Ternyata masih ada yg nunggu ff ini.
Terima kasih yg nyempatin inbok, aku terlalu sibuk tidur, semenjak puasa tidur sudah menjadi hobby. Sehingga menulispun enggan .__________
Pukul 10 malam jinyoung masih terjaga, rasanya sulit untuk tertidur entah karena efek ia yg terlalu banyak istirahat saat siang atau karena fikiran yg memenuhi kepala saat ini.
Berkali kali jinyoung menghela nafas panjang tapi tak kunjung menemukan solusi perihal permintaan yg mark utarakan kemarin.
Mengucapkan kembali bersama memang mudah tapi untuk dijalankan entah kenapa jinyoung merasa ragu pada diri sendiri.
Lantas apa yg harus ia lakukan ? Jinyoung sendiri tidak tahu, bahkan ia tak langsung menjawab permintaan mark, dia meminta waktu untuk berfikir dan beruntung mark mengizinkan dan tak memaksanya .
Jika ditanya bagaimana perasaanya sekarang ? Apa cinta itu masih ada ? Jinyoung akan kembali menggedikan bahu karena ia memang tak tahu jg tidak jelas dengan perasaan yg ia miliki saat ini, satu sisi jika harus jujur ia senang bisa bertemu kembali dengan ayahnya anak anak, tapi disisi lain perasaan kecewa pun masih ada sehingga ia sendiri bingung.
Tapi jinyoung tak ingin lagi egois seperti dulu, ada anak anak yg menginginkan mereka kumpul kembali .
Apa ia harus mengorbankan perasaannya sendiri, berpura pura bahagia hanya untuk didepan kedua anaknya .
Dilema
Itu yg jinyoung rasakan.
"Appa belum tidur ?"
asen mendekat ditangan sebelah kanan menenteng paperbag dan ia letakan diatas nakas samping ranjang
"Kenapa tidak iatirahat dirumah , jangan bilang adikmu tidur di kamar ayahmu ?"
Jinyoung segera menghadap sang anak yg mulai menarik kursi disamping ranjang dan ia duduk diatasnya.
"Tidak, jieyi pulang bersama taejung dan baehyun "
Dan asen menyerahkan cup dengan asap yg mengepul
"Susu jahe, jieyi bilang appa suka minum ini "
Jinyoung menerimanya dan bergumam 'gomawo" keduanya mendadak diam seolah menikmati minuman yg berada ditangan mereka masing masing , sebenarnya banyak yg ingin asen katakan hanya saja ia menunggu sang ibu untuk siap mendengar pertanyaan jg pengakuannya . Tidak ingin lebih menambah beban fikiran jinyoung karena asen jg tahu jika ayah dan ibunya telah berbicara sehingga alasan kenapa ibunya masih terjaga saat ini karena masalah dengan ayahnya .
"Yieunjie ___"
"Hmm, "
"Aku ingin bertanya ?"
"Apa appa ingin bertanya kenapa papa tidak menikah lagi "
Jinyoung segera menggeleng bahkan terlampau cepat tidak ingin lagi mendengar omong kosong yieunjie yg mengatakan 'milik ayahnya tidak berdiri'
"Tidak, dan jangan coba coba mengatakan alasan aku tidak mau mendengar "
Asen terkekeh pelan, ibunya trauma mendengar jawaban konyol yg ia lontarkan padahal waktu itu ia bercanda untuk merubah suasana walau memang tidak sepenuhnya bercanda,
"Syukurlah kamu jadi anak yg periang " tangan jinyoung yg kosong menangkup wajah sebelah sang anak bahkan mengelus pipi dengan ibu jari, asen sendiri hanya diam tapi jg menikmati
"Aku takut kamu akan tumbuh menjadi anak yg nakal dan pemberontak ""Waktu kecil aku nakal, "
"Semua anak kecil nakal adikmu jg waktu kecil nakal dan itu wajar "
Asen tersenyum tipis ,meraih minuman milik sang ibu dan meletakannya diatas nakas karena ia sadar keadaan sang ibu yg mulai tidak baik baik saja terlihat kedua mata yg memerah jg ekapresi kesakitan dan penyesalan yg tergambar jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Will Together
FanfictionAku hanya ingin keluarga ku kumpul seperti apa yg seharusnya, perpisahan yg kami alami bukan salah ayah ku atau siapapun, kami hanya harus meluruskannya . *markjin *family *boyxboy *mpreg