itu Arleta. Dia berlari dan menghampiri Feyra sembari menunjukan sebuah foto di hp nya.
Feyra terdiam. Hatinya sedikit sakit melihat dua orang berbeda gender sedang berpelukan mesra dengan background bandara. Sepertinya mereka baru bertemu setelah terpisah cukup lama. Terlihat raut wajah rindu yg mereka pancarkan di poto itu.
"Ya terus?" Tanya Feyra sesantai mungkin. Arleta berdecak mendengar tanggapan Feyra.
"Ga usah sok, gue tau lo pasti kit heart kan?" Tanya Arleta sembari mengikuti langkah Feyra menuju kelasnya.
"B sajah" Jawab Feyra dan mempercepat langkahnya saat merasa suara yang tidak asing memasuki relung telinganya.
"Fey woi" Arleta mengejar Feyra hingga dalam kelas.
"Kalian kenapa sih? masih pagi juga udah main kejar kejaran aja" Tanya Fani. Bingung melihat Feyra dan Arleta yg berlarian didalam kelas.
"Gapapa" Jawab Feyra yg langsung menduduki kursinya dan menelungkupkan kepalanya di atas meja.
"Kenapa?" Bisik Amel pada Arleta. Arleta hanya mengedikkan bahu, mencoba untuk tidak meperbesar rumor yg belum tentu benar.
.
.
.
Bel pulang sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu. Namun, Feyra tak terlihat ingin beranjak dari tempat duduknya sedikitpun. Waktu istirahat pun ia lewatkan Teman temanya sudah pulang sepuluh menit yg lalu. Menyisakkan Feyra seorang diri didalam kelasnya.
Bukan karena apa, tapi memang seperti ini lah Feyra. Lari. Selalu lari dari masalah, ia hanya takut bertemu dengan Sadewa. Ya dua orang yg tadi Arleta tunjukan adalah Sadewa dengan seorang perempuan yg tak Feyra kenal.
"Haah" Feyra berdiri dari kursinya. Melangkah pelan keluar kelas. Menoleh ke kanan dan kiri yg ternyata sudah benar benar sepi. Melanjutkan langkahnya menuju parkiran dan langsung memasuki mobilnya meninggalkan area sekolah.
Feyra sengaja mematikan hp nya. Ia benar benar ingin menghindari Sadewa sementara waktu. Ia butuh berfikir dengan tenang. Ia tak ingin mengambil keputusan yg salah....lagi.
"Kemana ya?" Feyra melihat kanan kiri jalanan. Ia tak mungkin pulang sekarang, karena ia yakin Sadewa pasti ada dirumahnya. Eum...sedikit kurang yakin sih sebenarnya.
"Jajan aja deh" Feyra memakirkan mobil nya di tepi jalan, dan melangkah menuju deretan penjual makanan yg membentang sepanjang 10 meter.
Mata Feyra bebinar melihat seafood spicy. Jangan lupakan Feyra pecinta pedas.
"Bu mau udang bakar nya satu ya" Pesan Feyra.
"Boleh neng, pedes ga?"
"Banget bu" Sang penjual segera menyiapkan nya setelah mendengar pesanan Feyra.
Feyra berjalan menuju tempat duduk yg tersedia disana, udang bakar spicy sudah berada ditangan nya dan saat nya mencoba.
Hampir saja udang itu masuk kemulut Feyra namun sudah ditepis kuat oleh seseorang, membuat udang tersebut terjatuh di tanah. Feyra menoleh menatap nyalang seseorang itu.
"Dewa?" Lirih Feyra. Sadewa terlihat marah. Segera Sadewa tarik tangan Feyra agar mengikutinya. Di paksa masuk kedalam mobil nya Sadewa, Feyra hanya menghela nafas menyiapkan mental nya agar tidak menangis.
"Kemana?" Tembak Sadewa.
"Kelas"
"Kenapa ngehindar? gue ada salah?" Seakan hafal dengan kelakuan Feyra yg selalu menghindarinya setiap ia melakukan kesalahan Sadewa langsung bertanya.
"Cewe di bandara" Feyra tak menatap Sadewa. Tatapan jatuh kedepan, menatap ruko yg sudah tutup.
Sadewa mengernyitkan dahi nya mencoba mencari ingatanya saat di bandara. Dapat. Di raihnya tangan Feyra dan ia genggam erat. Membuat Feyra mau tak mau menoleh menatap Sadewa.
"Di Intan, sepupu gue dia baru balik study di jepang. Sorry gue lupa buat ngabarin lo" Jelas Sadewa.
"Oh" Jawab Feyra usai mendengar penjelasan Sadewa. Sedikit lega rasanya.
"Udah makan belom?" Tanya Sadewa sembari menjalankan mobilnya.
"Mobil gue" Bukan ini jawaban yg Sadewa pertanyakan.
"Nanti gue suruh Sagara ambil, udah makan belom?" Sadewa kembali mengulang pertanyaanya, yg mendapatkan gelengan dari feyra sebagai jawabanya.
"Dari pagi?"
"iya"
"Astaga. Kebiasaan banget sih, nanti sakit gimana hah?!" Seru Sadewa.
"Ya di obatin lah" Jawab Feyra dengan santainya.
"Kita makan dulu, lagian ngapain make ngehindar sih? kan bisa langsung minta penjelasan" Ujar Sadewa sembari memakirkan mobilnya di restoran korea.
"Males" Membuka pintu mobil dan keluar lebih dulu adalah kebiasaan Feyra.
Masuk kedalam restoran mengambil duduk di dekat jendela adalah spot fav bagi Feyra.
"Pesan apa kak?" Tanya sang pelayan.
"Ramen super spicy" Pesan Feyra usai membaca menu makanan.
"Ga boleh!!" Sang pelayan tersentak saat ingin menuliskan pesananya karena mendengar seruan Sadewa.
"Apaan sih Wa" Sinis Feyra. Ia ga suka kalo apa apa terlalu di atur.
"Kamu belom makan dari pagi Fey" Feyra menghela nafas kasar, jika sudah aku-kamu itu tandanya Sadewa tak ingin di bantah.
"pesen paket 3 aja mba, minum nya susu pisang aja" Segera ditulis kan pesananya lalu meletakkan bill diatas meja sang pelayan bergegas meninggal meja.
"Fey?" Panggil Sadewa yg melihat Feyra terdiam dengan pandangan yg terfokus dengan handphone nya. Karena tak ada jawaban, direbutnya handphone Feyra dan di masukan nya kedalam kantong celana.
"Apa sih Wa?" Tanya Feyra dengan malas. Ia sedang malas berbicara dengan Sadewa karena ramen tadi.
"Marah?" Tanya Sadewa dengan tatapan mengejek. Feyra berdecak dan mengalihkan pandangan nya ke jendela.
"Maaf. Gue cuma ga mau lo sakit" Sadewa meraih tangan Feyra memainkanya di bawah meja, sembari menunduk seolah benar benar memohon agar permintaan maaf nya diterima.
Feyra mengusap rambut Sadewa dengan gemas membuat sang empu beralih menatap nya.
"Iya gapapa, gue paham kok" Ucap Feyra seraya tersenyum manis yg membuat Sadewa ikut tersenyum.
Ah...ia suka hubunganya selalu lancar dengan Feyra. Ia harap akan terus seperti ini.
(づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
S A D E W A
Teen FictionAku belum sempat memulainya Namun tuhan sudah memperlihatkan endingnya- Feyra Aulia Khamsahamnida⁄(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)⁄