17. piring terbang

610 78 23
                                    

Setelah dua hari tidak sadakan diri akhirnya mark tuan membuka mata, dan hal pertama yg dia lihat adalah seorang pemuda mungil yg saat ini sibuk memasukan bunga lili putih kedalam potnya, hadiah dari istrinya paman jackson saat menjeguk, sayang jika dibuang sehingga ia bertanya pada salah satu suster apa mereka memiliki pot bunga yg tidak terpakai, dan kebetulan sekali mereka memilikinya.

Sampai akhirnya jieyi merasakan pergerakan dari orang yg sebelumnya berbaring diatas ranjang

"Sudah sadar, akan aku panggilkan dokter, "

Jieyi mendekati ranjang menekan tombol yg berada di samping ranjang bagia atas untuk memanggil perawat, lantas membantu mark yg hendak duduk tapi lantaran ia yg tidak sadar selama 2 hari sehingga tubuhnya sudah pasti lemas dan kaku , jieyi tentu saja membantunya .

"Terima kasih "

Jieyi mengangguk, jujur saja jieyi merasa canggung berhadapan berdua bersama ayah kandungnya untuk akrabpun rasanya sulit terlebih keduanya yg belum berbicara secara langsung mengenai status keduanya. 

Sampai akhirnya seorang dokter dan dua perawat memasuki ruangan mereka memeriksa keadaan mark dan melontarkan pertanyaan mengenai perasaannya saat ini, setelah nyaris setengah jam mereka kembali undur diri , jieyi yg sebelumnya mundur agak jauh dari ranjang kembali mendekat .

"bisakah aku minta tolong padamu "

"Hmm"

Beserta anggukan canggung yg jieyi berikan, kedua oniknya terlihat polos, menatap kearah mark dengan pandangan canggung jg gugup mark bisa melihat itu tapi pun ia tidak merasa terganggu .

"Bisa bantu aku ke kamar mandi "

"Ya "

Dan jieyi membantu menurunkan pembatas samping ranjang lantas bantu menyangga tubuh mark yg masih sedikit lemas tapi lebih baik, mark tak ingin jieyi kerepotan apa lagi sampai keberatan memapahnya sehingga ia berusaha berdiri tegak tapi dengan sang anak yg memeluk erat lengan kanannya .

"Apa kamu yg menjagaku selama ini ?"

"Jieyi, nama ku jieyi tuan "

Tentu diakhir ia mengucapkannya dengan pelan hanya saja mark masih bisa mendengarnya ,  dan ia tak tahan untuk tak tersenyum bahkan tangan yg kosong mengacak lembut surai hitam sang anak. 

"Ok, salam kenal jieyi tuan aku mark tuan"

"Aku tidak bermaksud untuk berkenalan, karena aku sudah tahu , aku hanya ingin memberi tahu namaku saja "

Mark tersenyum tipis, ia jg tahu itu hanya saja entah mark merasa ingin menggodanya, terlebih nada kesal saat jieyi membalas ucapannya terdengar lucu dan lumayan sedikit mencairkan suasana , sampai akhirnya ia masuk kedalam kamar mandi dan membiarkan jieyi menunggunya di luar .

"Jangan di kunci pintunya,"

"Aku tidak akan jatuh "

"Jaga jaga "

dan mark tak bisa untuk tak terus tersenyum anak ini benar benar mirip jinyoung terlalu cerewet 

"Jieyi tuan apakah kamu punya sikat gigi "

Suara mark terdengar dari dalam jieyi mendengus saat mendengar namanya di sebut dengan lengkap, seolah menggoda, apa ayahnya memang asli begini , perasan yg ia tahu mark tuan adalah orang yg jarang bicara, dingin dan angkuh .

"Milik appa "

Dengan menyodorkan sikat gigi beserta pasta gigi yg memang telah di buka bungkusnya tapi masih terlihat baru

We Will TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang